1-Pertemuan

44 5 0
                                    


Pesantren_

Hari ini Arisya sudah kembali ke Pesantren dengan raut yang sedih.

Bagaimana tidak saat ia akan kembali ternyata..

'flasback on'

"Ica nggak mau balik kepesantrenan dulu!Ica mau nemenin Om Juna bunda! hiks.."Ica menangis karena Pamannya itu sekarang sedang dirumah sakit. Sakitnya kambuh lagi.dan selama ini pamannya menahan rasa sakit nya sejak lama.bayangkan bagaimana sakitnya menahannya sendiri tanpa memberi tahu seseorang pun.

"Ca"panggil Juna. Pamannya.

"Ica gak mau berangkat sebelum om sembuh! hiks.."Ica menangis sesenggukan karna pamannya_ayah keduanya sedang dilanda sakit.

"Ca, berangkat sekarang..om gak papa,paling cuman kambuh biasa" Ucap Juna sembari lirih menahan asma nya yang kambuh dan sakit ginjal yang dia derita ini namun ia tahan agar semua orang tidak cemas.

"Enggak Om!Ica gak mau. Ica mau nemenin Om!!" Risya bersikukuh agar tetap disamping Juna.

"Om enggak pa-pa Ca. kalo..kamu gak berangkat sekarang Om kan jadi sedih" lirih Juna menahan sakit nya yang semakin menjalar dengan senyuman untuk menutupi nya.
"Om mohon..Ica kembali sekarang ya,Om akan baik baik aja. Nanti kalo Om udah sembuh..Ica nanti bisa kesini lagi terus bermain sama Alin" bujuk Juna.

"Hiks..hiks..kenapa..Om nggak bilang kalo penyakit Om selama ini kambuh.." ucap Risya dengan derai mata.

Juna hanya tersenyum melihat Risya dan keluarganya yang menangisinya.Juna tidak suka semua orang sedih karena dirinya.sebisa mungkin ia akan membuat orang disekitarnya bahagia tanpa rasa sedih.Cukup dirinya saja yang menahan ini semua.

"Balik ya Ca..Om gak pa-pa.."

"hiks..yaudah Ica balik..tapi Om hiks..harus janji kalo Om akan sembuh!" pinta Risya saat tangisnya mulai reda.

"Iya Ca" Senyuman itu menghiasi Wajah Juna melepas kepergian Risya. Biarlah ia menahan rasa sakit ini agar tidak ada yang merasa sedih lagi.

'flasback off'

Risya sekarang hanya termangu menatap depan halaman melihat pemandangan pesantren nya itu.ia sangat lah sedih akan pamannya sekarang.seharusnya ia menemani pamanya.tapi apalah daya pamannya yang meminta.

🍃🍃🍃

Seorang gadis manis bergigi gingsul itu berlari dengan menyeret koper yang ia bawa.Ia menuju Sahabatnya itu yang sekarang sedang diam termangu sendiri.

"Risya!"ia berteriak memanggil sahabatnya itu. Adinda Hanum Safitri.
Dia adalah sahabat Arisya sedari pertemuannya diawal masuk pesantren.ia adalah gadis yang sangat ceria dan aktif. Sehingga kehadiran Dinda itu membawa warna tersendiri bagi Risya disaat ia sedang bersedih.

Risya yang sedang malamun itu kaget saat ia mendengar seseorang telah meneriakkan namanya. Huh.. sahabatnya itu memang sungguh tak dapat di duga!untung sekarang pesantren dalam keadaan sepi lantaran ia dan Dinda sudah janjian bahwa akan kembali ke pesantren sehari sebelum jadwalnya. Sengaja memang agar ia bisa sedikit tenang lantaran pesantrennya ini sungguh terlalu berisik jikalau belum ada kegiatan yang aktif.

Dear Imamku ❤ •Hiatus•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang