3- Ustadz Asyif

51 6 2
                                    


" Sya Bangkunya cuman sisa yang di depan sama yang di belakang aja nih kita pilih mana?" Tanya Dinda bingung.Memang tempat duduk nya hanya tinggal 2 tempat saja yang tersisa dan yang lainnya di isi oleh Mbak² kelas yang lebih tua diantara mereka berdua. karena tadi mereka agak telat sedikit dikarenakan Arisya di panggil Ummi' Khadijah karena ada urusan sesuatu.

"Depan Din biar lebih jelas" jawab Risya.

"Yaudah yuk"

10 menit berlalu_

Seluruh kelas 3 madin Menunggu sangat lama. Karna bila kelasnya Abah maka bukan telat lagi! Malah lebih awal 5 menit dan yang telat akan disuruh hafalan nadhom sesuai keinginan Abah.

Kelas menjadi sangat ramai. Ada yang bergosip ada pula yang bercanda dan lain lain. Arisya dan Dinda hanya mengobrol ringan saja sembari menunggu Abah.

Tiba-tiba.. ada yang berlarian masuk kelas karena tadi mereka keluar mencari angin. Mereka masuk dengan tergesa gesa seraya berkata lantang "Abah rawuh!!"

Semua yang mendengarnya pun langsung kembali ketempatnya masing masing dan sekarang kondisi kelas sangatlah sepi dan rapi. Persis seperti biasanya jika ada kelas Abah semua tak kan berani ada yang tidur, bercanda atau apa pun,mereka akan mendengarkan dengan serius dan memahami nya juga karna saat kelas Abah, tidak ada yang namanya Pengulangan!

Kelas semakin sepi dan tertib lalu, "Assalamualaikum" Abah masuk kelas dan langsung mendapatkan jawaban serentak tapi tak lantang,hanya lirih dari seluruh murid kelas 3. Namun sedetik kemudian Semua Mata kelas 3 Madin tak ada yang berani berkedip ataupun menoleh 'kecuali Risya' dia masih menunduk karena ia tau ada orang yang masuk selain Abah tadi karna setelah Abah masuk dia melihat bayangan seseorang yang berdiri di depan sebentar.

Orang tersebut masuk kedalam kelas dengan menenteng sebuah kitab yang semua anak tau. Jadwal kitab pelajaran hari ini.!! Dan sosok tersebut juga membawa Sorban berwarna biru tua yang di sampirkan di bahu kanan nya. Semua anak lantas tersenyum sendiri dan ada yang masih termangu akan pesona orang yang disamping Abah itu.

"Silahkan Ustadz" Abah mempersilahkan pria itu yang di panggil Ustadz untuk duduk dibangku pengajar yang selama ini ditempati Abah dan guru lainnya. Setelah itu Abah langsung keluar dan mengucapkan salam yang serentak di balas anak anak.

Setelah kepergian Abah kelas kembali Ramai sekali ada yang ingin menjerit namun tertahan ada yang masih masuk kedalam pesona pria itu dan berceloteh ria. Arisya? Tidak usah ditanyakan lagi bukan bagaimana ia sekarang.

Pria itu menatap semua Anak yang ada di dalam kelas ini dengan seksama namun tatapannya berhenti pada bangku depan bagian kanannya. Bukan menatap bangku namun lebih tepatnya menatap Seorang Gadis yang sedari tadi ia masuk sampai sekarang masih menunduk memainkan jari nya, namun tak lama setelah itu gadis tersebut mengangkat kepalanya dan menatapnya.

1 detik..

2 detik..

3 detik..

4 detik..

5 detik lamanya..

Semua anak memperhatikan apa yang sedari tadi di lihat oleh pria itu.

Dan..Yap!! semua pandangan menuju kearah Arisya yang juga menatap pria itu. ada yang tersenyum akan tingkah kedua nya yang saling menatap dan ada yang mencemooh Risya karna Iri.

Dinda yang ada di samping Risya pun hanya menatap Risya heran.. kebetulan sekali sahabatnya ini bisa bertatap lama dengan orang baru yang jelas jelas lawan jenis. Sebuah senyuman terbit di Wajah Cantik Jelita nan kulit putih bersih bersinar Arisya! Iya.. Arisya tersenyum kepada pria tersebut dan hal itu membuat Dinda terkejut dan makin terheran heran. Karena hal itu pasti sangatlah mustahil dilakukan Risya mengingat hanya pada orang yang dekat dan dikenal saja lah Risya akan menunjukkan senyumannya itu ditambah mata indahnya yang semakin memancar jika Risya tersenyum. Dan semua itu di tujukan pada pria itu_ pria tampan yang ditunjukkan Dinda tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 08, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Dear Imamku ❤ •Hiatus•Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang