"Renjun lu jadi kan ajarin gue ngelukis." Ucap jaemin.
" jadi dong. Ayok keburu sore." Jawab renjun.
"Gimana klau kita ke bukit ren. Disana pasti suasananya menenangkan." jaemin.
"Boleh." Dan merekapun pergi ke tempat tujuan.
" lu mau ngelukis apaan jaem." Tanya renjun.
"Pemandangan." Jawab jaemin.
"Gini caranya. Bla bla bla." Renjun menjelaskan.
"Kamu harus nentuin warnanya dulu na, biar serasi dan cocok." Lanjut renjun.
"Yap udah jadi ren, makasih yah." Ucap jaemin kemudian memeluk renjun.
"Iya na, lu berbakat buat ngelukis jg kok. Gk terlalu buruk." Ucap renjun.
"Ren, lukisin gue dong." pinta jaemin.
"Gue duduk disini yah." Lanjut jaemin.
"Eh, iya deh gue coba." Jawab renjun.
Renjunpun mulai menggambar dan entah megapa gambaran itu bukanlah wajah jaemin, melainkan wajah jeno.
"Astaga!!" Ucap renjun setelah sadar siapa yg telah ia gambar.
"kenapa ren?" Tanya jaemin.
"Gpp na, gambarannya aneh. Hehe, gue belum se profesional itu buat gambar wajah orang. Tp akan gue coba." jawab renjun dan mulai menggambar lagi dr awal.
"Selesai." Ucap renjun antusias.
"Wah, ini mirip banget kayak gue ren. Lu emang calon seniman yg baik." Ucap jaemin.
"Makasih buat pujiannya." Ucap renjun dan mulai membereskan peralatan melukisnya.
Jaemin pun tak sengaja membalik lembaran kertas gambar itu, dimana terdapat satu lukisan wajah jeno.
"Jadi tadi yg lu gambar itu jeno ren, sebelum lu nolak gue, gue gk akan nyerah ren." Batin jaemin dan raut wajahnya pun berubah sendu.
"Ayo kita pulang na, sepertinya mendung." Ajak renjun yg tak dihiraukan oleh jaemin.
"Na, Na jaemin!!" Teriak renjun.
"Eh iya, kenapa ren?" Tanyanya.
"Lu ngelamunin apaan sih?" Renjun.
"Gak kok" jawab jaemin lalu mencubit hidung renjun.
"Sakit na." Kesal renjun.
"Hehehe, yaudah ayo balik." Ucap jaemin dan menarik tangan renjun.
.
.
"Makasih na." Ucap renjun.
"Harusnya gue yg makasih sama lu ren." Jawab jaemin.
"Yaudah sama sama." Renjun.
"Gue gk disuruh mampir dulu nih." Ucap jaemin.
"Gak usah. Udah sore. Lu jg harus belajar, inget besok kita mulai ujian." Jawab renjun.
"Iya iya, yaudah gue pamit. Lu juga jangn lupa belajar." Ucap jaemin.
"Kan gue udah pinter." Canda renjun.
" sombong." Jaemin.
"Biarin. Kadang kita jg perlu sombong." Jawab renjun cengengesan.
"Klau nilai gue lbih bagus dr lu, lu harus cium gue." Tantang jaemin.
"Hah!" Renjun.
"Gue anggap itu jawaban iya." Jaemin.
"Dih!! Yaudah deh iya, klau nilai lu lbih bagus dr gue, gu bakal cium lu." Kesal renjun.
hal itu hanya membuat jaemin terkikik.