CHAPTER 6

76 7 3
                                    

"Orang-orang pulang untuk melepaskan lelah. Aku tak ingin pulang karena aku tau dua lengan yang dulunya memelukku erat sekarang telah pergi meninggalkan ku."
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

"Assalamu'alaikum,"

"Waalaikumussalam non."

"Sini biar bibi bawa tasnya."

"Gak papa bik,aku bisa kok. Aku ke atas ya bik." Ucapnya dan dibalas anggukan oleh wanita paruh baya itu.

Leyna berjalan menuju tangga untuk menuju ke kamarnya,namun saat dia sudah berada di antara tangga tangga menuju kamarnya ada badan yang menghentikan langkahnya.

Saat Leyna mengalah dan bergeser ke kanan,dia mengikuti. Saat Leyna hendak ke kiri,ia mengikuti kembali.

"Lo menghindar dari gue?"

Leyna memilih diam,dia sangat malas untuk berbincang dengan Naomi.

"HEH! Kalo di tanya itu jawab!" Ucapnya penuh tekanan.

"Enggak mi,"

"Inggik mi inggik, kakak tiri gue ya v paling gue benci gue ada sesuatu buat lo,"

Leyna mengangkat mukanya memandang ke arah Naomi.

"A...apa?"

"Lo takut sama gue? Gue gak jahat kok kalo lo ikutin perintah gue dari dulu."

Leyna hanya diam,dia saat ini hanya ingin untuk rebahan. Badannya sangat lemah untuk terus menghadapi tingkah Naomi.

"Lihat deh, gue dapat apa?" Ucap nya sambil mengarahkan sebuah kotak persegi ke arah muka Leyna.

"Lo tau gak ini apa? Lo mana tau,lo kan gak pernah lihat apalagi pegang ini." Ledek Naomi.

"Iya," singkat Leyna.

"Tenang ya Leyna Jolicia Aditama, gue baik kok. Gue bisa dengan senang hati  memperlihatkan barang mahal ini buat lo."

"Eng...enggak perlu mi, aku gak ingin tau,"

"Ssttt... Lo gak boleh bantah gue!"

"Diam dan perhatikan!"

Leyna memilih diam dan mengikuti kemauan Naomi.

"Cantik gak? Mulus gak? Ini HP mahal biar lo tau, kalo dibandingin sama hp lo jauh banget,"

"Ini pemberian papa buat aku, papa baik kan sama gue, lo mana mungkin di beliin papa."

"Sekarang aku udah bisa pergi?"

"Enggak dong!! Lo harus pegang dulu, biar tangan miskin dan dekil lo itu pernah megang HP mahal kaya gini," ucap Naomi sembari memberikan benda pipih kepada Leyna.

"Enggak mi,gak usah,"

"Pegang Leyna! Cepat pegang!"

"Eng...enggak nom." Tolak Leyna.

Sedangkan Naomi selalu memaksa menyodorkan benda pipih itu ke tangan Leyna.

"PEGANG! GUE BILANG PEGANG!"

"ENGGAK!"

"Oh... Lo melawan sama gue? Ha?! Udah berani ngelawan gue?? Ha?! JAWAB!"

"Ma...maaf mi,aku cuman gak mau,"

"GUE BILANG PEGANG YA PEGANG! CEPAT!!!"

"Enggak... Mi,plis aku gak mau,"

"Tapi gue mau,dan apa yang gue mau harus dikabulkan!"

LeynaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang