bab 1

84.7K 5.3K 60
                                    

Tinggalkan jejak jika kalian suka dengan cerita ini

Happy reading

###

"Curang," seru gadis remaja itu sembari mencoba menarik kerah kemeja si lawan bicara. Bibir gadis itu menberengut dan tampak kesal.

"Hei, Ray. Jadi cewek kok gak ada manis-manisnya." Bukannya menenangkan, sang cowok malah memperkeruh keadaan. Meledek temannya itu merupakan salah satu hobinya.

Araya dengan cepat mendaratkan sebuah cubitan di pinggang Gevan. Tapi Gevan berhasil menghindar dari ancaman tangan berbisa Araya yang sangat tak kenal ampun itu. Bahkan cowok tampan yang memiliki lesung pipi itu tertawa mengejek. Puas sekali mengerjai Araya. Lihatlah sekarang wajah Araya tampak memerah seperti tomat.

Araya terdiam ketika mendengar ucapan Gevan. Bisa dikatakan jika penampilan Araya sama sekali tak terlihat anggun, jangankan terlihat anggun cara jalan Araya saja sudah kayak preman. Bergaul dengan para cowok membuat sisi feminim Araya mulai terkikis perlahan.

"Sumpah gue cemas sama masa depan lo," ucap Gevan dengan nada di buat sok serius.

Araya memiringkan kepalanya dan menatap Gevan dengan sorot mata yang sulit untuk diartikan.

"Masa depan gue akan cemerlang, Lo gak usah cemas." Araya berusaha menyemangati dirinya sendiri sedangkan dia tak tahu masa depan seperti apa yang akan ia jalani nantinya.

Gevan menatap Araya sejenak lalu ia tertawa kencang. Sumpah sepertinya Araya tengah kesambet sesuatu sehingga bisa mengatakan kalimat ajaib itu.

Gevan tertawa terbahak-bahak, membahas hal berat tak cocok bagi mereka. "Gue merasa gak yakin,"seru Gevan sambil memegang perutnya dengan kedua tangannya.

Araya mengambil bantal sofa dan melemparkannya ke arah Gevan yang masih saja tertawa tanpa henti. Teman laknat.

"Gue cantik dan gue yakin masa depan gue cemerlang," sahut Araya dengan penuh keyakinan.

Gevan memegangi perutnya yang terasa kram karena kebanyakan tertawa. "Cantik itu kayak Manda," ujar Gevan. "Penampilan Lo sama Manda aja beda jauh, gue yakin cowok normal manapun pasti akan memilih Manda sebagai pacar ketimbang lo yang kayak cowok - eits jangan lempar gue lagi," seru Gevan ketika melihat Araya yang tengah mengambil ancang-ancang untuk melemparkan bantal sofa untuk kedua kalinya.

Araya tersenyum kecil. Kenapa orang-orang hanya melihat penampilan seseorang untuk standar kecantikan. Manda memang sangat cantik, apa yang diinginkan setiap cewek ada pada Manda. Kulit putih, hidung mancung, bibir mungil, tubuh bak model dan juga rambut lurus seperti iklan shampo. Araya tak habis pikir standar para cowok terlalu tinggi.

"Kalau gue jadi cantik, siap-siap aja lo jadi budak gue selama seminggu," ancam Araya.

Merasa tertantang, Gevan dengan semangat menganggukkan kepalanya. "Seminggu waktu yang gue kasi ke lo, kalau masih kayak preman penampilan lo, siap-siap jadi budak gue selama seminggu."

Araya mengulurkan tangan kanannya dan Gevan menyambutnya.

"Deal," ucap mereka berdua bersamaan.

***

Araya baru saja selesai mandi setelah melewati serangkaian acara akad dan resepsi yang membuat dia kelelahan. Padahal kerjanya hanya duduk lalu berdiri jika ada tamu yang akan bersalaman.

Araya mengeringkan rambutnya yang sepunggung itu dengan menggunakan hair dryer. Beberapa kali kedua netra matanya melihat ke arah daun pintu. Rion jelas tak akan datang ke kamar pengantin itu.

Worst Love (TERBIT)  Versi Wattpad Pindah Ke Innovel Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang