part(2)❤️

43 17 24
                                    

Assalamualaikum

Aku update untuk part yang kedua,dihari yang sama😅

Happy Reading❤️

Bel pulang sekolah sudah berbunyi dari 30 menit yang lalu, namun Ara masih setia menunggu Montir datang untuk  menjemput motornya yang mogok.

"Ck, ini Montirnya ngesot atau apasih. Masak udh 30 menit nggak nyampek-nyampek juga, apa dia gatau, kalau Cacing Ara udah demo gini," gerutu Ara sambil melemparkan batu-batu kecil yang ada di sampingnya.

"Bremm... bremm"

Ara langsung melihat dari mana arah suara motor-motor itu, dari jauh Ara dapat melihat 3 motor besar persis seperti milik Abangnya, sedang berjalan ke arah dirinya.

"Ya Allah, lindungin Ara," Ara terus berdoa pada sang khalik untuk meminta pertolongannya.

Tiga sepeda motor itu berhenti tepat di depan Ara, Ara dapat menebak bahwa tiga pengendara ini adalah anak muda yang umurnya tak jauh dari dirinya.

Dari balik kaca helmnya, Ara dapat melihat tatapan lapar yang diberikan tiga pengendara motor ini untuk dirinya.

"Motornya mogok ya cantik, ayo naik!biar abang anterin ke rumahnya," ucap salah satu pemuda yang memakai helm biru tua.

"E-enggak, aku mau nunggu montir datang aja," jawab Ara setenang mungkin.

"Montirnya masih lama, ntar si nengnya kepanasan lho," sahut pemuda yang memakai helm berwarma hitam.

"Nggak, aku gamau! kalian pergi aja," tolak Ara.

Ara dapat melihat tatapan ketiga pemuda ini berubah tajam, Ara berusaha untuk tetap tenang dan tidak gegabah.

Tiba-tiba mereka turun, dan mulai mengepung Ara. Ara hanya bisa berteriak kencang, dan berdoa agar ada yang menolongnya sekarang juga, dia benar-benar takut.

"Teriak aja sepuas lo, karna nggak bakalan ada yang dengar. Lo menggoda banget sih, meskipun lo pakai hijab yang nutupin dada lo, gue bisa tetap nebak, kalau tubuh lo itu nikmat " ucap pemuda yang memakai helm merah tua.

Ara yang mendengar omongan sampah dari pemuda helm merah tua itu, hanya bisa menggeleng lemah, dan berteriak sekencang mungkin.

Air mata Ara lolos begitu saja, saat salah satu dari mereka mencekal tangannya. Tenaga Ara untuk memberontak tidak ada apa-apanya bagi pemuda yang memakai helm merah itu.

Putaran masa lalu yang kelam terus berputar di pikiran Ara, membuat Ara semakin lemah, dan pandangannya menjadi gelap.

"Mantap, Bro! kita nggak perlu repot-repot buat paksa dia. " kata seorang pemuda yang memakai helm biru tua.

"Bugh!"

Satu tendangan berhasil mendarat di punggung salah satu dari mereka.

"Sialan lo," ucap pemuda yang tubuhnya sudah berada di tanah.

Pemuda yang sedang membopong tubuh Ara, akhirnya meletakan Ara, dan mulai menghajar lelaki yang sudah menendang temannya itu.

Dan akhirnya terjadilah perkelahian di antara mereka. Namun, banyaknya jumlah mereka, tak membuat mereka menang dari pemuda yang telah menendang temannya itu.

mereka segera berlari dan meninggalkan Ara, dan pemuda berwajah datar yang sudah menghajar mereka habis-habisan.

Pemuda itu langsung menggendong tubuh mungil Ara, ala bridal style. Dan memasukkan Ara ke dalam mobilnya, menuju apartemennya.

TWILIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang