part(4)❤️

19 7 11
                                    

Assalamualaikum

Happy Reading❤️

Seminggu lagi adalah hari ulang tahun SMA Pelita. Setiap tahunnya, SMA Pelita akan mengadakan Pentas Seni, yang akan diikuti oleh seluruh kelas.

Setiap kelas wajib menyumbangkan tiga penampilan. Begitupun dengan kelas Ara, yang sudah sibuk menyusun  rencana penampilan apa yang akan mereka persembahkan nanti.

"Woy! jadi gimana ni? Siapa yang mau nyumbangin keburukannya di acara nanti." Celetuk Rendi pada teman-teman sekelasnya.

"Lo ajalah Ren, lo keluarin jurusan gombalan receh yang sering lo kasi ke Emak-emak komplek lo itu." jawab Pinka selaku Sekretaris kelas Ipa I.

"Kagak bisa begitu dong Pinka sayang, kan gombalan Aa Rendi cuman buat Pinka seorang." Ucap rendi dengan nada yang terdengar menjijikan di telingan Pinka.

"Ee, busyet! Emaklo banyak makan cirit ayam kali ya, makanya mulut lo lemes gitu, jiji gue dengernya." sinis Pinka sambil menoyor kepala Rendi.

Rendi hanya bisa mendengus kesal mendengar ucapan Pinka. Bagaimana Pinka bisa mengetahui, kalau Emaknya dulu memang suka memakan cirit ayam waktu mengandung dirinya.

Perdebatan antara Pinka dan Rendi sudah menjadi hal biasa bagi kelas Ipa I. Bagaiman tidak, Pinka dan Rendi tidak pernah akur dari mereka masih duduk di bangku kelas X. Rendi yang suka mengganggu Pinka dengan gombalan recehnya, dan Pinka cewek yang terkenal dengan kejutekannya.

Hari ini memang waktu free di setiap kelas, karna guru-guru sedang rapat untuk membahas acara yang akan dilakukan seminggu lagi.

"Assalamualaikum"

suara berat milik Pak Handoko, menghentikan suara tawa kelas Ipa I yang sedang menggelegar. Karna kelakuan Pinka yang sedang menjambak rambut Rendi, kasar.

"Astaghfirullahaladzim, Pinka! Rendi! Urusan rumah tangga kalian jangan di bawa ke sekolah!" Bentak Pak Handoko sambil berkacak pinggang.

Ucapan Pak Handoko membuat seluruh isi kelas menganga tak percaya. Sebab bagaimana bisa Pak Handoko, guru yang terkenal killer dengan tongkat saktinya, bisa bercanda seperti itu.

"Kalian kenapa? kok tiba-tiba pada diam gitu?" tanya Pak Handoko pada seluruh isi kelas yang masih melongo tak percaya.

"Eh, nggak kok Pak. Bapak ganteng sekali hari ini, Risa sampai terpesona dengan Bapak. Iyakan sa?" tanya Ara sambil menoel bahu Risa.

"Benar itu Risa?" tanya Pak Handoko dengan tatapan datarnya.

"Eh, nggak kok Pak. Saya cuman terkejut sekaligus senang dengan kedatangan Bapak, soalnya saya paling tidak suka dengan jam kosong seperti ini." jawab Risa sambil tersenyum sok manis.

Seluruh isi kelas langsung menatap Risa, dengan tatapan yang ingin memuntahkan seluruh isi perut mereka.

Sementara Ara, hanya bisa memutar bola matanya malas. Bagaimana bisa Risa mengatakan hal konyol itu, Risa adalah orang yang sering menyumpah serapahi Pak Handoko. Tapi sekarang, dia mengatakan kalau dia menyukai pelajaran Pak Handoko, benar-benar topeng, pikir Ara.

"Yasudah-yasudah, gara-gara kalian Bapak jadi lupa tujuan Bapak ke sini." Ucap Pak Handoko sambil berjalan ke  kursinya.

Pak Handoko adalah salah satu guru killer di SMA Pelita.
Pak Handoko juga Wali Murid dari kelas XIII Ipa I. yang kenyatan itu membuat siswa kelas Ipa I menjadi gila.

Bagaimana tidak, jika pelajaran Pak Handoko berlangsung, hidup mereka seperti di Neraka. Tidak ada tatapan ramah yang diberikan Pak Handoko, dan di saat dia melihat ada siswa yang tidak mendengarkan penjelasannya, dia tidak akan segan-segan untuk menyuruh siswa itu mengukur lapangan sekolah yang begitu luas.

TWILIGHTTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang