Bagian 5

46 11 20
                                    

When somebody loved me

Everything was beautiful

Every hour spent together

Lives within my heart

And when she was sad

I was there to dry her tears

And when she was happy so was i

When she loved me

Through the summer and the fall

We had each other, that was all

Just she and i together

Like it was meant to be

When she loved me

Jari lentik Naya berhenti untuk memetik senar gitar yang menemani malamnya saat ini. Ia menengadah ke atas, melihat langit yang penuh dengan banyak bintang-bintang.

"Al" ujar Naya dengan lirih membuatnya meneteskan air bening yang mulai membasahi pipi chubby miliknya.

Akhir-akhir ini Naya selalu merasa kalau Al itu nggak bakalan bisa jadi milik nya sepenuhnya, dan ia juga merasa kalau Al itu bakalan pergi jauh, jauh banget sampai-sampai Naya nggak bisa ngikutin dimana pun nantinya Al itu akan berada, dan itu membuatnya takut, karena harus kehilangan Al yang sangat berarti bagi hidupnya.

"Perasaan akhir-akhir ini aku galau mulu deh, sampai-sampai halu kalau Al bakalan pergi jauh dan ninggalin aku"

"Astaghfirullah Nayaa, nggak baek mikir aneh-aneh gitu, jelas-jelas Al bakalan stay di sini, bahagia bareng sama Naya, heheheheh" ucapnya sambil menertawakan dirinya yang terlalu berharap kalau Al bakalan bahagia bersamanya.

"NAYAAA, GHIO NYARIIN KAMU NIH"

"Eh ayam petak di bakar, kaget aku" kaget Naya dari lamunannya ketika mendengar teriakan mama nya yang super dahsyat melebihi dirinya.

"IYAAA MAA" balas Naya dan langsung menuju ke ruang tamu untuk menemui Ghio.

--

Naya menuruni anak tangga nya satu persatu dan ia melihat Ghio sedang memakan cemilan kesukaan miliknya.

"EH CEMILAN AKUUUU KOK DI MAKANNN" teriak Naya tidak terima yang membuat Ghio nyengir lebar tanpa ada dosa.

Naya berlari menuruni tangga untuk menuju ke arah Ghio, "nggak mau tau gantiiiiiii" ucap nya lagi ketika sudah berada di dekat Ghio.

"Nanti gue beliin sepuluh buat lo"

"Idiihh gayaaan"

"Ngapain kamu kesini? sok-sok an jadi tamu, biasa nya nyelonong aja masuk ke kamar aku" lanjut Naya dengan sinis.

"Serah gue dong, diri diri gue bukan diri lo, lagian gue kan udah lama nggak main ke sini, jadi kalau awal-awalan gini harus sopan dulu, besok baru lebih sopan" balas Ghio sambil mengedipkan sebelah matanya ke arah Naya.

"Lebih sopan nenek mu"

"Naya kenapa tadi teriak-teriak, udah malem ganggu tetangga aja kamu" ujar mamanya Naya dari arah dapur menuju ke arahnya dan Ghio.

"Yang teriak duluan siapa, yang di omelin siapa, untung sayang" ujar Naya dalam hati yang tak berniat membalas ucapan dari mamanya itu.

"Nih Gii diminum dulu" lanjut mama Naya sambil mengarahkan jus jeruk ke arah Ghio.

"Aduh ibumama tau aja kalau Gio lagi haus" balas Ghio dan langsung menyeruput habis minumannya itu.

"Haus apa doyan" sahut Naya ketika melihat Ghio langsung menghabiskan minuman yang dibuat oleh mamanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 10, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Frozen TearsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang