Choi Soobin yang sedang berkutat pada ponselnya, refleks mengalihkan pandangan. Dia menatap dua siswi yang berdiri membawa bekal makanan dan segelas jus stroberi.
Soobin sempat melirik seisi kantin. Tampaknya sudah banyak meja kantin yang ditempati oleh siswa-siswa lain dan tidak menyisakan satu meja pun yang kosong.
Soobin kembali menatap kedua siswi itu, "Oh boleh kok, Suyeon!"
Lee Suyeon, gadis yang meminta izin tadi, hanya tersenyum kikuk lalu duduk di kursi satu meja dengan Soobin dan Hyukai. Kemudian, disusul oleh teman karibnya, Kim Mari, duduk di sebelahnya.
Berbeda dari Suyeon yang membawa tempat bekal makanannya, Mari hanya membawa segelas jus stroberi.
"Eh iya, lu yang waktu itu menang lomba Kimia ya? Yang juara satu itu?" Tanya Soobin ke Suyeon.
Suyeon mengangguk kaku, "i-iya, lu waktu itu juara dua ya?" Tanyanya balik.
Soobin tersenyum sambil mengangguk, "Selamat ya, gue bangga sama lu, Suyeon. Gue penasaran, lu pakai trik apa sampe bisa mengerjakan soal Kimianya?" Laki-laki berwajah imut-tampan itu tampak penasaran.
"Umm...ada deh triknya. Trik rahasia itu, hehe." Suyeon tertawa garing karena kalimatnya sendiri.
"Yah jangan main rahasia-rahasiaan dong!" Soobin memanyunkan bibirnya, membuat Suyeon yang melihat sikap imut Soobin merasa gemas.
"Lain kali ajarin gue dong, boleh yaa? Gue mau juara satu kayak lo." Ucap laki-lali itu antusias.
"E-eh, lu juara dua udah bagus kok, bin. Gue paling cuman kebetulan, belum tentu di Olimpiade lainnya nanti gue bisa juara satu." Suyeon rendah hati.
Suyeon deg-degan saat Soobin memujinya. Mari nggak heran, karena dia tahu bahwa Suyeon diam-diam menyukai Soobin. Makanya Suyeon suka canggung tiap bersama Soobin, apalagi pas Olimpiade Kimia dan Matematika kemarin.
Sementara di sisi lain, Mari mengaduk jus stroberinya dengan sedotan, lalu dia kembali menyeruput jus tersebut.
Matanya tidak sengaja menangkap sosok siswa yang duduk berhadapan dengannya sekarang, yang dia yakin siswa itu adalah teman Soobin.
Berbeda dari teman-teman sekelasnya yang memiliki mata sipit, mata laki-laki itu lumayan besar dan wajahnya mirip orang Amerika. Baik, Mari akui cowok itu ganteng banget.
Mari ingat, cowok itu adalah siswa paling "dingin" seantero sekolah. Dingin maksudnya adalah ekspresi cowok itu selalu datar dan jutek, kata-katanya pedes, dan pendiem banget anaknya. Jadinya, Soobin-lah satu-satunya teman cowok itu. Nggak kayak cowok idaman yang biasanya ramah dan murah senyum, cowok itu malah jarang tersenyum.
Mari sempat melirik name tag siswa itu.
Kim Hyukai.
Kini Mari tahu nama cowok itu.
Saat laki-laki berwajah kebaratan itu meneguk air minumnya, matanya menangkap sosok Mari yang sedari tadi memperhatikannya.
Salting, Mari segera menundukkan pandangannya agar Hyukai tidak sadar kalau Mari memperhatikannya tadi.
Mari sempat kembali melirik Hyukai, memastikan bahwa Hyukai tidak menatapnya.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Tapi nyatanya yang dia lihat adalah Hyukai yang senyum kecilnya, ditambah sempat terkekeh kecil.
Tunggu, apa yang gue liat tadi? Cowok dingin tersenyum? Terus kenapa senyumnya ... ke arah gue? []
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.