M - 5 : Gelisah

25 3 12
                                    

Jungkook bersiap kembali ke kediaman orang tuanya. Tak lupa menghubungi sebentar sang jelita guna mengintrupsi bahwa ia tak bisa datang menjemputnya hari ini.

Sesampainya, mobil mewahnya ia parkirkan rapi pada halaman megah kediaman kedua orangtuanya. Setelah itu, ia lekas melenggang masuk untuk membersihkan dan mempersiapkan diri.

"eohh... kau sudah sampai nak?" ucap tuan jeon senang.

"ya... aku tak setega itu mengabaikan permintaan papa." Timpal jungkook dengan raut yang tak bisa diartikan.

Binar redup nyonya jeon yang melihat presensi anaknya di rumah besar itu, tersenyum hangat. Tak lupa memeluk putranya guna menghilangkan kerinduan terpendam.

"kau sehat sayang?" ucap nyonya jeon antusias setelah melepaskan pelukannya.

"ya, aku sangat sehat ma. Aku akan membersihkan tubuhku dulu dan segera bersiap-siap."

-----

Dress berwarna navy dengan pita mungil di sekeliling pinggangnya, membuat yena tampak anggun. Tak lupa polesan make up tipis sebagai pelengkap berhasil menyulap dirinya yang sekarang tampak bagai ratu satu malam. Tak lupa tas kecil dengan binar berlian kecil di sekelilinya serta sepatu high heels favoritnya sungguh menambah kesan mahal.


Setelah beberapa menit bersiap-siap ia pun turun kebawah, menjumpai kedua orangtuanya yang telah siap memecah jalanan kota Seoul. Kedua insan berbeda generasi itu tak jauh berbeda, sama-sama tampan dan cantik, seoleh kekuatan gen benar-benar nyata mendominasi.

-----

Ballroom hotel super mewah disulap bak negeri dongeng, sungguh sangat fantastis. Kesan fancy sangat kental mendominasi setiap sudut ruangan.

Well, ini cuma untuk sekedar makan malam lho. Bukan pesta lamaran, bukan juga resepsi pernikahan. Kata "sultan mah bebas" sudah pasti dengan cepat muncul di benak setiap insan yang memandang.

Keluarga jeon telah sampai terlebih dahulu disana. Duduk anggun dan sangat berwibawa. Tak lupa memasang wajah dingin khas keluarga itu.

Sementara Jungkook sedikit tergelak kala melihat semua ini, bukan kah ini terlalu berlebihan hanya untuk ukuran sebuah makan malam? Pikirnya. Atau sifat hematnya yang mulai meronta tak terima dalam dirinya.

Jujur, jungkook adalah seseorang yang sangat benci ketika melihat orang lain menghamburkan uang seenaknya untuk sesuatu yang tidak penting. Ya meskipun itu bukan uangnya tetapi tetap saja ia tak suka. Jangan salahkan dirinya, sebab tuhan menciptakannya seperti ini adanya. Ia hanya harus menerima dan senantiasa bersyukur.

Tak berselang lama, presensi keluarga kang muncul pada pupil kecoklatan nyonya jeon membuat sang suami dan jungkook lantas mengalihkan perhatian yang semula asik dengan kegiatannya sendiri-sendiri ke arah pintu masuk disertai sambutan senyuman ramah.

Tak lupa mempersilahkan sang tamu duduk terlebih dahulu, serta berbincang ringan tentang usaha yang masing-masing mereka geluti sebelum akhirmya menyantap makan malam yang telah disajikan.

"bagaimana kabarmu tuan kang?"

"Aku baik-baik saja. Bagaimana denganmu tuan jeon?"

"Kabarku juga baik, ternyata kau memiliki putri yang sangat cantik."

"heii, jangan berlebihan. Lihatlah putramu juga tampan, mirip sepertimu."

Lantas kedua lelaki berkepala lima itu saling melempar tawa lepas mereka, ya kedua nya adalah teman lama yang bisa dibilang jarang sekali tuk bertemu sebab kesibukan masing-masing yang mereka jalani.

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang