M - 2 : Tentang Segalanya

45 4 8
                                    

Jika kalian bertanya siapa hyera bagi jungkook? Maka ia akan dengan lantang dan lugas berujar bahwa kim hyera adalah segalanya bagi hidup pria itu. Gadis itu hanyalah seorang gadis sebatangkara yang merintis hidup di kota besar ini. Tapi semangatnya mampu membuat seorang jungkook terperangah takjub.

Gadis itu tak pernah putus asa, tak manja, mandiri, optimis, dan juga penuh semangat. Pria tampan itu tentu merasa sangat beruntung bertemu dengan sosok kelewat sempurna itu.

Tak berbeda jauh dengan jungkook, hyera merasa tuhan masih sangat menyayanginya. Setelah kepergian kedua orangtuanya akibat kecelakaan fatal tiga tahun lalu, gadis itu hanya melanjutkan perjalanan hidupnya seorang diri hingga memutuskan untuk meniti langkah tegarnya di kota besar ini, Seoul.

Tetapi setelah bertemu jungkook, kisah hidupnya bagai diputar seratus delapan puluh derajat. Hidupnya kembali indah, merasakan kebahagiaan kini bukan hal yang mustahil untuk hyera peroleh, ia bahkan mampu membangkitkan lagi jiwanya yang mati tempo hari.

Perawakan pria sukses kelewat tampan itu, dengan berjuta magnet pemikat, tak akan pernah bisa ia hapus dalam ingatan barang sedetik pun, tentang bagaimana hati pria itu bagai bulu kapas yang sangat lembut, senyumnya pun yang sungguh menawan nan meneduhkan. Mampu menggagalkan kinerja otak normalnya.

Seolah hyera mendapat afeksi semangat lagi untuk merajut hidupnya agar lebih baik esok hari, bekerja keras dan menjadi sosok yang lebih tegar. Presensi Jungkook selalu ada untuknya kala suka maupun duka. Ia tak menyangka sama sekali bahwa pria sesukses dan setampan jungkook, akan tertarik dengan gadis miskin sebatangkara sepertinya.

Sekali lagi ia harus berterimakasih kepada tuhan. Ia juga berjanji tak akan pernah membuat pria itu kecewa atau tersakiti karenanya, sebab presensi pria itu sangat ia butuhkan hingga ia menua kelak, mungkin jika tuhan mengijinkan.

Segala aksara yang begitu menguar rapi dalam pikirannya, bukan hanya hal abal-abal semata, sebab gadis itu yakin akan semua hal yang ia rasa nyata.

-----

Seorang gadis cantik menitih langkah riang siap menyambut dua orang yang amat dirindukannya. Surai hitam pekat sebahunya ia biarkan menari-nari di udara seakan tidak sabar untuk datang pada pelukan seseorang yang ia nanti sedari tadi.

Bibi shin yang melihat antusiasme nona nya pun tersenyum lebar, seolah ini adalah pemandangan mustahil yang tak pernah ia lihat tempo hari. Maniknya yang sedikit dihiasi oleh keriput bahkan tak mengurangi sedikitpun kecantikan natural dari bibi shin.

"papa... mama...!! seru yena dengan lantang pun menyuguhkan senyuman termanisnya yang ia berikan untuk kedua pahawannya, tak lupa melebarkan sepasang lengan mungilnya tuk bersiap menyambut dekapan hangat mereka.

"aishhh... jangan bersikap seperti anak kecil terus yena!! Kau sudah dewasa. Tak perlu ada acara peluk-memeluk seperti ini, memalukan. Lagi pula kami tak meninggalkanmu bagitu lama" papa berucap kelewat datar dan tajam seakan presensi kang yena yang kelewat bahagia tak dianggapnya.

"maaf yena, tapi papa dan mama sangat lelah. Bisa tinggalkan kami berdua saja? Sungguh perjalanan yang kami tempuh tidak dekat." Mama berusaha merayu putri semata wayangnya agar aksara yang ia keluarkan tak menyakiti hati kecil sang putri.

Yena tak bisa lagi membendung semuanya, sangat kalut dalam kabut hitam yang melingkupi, rasa sakit itu kian muncul bagai tak ada tanda untuk berhenti, lebih parah dan melebur lebih dalam. Menggoreskan begitu banyak luka tepat pada ulu hatinya. Tak menampik apapun, meski ia adalah anak tunggal, tapi kelahirannya seakan tak pernah diharapkan oleh mereka yang sibuk menggali kenikmatan dunia.

Tungkai jenjangnya ia pacu tuk melangkah lebih cepat menemukan tempat yang gelap nan sepi untuk melampiaskan semuanya. Apa kesalahannya? Apa dia anak pembawa sial? Lantas kenapa bahkan kedua orang tuanya sekali pun begitu membencinnya? Tak menghargai kehadirannya?

Tubuh ringkihnya bergetar hebat bersamaan dengan rintikan hujan yang turun deras. Langit seakan paham akan dukanya. Semestanya ia biarkan terbuka lebar untuk terus melontarkan sumpah serapah yang selama ini ia pendam sendirian. Berharap tuhan akan mendengarkan segala keluh kesahnya, dan memberikan sebuah berlian yang kelak siap menjaga dan melindungi hatinya dari luka.

Yena sangat percaya bahwa segala cobaan adalah cara Tuhan untuk menguatkan.

-----

Pria jangkung telah memarkirkan mobilnya dengan rapi, pertanda ia telah sampai pada tujuan. Melenggang dengan segala pesonanya memasuki sebuah bakery store klasik yang sangat ramai dan terkenal di pusat kota tersebut.

Ting... ting... ting...

Lonceng toko berbunyi, pertanda ada pelanggan baru yang siap tuk dilayani. Netra berbinar seorang kim hyera memandang takjub sang pria yang kini sedang berdiri tegas membawa segala kewibawaan dihadapannya dengan jas yang terlihat sedikit kusut itu.

Tak ayal lengkungan kurva sempurna di sekitar bibir pria itu selalu siap menyambutnya, mata hezelnya yang tajam pun tak luput dari sepasang onyx berbinarnya. Errr, prianya sungguh tampan, sangat tampan. Seolah jalan pikirannya digiring pada dunia imajinasi yang kentara memikat ini untuk sementara. Bak ratu di negeri dongeng yang sedang diijinkan untuk bertemu dengan sang pangeran.

"ekhem... maaf nona. Apa yang sedang kau lihat? Aku adalah pelanggan disini dan aku tak suka tatapan itu, sungguh menakutkan sekali seakan ingin memakanku saja. Aku tau aku memang tampan." Jungkook berdehem sebentar, menggerakkan satu telapak hangatnya di depan wajah hyera yang sedang melamun entah kemana, tak lupa membuat wajahnya seakan ketakutan.

Rupannya menggoda sang jelita ternyata cukup menyenangkan. Mungkin mulai sekarang ini adalah hobi barunya.

"aishh jung apa yang sedang kau bicarakan? Jangan mengada-ada." Timpal gadisnya dengan rona pipi yang mulai memerah menahan malu.

"aku ingin memesan sesuatu, apa tak boleh?" seringaian tipis terbentuk dengan nada yang begitu kentara sengaja ia buat sesensual mungkin disertai kuluman lidah nakal pria itu pada rongga mulutnya sendiri, serta sepasang obsidian tajam itu yang mengerling lapar.

Hyera yang melihatnya lantas merinding, ditambah kala ia juga mendengar frasa kelewat liar itu. Tak biasanya jungkook bersikap seperti ini. Sepertinya pria itu kerasukan setan mesum saat di perjalanan tadi.

"hmm memangnya kau ingin memesan apa, tuan?" Tanya hyera dengan sikap profesionalitasnya, tak lupa dengan nada yang kelewat sopan dan melemparkan senyuman termanisnya.

"apa gadis didepanku ini dijual? Aku ingin membawanya pulang, menikahinya, dan membuatnya menjadi wanita terbahagia di dunia, tapi aku juga tak suka jika gadis ini mengumbar senyum manisnya sembarangan pada setiap pelanggan yang datang, terlebih laki-laki. Senyum itu hanya milikku. Aku sungguh cemburu hyera" ucap jungkook kelewat enteng dengan raut muka memohon bak anak kecil kepada sang ibu agar permintaannya dikabulkan.

Getaran pada rongga jantungnya seketika merambat begitu cepat dan tepat membuat hyera salah tingkah, semestanya dibuat bungkam seketika kala frasa pria itu tak bisa diproses otak dengan gamblang. Sungguh jungkook sudah tak waras sekarang. Aksaranya bahkan meleset kemana-mana bak kehilangan arah.

Dimana jungkook yang dulu kelewat dingin itu? Tak menampik juga, frasa yang baru saja jungkook lontarkan membubuhi aliran rasa hangat yang melingkupi sepasang maniknya, entah kenapa ia sangat terharu akan keseriusan dan juga ketulusan pria itu kepadanya. Sekali lagu, hyera dibuat terjatuh lebih dalam akan pesona pria itu.

Jika kalian bertanya, apakah hyera memiliki sebuah harapan dan kepercayaan besar pada pria itu, maka ia akan menjawab "ya" dengan sepenuh jiwanya. Pria itu seolah jelmaan sang ayah yang sudah berbahagia di alam yang berbeda.

"jangan menggodaku seperti itu... tunggu sebentar aku akan berganti pakaian terlebih dulu, lalu kita pulang segera. Otakmu perlu istirahat tuan jung." Ranumnya ia buat seolah kesal akan ucapan pria itu, tetapi tidak dengan hatinya yang bahkan enggan dihianati barang sedetik pun, nyatanya kondisi didalam kelewat berbunga-bunga kala aksara manis itu menyapa rungu nya.

Well, Tak perlu banyak berkata, cinta hanya perlu dibuktikan.

Mellifluous
Rid, 24 Juni 2020.

Hayo ngaku siapa yang ikutan baper wkwk
Kalau mau juga, minta sendiri sama jungkook haha

Biggest love, Rid. 🙆‍♀️💜

MellifluousTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang