Kicauan burung menyambut pagi yang dingin. Sashi menyesuaikan pengelihatannya dengan cahaya yang masuk menembus tirai putih. Tapi tunggu, Sashi ada dimana ? Ia mengedarkan pandangannya, ia melihat Yeontan sedang tertidur, lalu ia memalingkan wajahnya tepat ke seberang, dan ia melihat Taehyung tidur sambil duduk. Ia kemudian memeriksa ponselnya dan mendapati banyak sekali missed call dari Lyora, tapi ada satu panggilan yang terhubung. Sashi menebak pasti Taehyung yang mengangkatnya. Sashi beranjak dari sofa dan mendatangi Yeontan, infus Yeontan juga sudah dilepaskan, ahh Sashi merasa tidak enak pada Taehyung.
Perlahan Sashi menggendong Yeontan dan memastikan bahwa Yeontan telah baik-baik saja. Yeontan juga sudah mulai lincah seperti sebelumnya. Yeontan menghampiri majikannya dan menarik celana Taehyung sehingga tuannya terbangun.
"Uhh Yeontan, kau sudah baik-baik saja ? Sashi kau juga sudah bangun rupanya" kata Taehyung sambil meregangkan badannya.
"Ahh iya Tae, maaf aku ketiduran kemarin. Aku minta maaf" kata Sashi.
"Tidak apa, ayo sarapan bersama, sebagai ucapan terimakaihku karena telah menyelamatkan Yeontan" kata Taehyung.
"Kau mau buat sarapan apa ?" Tanya Sashi.
"Tidak ada yang bisa aku buat selain Ramyeon dan sereal" kata Taehyung.
"Kemarikan biar aku yang memasak, kau ada bahan makanan begitu banyak, ada baiknya diolah agar tidak rusak. Kita harus bergegas, aku harus ke kantorku" kata Sashi. Sashi kemudian mengeluarkan daging sapi dan daging ayam beserta rempah-rempah. Ia berencana akan memasak soup ayam dan juga sapi asap. Sembari menunggu Sashi selesai memasak, Taehyung masuk ke kamarnya dan mandi untuk bersiap ke kantor.
"Wahh aroma masakan mu bisa aku cium dari kamarku Sashi" kata Taehyung yang kini sedang berjalan ke arah dapur. Memang tipe dapur Taehyung adalah dapur terbuka, jadi jelas aroma masakan tercium hingga ke kamar Taehyung. Mata Taehyung membesar tatkala melihat makanan yang sangat banyak untuk ukuran sarapan.
"Silahkan dimakan Tae, maaf aku lancang seperti ini. Aku memang tipe orang yang mudah akrab dengan orang lain. Apalagi aku tau bahwa kau adalah pecinta binatang, pasti hatimu baik, jadi aku tidak perlu merasa was-was" kata Sashi.
"Beruntung kau bertemunya denganku, bagaimana jika kau bertemu dengan perampok berkedok pecinta binatang ? Kau sudah pasti akan disakiti. Ayo makan duduk saja bersama tidak ada perbedaan tingkatan antara dokter dan ayah Yeontan" kata Taehyung. Ia makan dengan lahap, baru kali pertama ini ia memakan masakan rumahan, selama ini ia makan makanan yang disajikan kantor dan rasanya jauh dari apa yang ia makan saat ini.
"Kemarin temanmu menelepon, ia menangis, tapi sudah aku katakan bahwa kau sedang merawat anjingku" kata Taehyung.
"Terimakasih karena sudah mengangkatnya, jika tidak, dia bisa saja menelpon polisi karena tidak mendapatiku dimanapun" kata Sashi. Mereka melanjutkan sarapan dengan sesekali berbicara perihal hal-hal ringan.
"Tae, lauknya masih banyak, apa kau mau membungkusnya dan membawanya ke kantormu ? Aku akan mengambilkan tempat makan mu yang bisa kau gunakan sekaligus untuk memanaskannya" tawar Sashi.
"Wahh ide yang bagus, jika tertinggal di rumah pasti akan basi bukan ? Yaa bungkuskan untukku, aku akan mengambil tas ku dulu" kata Taehyung. Taehyung sangat bahagia, entah mengapa ia nyaman saja dengan kehadiran Sashi. Sashi bekerja dengan rapi tanpa membuat dapurnya berantakan, Taehyung sangat membenci suatu hal yang berbau berantakan dan kotor. Tapi Sashi tidak membuat kedua hal itu ada.
🐕🐕🐕🐕🐕🐕🐕
"Ini adalah rumahmu ? Baiklah, aku akan menunggumu dan mengantarmu ke kantormu" kata Taehyung.
"Apakah boleh seperti itu ? Kau adalah customerku tadinya" kata Sashi.
"Tidak apa, kau sudah membuatku senang dengan memasak tadi pagi, aku akan menunggu di mobil" kata Taehyung.
"Tidak, masuk saja dan tunggu di ruang tamu" kata Sashi.
Tiga puluh menit Taehyung menunggu sambil menikmati teh melati yang disajikan oleh Sashi. Sembari menunggu, Taehyung berkeliling ruang tamu dan memerhatikan foto yang terpajang, terdapat foto Sashi saat masih kecil bersama keluarganya, yang menarik perhatian Taehyung adalah, adanya bercak darah di salah satu foto. Taehyung yakin itu adalah darah.
"Tae, ayo, kita harus bergegas, kau bisa terlambat ke kantor dan di pecat" kata Sashi.
"Aku adalah CEOnya Sashi" kata Taehyung.
"Woaaa! Kau CEO ? Sungguh beruntungnya Eomma Yeontan" kata Sashi menggoda.
Selama diperjalanan, perasaan penasaran terus menghantui Taehyung perihal bercak darah di foto Sashi. Ia akhirnya memberanikan diri bertanya pada Sashi tentang bercak darah itu. Awalnya Sashi hanya diam, ia belum ingin bicara, tapi setelah ia menimbang bahwa Taehyung bukanlah orang yang salah untuk diajak berbagi cerita.
"Tae, apakah ini etis ketika aku bicara pada orang yang aku kenal ? Karena kau sudah melihat bercak darah itu, aku akan menjawabnya. Memang benar itu adalah bercak darahku" kata Sashi dengan mimik wajah yang mulai menegang.
"Kenapa bisa kau berdarah ? Ada sesuatu serius yang terjadi ?" Tanya Taehyung.
Sashi menggeser tubuhnya sedikit agar duduk menghadap ke arah Taehyung. "Tae, aku yakin, kau juga orang yang tepat untuk bercerita. Aku percaya padamu" perkataan Sashi ini membuat Taehyung mengingat seseorang dari masa lalu yang mengatakan bahwa Taehyung tidak bisa dipercaya dalam hal apapun termasuk janji.
"Aku berasal dari Daegu, dahulu aku menumpang di rumah Bibiku disana bersama keluarganya, namun siapa sangka bahwa aku akan dikekang sedemikian rupa dan diminta mengerjakan semua pekerjaan rumah, jika aku tidur sedikit saja pada siang hari, mereka akan memecutku dengan ekor pari. Kau tau bagaimana perihnya itu ? Untuk anak remaja seusiaku yang hidup tanpa orang tua. Aku disiksa bahkan diperbudak. Suatu masa aku sangat kesal dan lelah, aku berusaha kabur dari rumah itu untuk menuju ke Seoul ke ruma oma ku, namun mereka mengetahuinya dan menyeretku ke halaman rumah kemudian dipukuli dengan sapu. Lalu bercak darah itu terjadi karena salah satu dari mereka menginjak tanganku yang dibawahnya terdapat batu. Dia adalah sepupuku yang akan aku ingat sampai sekarang" kata Sashi bercerita. Taehyung terheran mendengar cerita menyeramkan Sashi. Tentu saja dengan pernyataan bahwa dirinya yatim piatu.
"Sashi, kau harus kuat menjalani kerasnya hidup. Kita sudah sampai, kau tampaknya punya pasien" kata Taehyung.
"Bukan, dia bukan pasienku, dia adalah kekasihku. Tapi hubungan kami juga sulit" kata Sashi sedikit berbisik.
"Tae, terimakasih ya" kata Sashi sambil melambaikan tangannya.
"Dia sudah punya kekasih ?" Gumam Taehyung.
Sementara Sashi menghampiri Jimin. "Haiii Jagiya!!" Teriak Sashi bahagia.
"Sashi, aku merindukanmu" kata Jimin kemudian memeluk Sashi dengan sangat erat.
"Bagaimana dengan praktikmu di rumah sakit Jimin ? Apakah merepotkan ? Sebentar lagi kau akan menjadi Spesialis Bedah!!!" Kata Sashi senang.
"Aku sudah akan menyelesaikannya, sebentar lagi aku akan menjadi spesialis dan bekerja di rumah sakit ayahku" kata Jimin.
"Dengan siapa kamu datang tadi ? Aku melihat kau turun dari mobil mewah" tanya Jimin menelisik.
"Ahh sudah lama rasanya aku tidak melihatmu cemburu. Dia adalah ayah pasienku seekor anjing bernama Yeontan. Kemarin malam aku merawat anjingnya larut malam karena keracunan jadi dia menawarkan untuk mengantarku ke kantor" kata Sashi.
"Yasudah kalau begitu, aku begitu percaya padamu. Ayo kita makan, aku bawakan makanan kesukaanmu. Pizza" kata Jimin kemudian menggandeng tangan Sashi untuk masuk ke dalam kantor Sashi.
KAMU SEDANG MEMBACA
MY MINE (KIM TAEHYUNG)
Fanfiction"Aku mencintaimu, apakah aku masih punya kesempatan ?" -Kim Taehyung- "Aku akan tetap menunggumu Sashi, tidak mungkin perasaanku menggebu tapi semuanya sia-sia" -Kim Taehyung-