Chapter 3

2.8K 214 12
                                    

***

Yoonji duduk di samping orang yang tidak ia kenal di dalam sebuah ruangan yang penuh dengan orang-orang yang setengah mabuk. Ruangan tersebut dipenuhi dengan berbagai macam permainan judi. Wonwoo membawa dirinya ke tempat judi? Sayangnya Yoonji tidak pandai bermain judi sehingga ia memutuskan untuk menjadi penonton saja.

"Tidak mau ikut bermain?"

"Tidak," jawabnya, "Aku tidak pandai bermain. Kau saja, aku akan menonton saja."

Wonwoo menatap dirinya cukup lama hingga membuat Yoonji merasa tidak nyaman. Kemudian pria itu tersenyum miring dan menegak minuman beralkohol miliknya dan melanjutkan permainannya.

"Kau sering bermain, huh?" tanya Yoonji tiba-tiba.

Wonwoo menoleh ke arahnya, kemudian dia mengangguk. "Ini caraku untuk bertahan hidup,"

"Maksudnya mencari uang?"

"Yup,"

"Di antara banyaknya pilihan, kau memutuskan untuk memilih ini. Kenapa?"

"Karena ini cara yang paling cepat untuk mendapatkan uang," balas Wonwoo.

Yoonji hanya mengangguk saja, mengalihkan pandangannya pada permainan judi yang tengah berlangsung. Dirinya tidak berani berkomentar lebih lanjut lagi karena dirinya sadar bahwa dunia dirinya dengan dunia mereka semua sangatlah berbeda.

Ketika dirinya bisa mendapatkan pundi rupiah dengan mudah, belum tentu orang lain juga bisa mendapatkan uang dengan sama mudahnya sehingga Yoonji tidak akan bertanya lebih lanjut lagi.

Permainan ini berjalan cukup lama karena ada banyak orang yang mengikutinya. Semakin lama Yoonji menonton permainan ini, semakin kuat rasa pusing yang dia rasakan. Apakah ini karena efek permainan judi yang dia tonton? Atau karena minuman yang dia minum?

Yoonji mencoba untuk tetap sadar dengan mencuci wajahnya, dengan itu dia berusaha untuk bangun dan berjalan menuju arah toilet. Langkah kakinya mulai berjalan tidak beraturan, sempoyongan dan hampir menabrak orang yang ada di hadapannya.

"Are you okay, baby?"

"I'm fine,"

"Hmm, tapi kelihatannya tidak begitu."

"I said I'm fine!" tegasnya.

Pria itu menyeringai tipis begitu mendengar respon dari Yoonji. Kemudian ia memberikan jalan pada Yoonji. Pandangan wanita itu mulai mengabur, namun Yoonji terus memaksakan dirinya untuk berjalan ke toilet.

Begitu sampai di sana, Yoonji segera membasuh wajahnya. Tak lama ia merasa perutnya bergejolak, seolah ingin memuntahkan sesuatu. Yoonji langsung bergegas masuk ke dalam bilik toilet dan memuntahkan semua isi perutnya.

"Kau dengar yang barusan? Sepertinya Wonwoo akan kalah lagi malam ini,"

"Kuharap dia membawa uang yang banyak sebelum nyawanya melayang. Seharusnya dia mengumpulkan uang yang banyak terlebih dahulu sebelum berjudi, bukannya bermain dengan keberuntungan."

"Right." Perempuan itu mengeluarkan lip cream dari dalam saku celananya, "Oh, kau juga lihat perempuan yang bersamanya tadi? Apa dia kekasihnya?"

"Hell no, mana mungkin mucikari seperti dia mempunyai kekasih. Dunia seketika runtuh jika dia kekasihnya Wonwoo."

Kedua wanita itu tertawa bersama saat mendengar jawaban dari mulut mereka masing-masing. Namun Yoonji tidak segera keluar dari bilik toilet tersebut setelah mendengar perempuan yang mereka maksudkan adalah dirinya.

"Lalu siapa? Barang jualannya yang baru? Jaminannya jika Wonwoo kalah bermain?"

"Entahlah, kuharap perempuan itu bisa menyelamatkan dirinya sendiri dari cengkraman serigala seperti Wonwoo. Aku merasa kasihan padanya."

Perempuan itu mendesah pelan dan segera keluar dari toilet. Setelah memastikan dua perempuan itu telah keluar, Yoonji pun ikut keluar dari bilik toilet dengan perasaan yang berdebar-debar. Pandangannya kembali jelas, begitu pun dengan kesadarannya yang hampir menghilang beberapa saat yang lalu.

"Jeon Wonwoo sialan! Kau berani memanfaatkan diriku dengan cara kotor seperti ini?"

Yoonji hampir menangis karena merasa marah sekaligus takut dengan fakta yang baru ia dengar. Yoonji mengira peringatan yang disebutkan oleh orang-orang tentang Wonwoo adalah karena pria itu playboy kelas kakap, tapi siapa sangka jika Wonwoo adalah lebih dari playboy, malah Wonwoo adalah mucikari yang memanfaatkan perempuan polos. Yoonji tidak akan membiarkan Wonwoo memanfaatkan dirinya.

Yoonji segera keluar dari toilet dan bergegas untuk melarikan diri secara diam-diam. Yoonji melihat Wonwoo yang tengah berfokus pada permainan judinya, dirinya bersumpah dan mengutuk Wonwoo agar selalu kalah setiap kali bermain judi.

Setelah memastikan keadaan di sekitarnya, Yoonji berjalan dengan agak cepat dengan menyelinap di antara orang-orang yang ada di dalam ruangan VIP ini. Jantungnya berdebar dengan sangat cepat karena takut ketahuan oleh Wonwoo. Yoonji hanya berharap agar Wonwoo tidak menyadari bahwa dirinya menghilang.

Setelah beberapa kali menyelinap di antara kerumunan orang-orang, akhirnya Yoonji telah sampai di pintu keluar dari ruangan VIP ini yang selanjutnya Yoonji akan berjalan lagi menelusuri lorong yang terasa panjang. Setelah itu dia segera turun dari tangga dan kembali melewati orang-orang yang ada di dalam ruangan kelab biasa. Yoonji terus berjalan tanpa menoleh ke belakang, mengabaikan pesta ulang tahun Stephenie yang masih berlangsung dan terus berjalan menuju mobilnya.

Tangannya bergetar hebat saat hendak membuka kunci pintu mobilnya. Yoonji mencoba menenangkan dirinya untuk beberapa saat sebelum akhirnya ia berhasil membuka pintu mobilnya dan bergegas masuk ke dalam. Setelah itu Yoonji kembali dihadapkan dengan rintangan yang selanjutnya, yaitu mengendarai mobilnya dengan tenang. Namun dirinya masih gemetaran dan ketakutan. Yoonji ingin menangis, tapi dia tidak bisa menangis. Ia mengerang kesal dan memukul stir mobilnya beberapa kali sebelum akhirnya ia kembali menenangkan dirinya.

"Ayo Park Yoonji, tenangkan dirimu dan cepat pergi dari sini," geramnya seraya meregangkan telapak tangannya yang terasa dingin dan berkeringat.

Beberapa saat kemudian, Yoonji berhasil menenangkan dirinya serta menyalakan mobilnya. Setelah memakai sabuk pengaman, ia segera melesat pergi dari tempat terkutuk itu.

Selama di dalam perjalanan, Yoonji sibuk memikirkan hidupnya yang hampir tamat karena Wonwoo. Untung saja Tuhan masih peduli padanya sehingga dia masih bisa menyelamatkan dirinya. Bagaimana jika tidak? Mungkin Yoonji sekarang sudah berada di tangan orang lain setelah Wonwoo kembali kalah dan memakai dirinya sebagai jaminan.

Sekarang, Yoonji harus memikirkan bagaimana caranya agar dia bisa selamat untuk selanjutnya. Mungkin saja sekarang Wonwoo belum sadar, lalu bagaimana jika dia sudah sadar bahwa Yoonji tidak ada di sana? Jika yang dikatakan dua perempuan itu benar, mungkin Wonwoo akan mengejar dan mencari dirinya.

Sebelum hal itu terjadi, Yoonji perlu melakukan sesuatu. Yoonji tidak akan membiarkan Wonwoo membawa dirinya untuk menjadi alat pembayaran hutang-hutang judinya.

Apa yang harus dilakukan oleh Yoonji? Haruskah Yoonji melaporkan masalah ini kepada orang tuanya? Apakah mereka akan membantunya? Apakah masalah ini akan membesar jika Yoonji menceritakannya pada orang tuanya? Bagaimana jika dibalik perbuatan keji Wonwoo selama ini terdapat perbuatan keji lainnya?

Bagaimana jika Wonwoo adalah salah satu orang dari pelaku kejahatan sex trafficking yang tengah menjadi perbincangan panas di seluruh Korea Selatan? Bagaimana jika Wonwoo merupakan salah satu kaki tangan dari pelaku yang sesungguhnya?

"Shit! Aku akan membunuhmu, Jeon Wonwoo!"

[]

[M] The Irresistible Seducer✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang