***
Present
Bahkan setelah beberapa hari berlalu, rasa takut itu masih menghantui Yoonji. Beberapa stok makanan di dalam apartemennya mulai menipis dan Yoonji tidak mungkin akan sengaja berpuasa karena takut bertemu dengan Wonwoo.
Karena rasa takut yang berlebihan itu, Yoonji memutuskan untuk menyewa jasa koki untuk membuatkannya masakan pagi, siang dan malam untuk satu minggu. Mungkin saja setelah satu minggu Jiyeon sudah pulang dan Yoonji bisa membicarakan masalah ini kepada saudari kembarnya.
Namun sialnya, hari itu entah apa yang menyebabkan Yoonji memutuskan keluar dari tempat teraman itu. Bermodalkan jaket, topi dan juga masker. Yoonji memutuskan untuk pergi ke apotik terdekat tempat tinggalnya.
Bukan tanpa alasan, Yoonji membutuhkan obat pencernaan karena dirinya merasa tidak enak perut. Tentu saja dirinya merasa takut sebab bisa saja Wonwoo dan kawanannya ada di sekitar rumahnya dan membuntuti dirinya.
Who knows?
Setelah memastikan keadaan di sekitarnya aman, Yoonji keluar dari area apartemennya dengan mobil Jiyeon. Yoonji takut jika dirinya membawa mobilnya sendiri, Wonwoo akan tahu karena dia tahu mobil Yoonji.
Dengan perasaan was-was dan merasa terancam, Yoonji tanpa banyak basa-basi segera masuk ke dalam apotik dan membeli obat untuk pencernaannya. Dia juga membeli beberapa obat yang wajib ada di dalam rumah dan juga vitamin. Setelah itu dia segera pulang ke rumah.
Yoonji merasa ada yang mengawasi dirinya dari jauh. Rasanya Yoonji ingin memeriksa keadaan di sekitarnya lagi, namun Yoonji tidak mau menarik perhatian jika memang benar ada yang mengawasi dirinya.
"Fuck this! Aku tidak bisa begini terus, aku harus melakukan sesuatu agar mereka berhenti. But how?"
Selama di perjalanan, pikiran Yoonji terus berpikir mengenai cara-cara untuk membalas Jeon Wonwoo yang sudah membuat hidupnya berantakan. Jika nanti Yoonji harus 'menumbalkan' sesuatu, maka Yoonji tidak akan ragu untuk melakukannya.
Jika Wonwoo tidak bisa dihentikan oleh orang lain, maka dirinyalah yang akan membuat pria brengsek itu berhenti. Bahkan jika diperlukan, Yoonji akan membunuh Wonwoo.
Tekadnya semakin bulat dan kuat. Kali ini Yoonji akan sangat bersungguh-sungguh dimulai dari membuat rencana demi rencana dan juga rencana cadangan jika rencana awal gagal.
Yoonji merasa bahwa kali ini dia akan mengeluarkan banyak uang untuk menjebak Wonwoo, sebab kali ini lawannya bukanlah orang biasa, melainkan seorang predator yang tidak punya hati.
***
Jiyeon terbangun dari tidurnya dan tidak mendapati keberadaan Yoonji dimanapun. Sebenarnya Yoonji membutuhkan bantuan macam apa? Hell, anak itu memang menyebalkan. Harusnya dia langsung bilang saja bantuan seperti apa yang dia minta.
Namun pikirannya buyar saat ponselnya berdering. Matanya memutar malas. Yoonji menghubunginya.
"Aku sudah tunggu dari tadi!" seru Jiyeon langsung.
"Sorry, aku agak sibuk soalnya tugas perkuliahan semakin menumpuk."
"Ck, jadi kau mau meminta tolong apa?"
"Kau sudah di rumah, kan? I mean, sudah pulang kuliah?"
"Sudah, aku baru bangun tidur."
"Good, now help me. Kau tahu dosen yang bernama Kim Suho?"
"Kenapa semua orang tahu nama dosen yang menyebalkan itu, huh?" kesal Jiyeon. "Ada apa dengan dosen killer yang satu itu?"
"Aku harus melakukan wawancara dengannya untuk salah satu tugas kuliahku, I know, dia bukan dosen di jurusanku tapi ada hubungannya. So, karena kau kenal baik dengannya, aku ingin kau melakukan wawancara dengannya secara eksklusif."
KAMU SEDANG MEMBACA
[M] The Irresistible Seducer✓
Fanfic[Ebook Project] Postingan cerita ini hanya untuk bahan promosi dan preview ebook yang sudah tersedia dan bisa dibeli kapanpun. Untuk baca sampai tamat+epilog+ekstra chapter, silahkan dibeli ebook-nya! ^^ *** Park Jiyeon tidak menyangka bahwa menolon...