Gadis manis tersenyum ceria saat sang Mama menceritakan kisah mudanya dulu waktu bersama Mendiang Ayahnya.
Entah berapa kali Mamanya sudah bercerita tetapi Shalika masih selalu senang hati mendengarkan. Menurutnya apapun itu tentang Ayahnya pasti sangat menyenangkan.
Shalika memiliki seorang kakak perempuan bernama Shavana Putri Susanto. Wajahnya tak memiliki kesamaan, mungkin karena Shavana lebih cendrung ke Ayahnya.
Shavana sudah menikah 2 bulan yang lalu. Jadi Shalika hanya tinggal berdua bersama Mamanya. Tetapi Shalika tidak mempermasalahkan itu karena dimana pun dan dengan siapa pun ia tinggal kalau dengan bu Lita, Mamanya dia tak masalah.
Drttt drttt
"Halo Assalamuailaikum," rupanya suara hanphone bu Lita berbunyi.
"iya mas nanti biar di bilangin ke Lika, iya waalikumsalam" menutup sambungan telfon.
"siapa ma? ngapain nanyain aku?"tanyanya berbondong, pasalnya ia penasaran kenapa namanya di sebut sebut.
"Om Ian, katanya nanti malam kita mau diajak makan di luar sama anaknya. Lika mau?"
Jelas bu Lita.Om Ian adalah lelaki yang sedang dekat dengan bu Lita. Ia duda karena bercerai dengan istri pertamanya, mempunyai anak perempuan yang akan masuk sekolah di SMA Shalika.
"Lika dirumah aja mah, kalo mama mau pergi gak papa".
"beneran? yaudah nanti mama bawain pulang aja ya? " tawar bu Lita. Shalika hanya menganggukan kepala dan beranjak menuju kamarnya.
*****
Didalam kamar Shalika hanya memandangi langit langit kamarnya dengan pikiran melayang entah kemana.
Jujur shalika tak suka kalau Mamanya dekat dengan Om Ian, bukan karena hal buruk, tetapi karena anaknya, Keysha.
Awal pertemuannya dengan Keysha, Shalika sudah berpikiran buruk tentangnya. Dari penampilannya yang tak cocok untuk anak suumurannya. Dan gaya bicaranya yang membuat Shalika ingin menyumpalkan tissu ke bibir tebalnya. Akhhh sangat menyebalkan.
Shalika sudah merasa jijik saat mengingatnya. Bagaimana kalau ia menjadi adik tiri Shalika?. Shalika begidik membayangkannya.
"bisa gila mikirin nasib aku kalo Mama bener bener mau nikah sama Om Ian, Akhh" gerutunya sambil memukuli bantal guling di dekatnya.
*****
18.06
Tok tok tok
Gedoran pintu kamar Shalika membuat seempunyanya terbangun dari tidurnya setelah lelah memimirkan yang tidak tidak tentang nasibnya.
"Lika bangunn!!!!," terdengar teriakan bu Lita dari luar.
"Iya Mama udahhhh" jawabnya tak kalah kencang"
"Mandi terus Sholat, Mama mau pergi bentar lagi Om Ian dateng. Kamu temuin dulu dia" kata bu Lita.
Di jawab hanya dengan deheman Lika. Setelah itu ia menuju ke kamar mandi.
Jam menunjukan pukul tujuh malam, dan sepertinya tamu tak di harapkan akan datang sebentar lagi. Lika melihat Mamanya sudah rapi. Tak lama suara mobil tiba.
Yang pertama kali Lika lihat adalah sosok menyeramkan yang keluar dari mobil.
'ni bocah mau makan atau mau jadi biduan, menor amat' batin lika.
"malam tante" sapa keysha dengan suara yang membuat Lika ingin muntah.
"malem juga Keysha?, udah masuk SMA ya sekarang"kata bu lita.
"iya tante, Sasa sekolah di tempatnya kak Lika. Jadi bisa kesekolah bereng deh" Lika yang mendengarnya spontan menengok ke arah keysha.
"engga engga, kayanya Keysha bisa di anter atau naik mobil sendiri, kan Lika suka naik sepeda " tolak Shalika.
"gapapa Lika, kalian bisa naik mobil berdua," kini om Ian yang bersuara.
"Lika kenapa ga mau ikut makan malam?," tanya om Ian
"ahh itu Lika ada tugas om, suruh di kumpul waktu nanti masuk sekolah" mencari alasan.
'ngomong apaan tolol mana ada ngasih tugas waktu liburan. Plisss percayaa'
"yasudah kalau begitu kita berangkat ya" pamit om Ian.
"Lika dirumah aja ya, kalau ada apa apa telfon mama, mama pergi dulu" kata bu Lita.
"iya ma"
KAMU SEDANG MEMBACA
SHALIKA
Roman pour AdolescentsHari ini, detik ini, menit ini kamu telah berhasil meruntuhkan semangatku untuk memperjuangkan mu.