"Inn," panggil Lika
"hmm,"
"Iin"panggil Lika lagi.
"apasih sih ka" geram Iin karena sedari tadi ia berusaha mancapai alam mimpi.
"aku gabut banget, gak bawa novel. Iin bawa gak?"
"gakkk, sono ke perpus gawean lo kan nongkrong di sono"usul Iin.
BRAKK
"bener bangett!!" teriaknya sambil menggebrak meja dan langsung lari keluar kelas.
"setan lo!" teriak Iin.
*****
"buk imah, kita mau sampai kapan free class gini?" tanya Shalika kepada seorang guru penjaga perpus.
"mungkin tiga harian, lagi pada sibuk ngurusin pendaftaran siswa baru" jawab bu imah.
"enak gini liburin aja buk buk,"
"ibuk juga seneng kok kalo di liburin, ga ada siswa yang pinjem buku, dan telat ngembaliin trus ga mau di denda" ejek buk imah
"siapa buk?" tanyanya pura pura tak tahu.
"kamuuu" jawab bu imah
"ahhahhahaha, love u buk" ucapnya sambil mengarahkan tangan membentuk bentuk cinta.
*****
Dua jam duduk di perpustakaan sambil membaca novel sebenernya tak membuat Shalika bosan, tetapi cacing di perutnya sudah berbunyi minta di beri makan."buk imah Lika pinjam buku ya, Lika laper buk. Mau makan sambil baca buku"bujuk Lika agar di bolehkan meminjam.
"tiga hari lagi di kembalikan" kata bu imah.
"siap buk,"
"kalau ga lupa"setelah mengucapkan itu ia langsung menggilang di balik pintu.
*****
Sambil berjalan Shalika tak sengaja melihat lelaki sedang memunguti kertas kertas yang berserakan di lantai. Dan sepertinya ia kenal dengan seseorang tersebut.
ITU JUNA!
Shalika langsung berjalan membantunya.
"terimakasih" kata Juna.
"hah? ahh ya kak sama sama," balas Shalika gugup.
"biar Lika bantu kak, mau di bawa ke RO kan?" tanya Shalika. Di balas anggukan Juna. ia tak akan membiarkan kesempatan ini sia sia.
"yaudah yuk"
"saya bisa bawa sendiri,"tolak Juna.
"gapapa, Lika bantuin aja" kekeh Shalika seraya berjalan meninggalkan Juna, ia tak mau di tolak. Kapan lagi ia bisa membantu sang pujaan hati seperti ini.
Di RO ternyata banyak sekali berkas berkas bertumpukan di meja ada juga yang di dalam lemari.
"taruh di sini aja," kata Juna sambil meletakan berkas yang dibawanya.Shalika pun mengikuti.
"terimakasih" sambil tersenyum.
"Subhanaullah"ucapnya berbisik.
"kenapa?" tanya Juna
"bukan apa apa," jawabnya cepat, bisa malu setengah hidup, kalau sampai ketauan.
"yaudah Lika permisi dulu kak" pamitnya.
"eh tunggu, nama kamu siapa? Anak kelas berapa?" tanya Juna.
Kalian bisa membanyangkan betapa senangnya Shalika di tanyai seperti itu, kalau sudah tidak punya malu mungkin Shalika sudah berteriak kencang.
"nama aku Shalika anak kelas sebelas Ips dua kak" jawab shalika.
"oh"
Setelah itu Shalika langsung berlari menuju kelasnya ia tak sabar ingin membagi kisahnya kepada Iin.
"AAAAAAAAAAA" teriak Shalika menggelegar di dalam kelas.
"kecappp diem lo, suara lo ngalahin toa mesjid tau gak" hadrik Riki si ketua kelas sok asik.
"enggak wleee," balasnya sambil menjulurkan lidah. Dan berjalan kearah kursinya.
"in bangun in bangunn iin" shalika menggoncangkan tubuh iin yang masih tertidur.
" ya Allah bisa ga sih lo gak ganggu gue seharii" protes iin.
"enggak, in ini masalah jantung aku, kayanya aku sakit jantung deh" katanya sumringah.
"lo sakit jantung apa menang giveaway seneng amat, gilak lo" kata iin
"sakit jantung nya garagara kak juna"
"di apain lo sama kulkas 32 pintu? Haa? Ngomong sama gue biar gue beri tu anak" tanya iin
"ihh bukan gitu iin. Tadi tu waktu dari perpus aku ketemu kak juna bawa berkas gitu banyak, terus aku tolongin trus bantu bawa ke RO trus senyumm dan nanya nama akuu dongg" jelas Shalika bangga.
Iin di buat melongo atas penjelasan dari Shalika. Sebegitu hebohnya dia cuma garagara di tanyai nama oleh Juna?! Apa sehebat itu aura Juna Arsena Juanda bisa membuat Shakila tergila gila.
"gilak lo gilak asli g boong gue" kata iin sambil beranjak dari kursi.
"mau kemana in?" tanya shalika. Dijawab iin hanya dengan mengusap perutnya yang berarti kantin.
"ikuttttt," sambil menyusul Iin.
"eh bukannya wildan mau jajanin aku yaa" ia jadi teringat janji wildan tadi di mading.
KAMU SEDANG MEMBACA
SHALIKA
Teen FictionHari ini, detik ini, menit ini kamu telah berhasil meruntuhkan semangatku untuk memperjuangkan mu.