02

154 15 0
                                    

Di satu hari di tengah perburuan malam mereka, Xiao Ren terpisah dari kelompok. Awalnya ia hanya berniat untuk mencari tanaman obat untuk Zhi Cheng yang terluka akibat cakaran mayat hidup. Namun saat ia kembali, kelompoknya tidak ada di tempat semula. Ia berusaha agar tidak panik, dan berjalan ke arah mereka datang sebelumnya, setidaknya ia harus keluar dari hutan terlebih dahulu.

Namun sepertinya hari itu adalah hari kesialan baginya. Saat sadar, Xiao Ren ternyata hanya berputar di satu lokasi, ia selalu kembali ke titik awal.

"Ada yang membuat array* di sini," gumamnya, jika bukan karena ulah kultivator jahil, hanya ada satu makhluk yang ia curigai dapat membuat array labirin seperti ini.

*[Array = Formasi mantra di satu area, jenis dan kegunaannya disesuaikan dengan kebutuhan]

Seketika angin berhembus kencang, menerbangkan dedaunan kering di sekitarnya. Xiao Ren berusaha untuk tidak menutup matanya dan awas akan sekitar. Dan setelah angin tersebut berhenti, ia dapat melihat sepatu boot hitam berdiri tegak 2 meter di hadapannya.

Ia tidak berani membuka suara, tapi begitu menoleh, ia melihat sosok itu. Surai sehitam burung gagak yang diikat rendah di balik punggungnya, kulit seputih salju, mata semerah darah yang berkilat di bawah sinar bulan, jubah hitam, juga rantai perak tipis yang menggantung dari bahu bidangnya, di sebelahnya berdiri dengan angkuh seekor rubah putih dengan mata yang semerah darah. Sosok itu menyeringai, memamerkan gigi taring yang mengintip dari sela bibirnya.

"Akhirnya aku menemukanmu." Suara itu sedingin es yang membuat sekujur tubuh Xiao Ren membeku di tempat, keringat dingin mengalir deras di punggungnya, dan pada detik berikutnya kesadarannya hilang.

Ketika membuka mata, pemandangan yang menyambutnya adalah langit-langit kamarnya di asrama sekte, berikut dengan wangi dupa kesukaannya.

"Xiao shixiong?"

Xiao Ren menoleh, Zhi Cheng duduk di sebelah kasurnya dan menatapnya khawatir. Di ambang pintu ada Zai Min yang baru akan memasuki kamar dengan kedua tangan membawa nampan berisi makanan.

"A-Ren, kau sudah sadar??" Pekiknya saat melihat Xiao Ren sudah membuka mata.

Xiao Ren mengerang kecil saat merasa kepalanya berdenyut nyeri. Apa yang terjadi padanya? Apa ia jatuh dengan parah semalam? Apa kepalanya membentur sesuatu yang keras?

"Jangan banyak bergerak," Zai Min mengambil alih posisi Zhi Cheng, "semalam kau jatuh dari bukit."

"B-bagaimana-"

"Shixiong menghilang semalam, jadi kami mencarimu semalaman. Kai Can gege yang menemukanmu terjatuh dari bukit, jadi kami langsung bergegas kembali ke sekte untuk meminta nyonya Wang memeriksamu." Zhi Cheng menjelaskan sembari menuangkan teh ke dalam cangkir, "omong-omong, shizun* sudah tahu masalah semalam. Da-shixiong* dan Kai Can gege sedang menghadap untuk memberi penjelasan, mungkin sebentar lagi shizun akan datang menjenguk."

*[shizun = guru/master (formal)]
*[Da-shixiong = kakak (lk) seperguruan tertua. Disini yg dimaksud Zhi Cheng itu Min Heng]

Xiao Ren terdiam mencerna perkataan Zhi Cheng. Bagaimana ia bisa terjatuh dari bukit saat bahkan hal terakhir yang ia ingat malam itu adalah ia yang bertemu dengan sosok hitam yang pasti adalah pelaku penggunaan array labirin yang menjebaknya. Apa yang orang itu lakukan padanya?

"A-Ren, apa ada hal aneh yang menimpamu semalam?" Tanya Zai Min hati-hati saat melihat ekspresi suram milik Xiao Ren.

Zhi Cheng yang baru saja memberinya secangkir teh juga ikut memandanginya-meskipun ekspresinya datar namun ia sudah pandai membaca ekspresi anak itu dari kedua matanya-dengan penasaran.

The Young Master Who Cut His Hair ✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang