Chapter 4: Who's Next?

414 193 16
                                    

Sakura sengaja datang ke sekolah sangat pagi hari ini. Sehabis menaruh tas ke kelas, dia pergi mengambil bola basket dari ruang olahraga dan bermain sendirian di lapangan. Tanpa sepengetahuannya, Sasuke tengah duduk menonton sambil menilai kemampuan permainannya.

Sakura kadang men-dribble terlebih dahulu maupun langsung melempar bolanya dari jarak jauh. Kerennya, semua lemparannya tersebut selalu masuk ke dalam jaring. Namun, untuk lemparan terakhir, Sakura gagal memasukkan bola karena dia melempar terlalu asal-asalan.

Sakura mencoba sekali lagi, tapi bolanya malah menggelinding keluar dari pinggir ring. Sepertinya, dia memang harus berhenti bermain sekarang. Ketika menengok ke pinggir lapangan, dia mendapati Sasuke menatap lurus ke arahnya. Apa pemuda pantat ayam itu sudah berada di sana sejak dari tadi?

Kurang kerjaan sekali,” inner Sakura sinis.

Walaupun enggan, Sakura ikut mendudukkan diri di bangku berbeda. Dia menyisipkan rambut panjangnya ke belakang. Permainannya tadi lumayan juga, peluh sedikit menghiasi pelipis dan lehernya.

“Haus?” tanya Sasuke.

Sakura tidak menggubris. Dia memilih mengibaskan tangannya, mencoba menghasilkan angin dari usaha tidak seberapanya itu.

“Tangkap!”

Untung refleksnya bagus, Sakura sukses menangkap sebotol air dingin yang dilempar oleh Sasuke barusan. Dia berniat melempar balik ke pemuda Uchiha tersebut, namun langsung diurungkannya begitu saja. Ayolah, Teman! Dia benar-benar sedang haus, perlu minuman untuk membasahi kerongkongannya.

“Kenapa masih bengong? Tinggal minum doang, apa susahnya sih?”

Bibir Sakura sontak mengerucut sebal, “Dasar bawel!”

Sakura akhirnya meminum air dingin yang ditawarkan oleh Sasuke tadi. Dia tahu produk minuman ini, dia kadang melihat iklannya di televisi. Go Sweat, Go Ion. Sakura jadi berpikir bagaimana menjadi artis dan membintangi iklan seperti itu. Dia berlari di pantai sampai berkeringat, kemudian minum dengan gaya elegan.

Aku pasti langsung terkenal,” inner Sakura sedang melamun sembari tersenyum tidak jelas.

Sasuke membiarkan gadis itu berkhayal sekalian menikmati wajah cantiknya. Aura rupawannya semakin keluar saat terpaan angin sedikit menerbangkan surai jambon Sakura. Siapa pun, tolong ingatkan Sasuke untuk segera mengakhiri itu sebelum dia terkena diabetes mendadak.

“Ekhm! Lama-lama, kerasukan juga baru tahu rasa.”

Sakura langsung mendengus kencang. Dia sungguh kesal dengan omongan Sasuke yang terus mencelanya. Memang salah dia membayangkan angan-angannya sendiri? Lagi pula, Sasuke hanya anak dari pemilik sekolah ini. Sekalipun anak presiden, dia tetap tidak berhak mengatur urusan pribadi Sakura.

“Datang sepagi ini, hanya demi bermain basket sendirian? Kau tidak punya pekerjaan lain?”

Sakura mengerutkan alisnya antara kesal dan kebingungan. Dia beralih duduk mendekat ke samping Sasuke, lalu menyentuhkan punggung tangannya ke jidat pemuda itu, “Tidak hangat. Apa mungkin kau salah sarapan tadi?”

Sasuke refleks menyingkirkan tangan si gulali dari dahinya, justru pipinya yang memanas sekarang, “Aku sarapan sehat seperti biasanya.”

“Kebawelanmu kambuh. Atau, jangan-jangan kaupunya kepribadian ganda?”

“Sembarangan!” elak Sasuke tentu langsung tersinggung. Dipikir dia sakit jiwa, dia hanya sedang dalam suasana hati yang baik.

“Kau yang kurang kerjaan. Kenapa pula kau berada di sini? Mau taruhan lagi denganku?” tantang Sakura.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 22, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

S C A RTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang