Fase Melupakan!

268 40 27
                                    

Dunia khayal yang tak nyata hanyalah sebuah pelarian dari kekecewaan terhadap realita!

Dunia khayal yang tak nyata hanyalah sebuah pelarian dari kekecewaan terhadap realita!

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


"Akhirnyaaaaa..."

Byungchan menyeka bulir-bulir keringat dikeningnya, lalu meregangkan tubuh yang pegal karena terlalu lama menunduk untuk menanam padi membantu bapak.

Byungchan berjalan naik meninggalkan pekerjaannya yang telah selesai. Dan melangkahkan kakinya menuju sungai untuk membasuh kaki juga tangannya yang penuh dengan lumpur.

"Gue kira orang cantik itu gak mau berususan sama pertanian karna jijik,"

Byungchan yang sedang membasuh tangannya sontak menoleh dan tersenyum, "Kalo kamu di kota ya gak bakal nemu orang yang mau dengan senang hati ngurusin sawahnya."

Orang itu mengangguk dan berjalan ke arah Byungchan, mendudukkan pantatnya tepat disamping Byungchan yang masih asik dengan kegiatannya.

"Gue Sejun,"

Byungchan mengangguk, "Iya saya gak lupa kok."

Byungchan bisa mendengar decakan keras dari orang disampingnya yang membuat ia terkekeh.

"Kenapa? Gak betah ya tinggal di desa?"

"Bukan gitu!" Sejun menarik nafasnya pelan, "Jangan formal banget sama gue."

"Oh hehe maaf, kebiasaan soalnya."

Sejun mengalihkan pandangannya menatap aliran sungai yang tenang dan tidak terlalu deras. Air sungai disini sangat jernih, bahkan Sejun bisa melihat bagaimana ikan-ikan kecil menari-nari didalam sana.

"Setelah ini lo mau kemana?"

Byungchan terdiam, matanya bergerak kesana-kemari yang menunjukkan ia sedang berpikir. "Mau ke sawah lagi kayaknya." Jawab Byungchan ragu.

"Ikut boleh?"

"Emang proker kamu udah selesai?"

"Udah, Hanse juga udah balik buat istirahat."

Byungchan menoleh, tersenyum dan mengangguk. "Ya udah ayo!"

Setelah Byungchan selesai membersihkan lumpur ditubuhnya, ia segera bangkit dan berjalan diikuti Sejun disebelahnya.

"Semoga Sejun betah ya tinggal disini," kata Byungchan dengan tatapan yang mengarah ke atas, menatap langit biru dengan awan yang melambai-lambai ke arahnya.

"Betah gak betah sih, tapi selama ada lo yang bantuin gue ya gue betah."

Hati Byungchan berdesir hangat yang membuatnya cukup tertegun. Perasaan ini, sudah lama tidak ia rasakan. Dan bagaimana mungkin ia merasakan ini hanya karena orang disebelahnya yang bahkan baru ia kenal kemarin?

Byungchan menggeleng mencoba menepis pemikiranya, "Kamu, kenapa KKN cuma berdua?"

Sejun yang mendapat pertanyaan seperti itu hanya menggaruk tengkuknya yang tidak gatal, "Kita gak kebagian tempat KKN, dan lagi ya emang cuma kita berdua yang gak punya kelompok."

Diary A to Z Ft. SebyungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang