Peka

756 52 2
                                    

"Natal tahun ini nggak bisa pulang ke Jakarta, ma"

Stella sibuk merapikan tumpukkan kertas dihadapannya sambil sesekali menghela nafas karena kesulitan hanya menggunakan tangan kirinya saja.

"Aku ada kerjaan yang nggak bisa ditunda karena pemilik gedung maunya setelah natal semua udah beres, kalau aku batalin nanti apa kata klien aku, ma. Nggak profesional dong aku"

"Iya mama. Kalau kerjaan aku disini udah beres langsung balik ke Jakarta kok"

"Ya udah mama istirahat ya, aku mau beresin kerjaanku dulu.. iya mama 15 menit lagi aku istirahat"

Setelah menutup telepon Stella kembali berkutat dengan laptop dan susunan berkas dihadapannya. Stella memang tak pernah setengah-setengah jika menyangkut pekerjaannya.

Sejak 6 bulan yang lalu Stella memutuskan untuk mengambil tawaran pekerjaan di Bali. Yaitu membuat desain interior untuk beberapa restoran. Seharusnya Stella sudah kembali ke Jakarta sejak sebulan yang lalu namun salah satu temannya menghubungi dan meminta agar Stella membantunya membuat desain interior salah satu hotel yang baru saja dibangun di kota itu. Awalnya Stella menolak namun karena tak tega dengan terpaksa Stella membantu temannya tersebut dan kembali harus terjebak beberapa bulan lagi di Bali.

Waktu sudah menunjukkan pukul 01.00 yang membuat Stella harus menghentikan segela aktifitasnya dan segera menuju tempat tidur.

Stella punya kebiasaan ketika berada diatas tempat tidur dirinya tak bisa langsung tertidur. Pikirannya berkelana entah kemana dengan mata menatap kosong kearah langit-langit kamar hotel tersebut. Dan saat ingatannya terbentur dengan sebuah memori yang tak ingin Stella ingat lagi maka air mata menjadi saksi betapa lemahnya seorang Stella.

Perasaan sesak, sakit, sedih dan kecewa yang tak bisa diungkapkan melebur bersama air mata yang jatuh membasahi pipinya. Perasaan yang selama ini dipendamnya sendiri dan berpura-pura bahwa kehidupannya sangat bahagia dan baik-baik saja.

Stella lelah. Sangat lelah.

Pernah ia mencoba untuk menyerah namun takdir tidak mengijinkan dan seolah memaksa Stella menghadapi rasa sakit dalam dirinya. Rasa sakit yang kini telah berubah menjadi racun yang terus menyiksanya setiap malam.

Dan setiap malam doa yang selalu Stella minta adalah agar Tuhan menyembuhkan hatinya.

___

Sejak setahun yang lalu ia bersama teman-temannya mendirikan perusahaan arsitektur yang mereka beri nama Royal Architect. Dan kini Stella bersama teman-temannya yaitu Darius, Kevin, Natta dan Clara bekerja disana.

Royal Architect berbasis di Jakarta namun terkadang tawaran desain juga datang dari luar kota sehingga mengharuskan mereka harus berada di kota tersebut untuk waktu yang tidak sebentar. Seperti kali ini mereka harus berada di Bali selama beberapa bulan kedepan karena Natta kewalahan dan memerlukan bantuan Stella karena di Royal Architect hanya mereka berdua lulusan desain interior sedangkan yang lain lulusan teknik arsitektur termasuk Clara. Sedangkan Darius sesekali ke Bali untuk mengecek perkembangan pekerjaan mereka karena Darius merupakan pemimpin.

Dan hari ini sebenarnya adalah jadwal mereka untuk bertemu disebuah restoran dihotel tempat Natta dan Stella menginap untuk membahas mengenai pekerjaan mereka namun karena kemarin Clara ikut ke Bali bersama Darius alhasil hari ini Clara mengajak Stella untuk menemaninya jalan-jalan sebelum akhirnya kembali lagi ke Jakarta.

"Kalau gue tau si Stella nggak jadi kesini mending gue nggak usah kesini juga"

"Emang nggak bosan di hotel mulu. Lo itu sekali-sekali butuh menghirup udara segar, Nat"

Passionate Youth | SeulHun (ON HOLD)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang