bab 5

36 4 0
                                    

Anisa sedang berkumpul dengan kedua sahabatnya dirumahnya setelah kemarin di beri tahu Abinya bahwa dia akan menikah dua hari kedepan, ia segera menghubungi temannya untuk datang kerumah.

Alana yang tadi di antar suaminya, sedangkan Almeera diantar tukang ojek karena kakaknya ada jadwal operasi sehingga kakaknya tidak bisa mengantarnya.

"Tidak menyangkah ya ternyata si Nisa mau nikah juga," kata Almeera yang mulai mengeluarkan tas kertas dari tas kerjanya.

"Iya, eh Nisa aku tidak melihat Umi mu?" Tanya Lana.

"Umi ada didapur, nanti juga kesini. Lana suamimu gimana?" Tanya Anisa

"Nanti kesini menjemputku dia juga sudah mengijinkan, lagian aku ambil cuti untuk pernikahanmu Nisa. Jangan kwatir," kata Lana.
Anisa tersenyum, "terima kasih," gumam Anisa.

"Maaf, sepertinya aku tidak bisa ambil cuti, apalagi akhir2 ini si Abbi uring-uringan," kata Almeera penuh sesal.

"Tidak apa Meera," kata Anisa.

"Nama suamimu siapa Nisa?" Tanya Almeera.

"Tidak tahu," jawab Anisa membuat Almeera yang mulai menggambar tangan Anisa terhenti dan menatap Anisa.

"Serius? Nama calon suamimu tidak tahu?" Tanya Almeera tidak percaya, sedangkan Lana cuma tersenyum yang sudah tahu alasan Anisa tidak mengetahui nama calon suaminya.

"Nanti akad nikah pasti tahu," kata Lana.

Almeera hanya mengangkat bahunya tidak peduli, ia mulai menghias tangan Anisa dengan henna. Seperti dulu saat Alana menikah, Almeera juga yang menghias tangan Lana.

=====

Affan yang ingin masuk kekamarnya di cegah oleh Fatimah.

"Ada apa Umi?" Tanya Affan.

"Antar kekamar adikmu, Umi mau sholat dulu," kata Fatimah.

Affan mengambil nampan yang ada ditangan Fatimah.
"Ada tamu ya Nisa Mi?" Tanya Affan.

"Iya Almeera tadi kesini mau menggambar tangan Nisa," kata Fatimah.

Affan mengangguk dan segera membawa nampan ke kamar Anisa.

Tok
Tok
Tok

Affan mengetuk pintu kamar Anisa tak lama pintu terbuka, Affan terdiam melihat sosok yang membuka pintu.
Sosok wanita yang telah lama mencuri hatinya, tapi kini ia sudah dimiliki oleh pria lain.
"Abang Affan," kata Lana sedikit kaget karena tidak menyangka Affan ada dirumah, setahunya Affan sedang ada di Kalimantan.

Anisa dan Almeera menoleh ketika Lana menyebut nama Affan.

"Ada apa bang?" Tanya Anisa.

Affan mengangkat nampannya,
"dari Umi." Affan memberikan nampan itu ke Lana dan pamit pergi.

"Ada apa dengan bang Affan?" Tanya Lana yang sudah duduk di samping Anisa setelah meletakkan nampan di atas meja.

Anisa yang tahu kenapa abangnya begitu, hanya diam saja.

"Nggak tahu lah Lan," jawab Almeera sambil terus menghias tangan Anisa.

Lana mengangkat bahunya tidak mengerti dengan sikap Affan.

====

Anisa Memandang tangannya yang sudah penuh dengan henna hasil karya Almeera.

Alana melihat Anisa yang sedang duduk sendiri di sofa dekat jendela.

"Jika kamu yakin dengan pilihanmu, tidak usah kwatir dengan apa yang terjadi nanti," kata Alana sambil duduk disebelah Anisa.

Anisa menoleh dan tersenyum, dia yakin apa yang dipilihnya tepat.
Karena selama ini ia tidak pernah melihat pria seperti calon suaminya, yang selalu menjaga pandangannya.

jodoh dari langitTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang