dua

5 0 0
                                    

Katanya banyak perubahan yang akan terjadi kalau bertemu orang orang baru. Seperti ini yang dirasakan Sasya sekarang, tak sabar punya kenalan banyak dan bercerita lebih banyak.

Hari ini adalah hari dimana banyak disertai dengan sambutan. Matahari sedang tersenyum menyapa sama dengan hatinya yang terus bahagia.

Ia mulai melakukan rutinitas bertahap mulai dari merapikan tempat tidur, mandi, ganti pakaian, makan hingga berakhir disekolah. Namun satu hal yang paling ingin ia utamakan adalah mengetikkan beberapa kata kata lalu mengiriminya pada tiga temannya.

Single sadizzz

Shasya

Selamat pagi peliharaanku

Keyra
Wiss kadal embun tumben pagipagi bangun

Swara
Waktunya sekolah sahabatku

Dizzzzz
Biasa aja kali kayak ga pernah sekolah aja

Keyra
Sadezzzz

Shasya
Buat chalenge yuk, catet semua kegiatan pagi kita ini dan siapa yang paling cepat sampai ke sekolah gue bayarin makan

Keyra
Lo aja

Dizzzzz
(2)

Swara
(3)

Shasya membuang ponselnya keatas ranjang, sungguh moodnya sekarang menurun drastis.

Ia hanya menatap cukup lama depan cermin dengan wajah murung yang ia buat. Seraya sedikit melirik, apakah ia sudah cantik? Tatanan rambutnya sudah rapi bukan?

Ayolah, masih cukup pagi untuk berangkat ke sekolah. Tidak ada pilihan lain, mencoba datang lebih awal bukan hal yang rumit bukan?

Ia mengambil kembali ponselnya lalu bergegas memasang arloji di tangan kirinya hingga memasang tas dibelakangnya dan sepatu dikakinya.

"Tante, sasya berangkat ya" ujarnya saat berada diruang tamu

Tante lian hanya menganggukkan kepalanya, hingga sashya berlalu dan bersiap menunggu angkutan umum yang siap mengantarnya.

**

Motor yang dikendarai 2 cowok ini mendarat dengan selamat, meskipun perasaan was was masih dirasakan oleh Feri yang berada diboncengan Reygan.

Entah apa yang membuat reygan harus melajukan motornya dengan kecepatan yang tidak stabil.

Setelah melepas helm, rey mulai gelisah. Ia melirik kiri kanan atas hingga bawah arena sekolah. Cukup terkejut, hingga akhirnya ia melihat Feri yang masih mengikat sepatunya dengan gerakan lambat

"Ngikat sepatu aja kayak banci lo" hingga akhirnya ia turun tangan membantu Feri mengikat sepatu sebelahnya lagi

Melihat gerak gerik rey, Feri segera memukul tangan Rey kuat.

Rey mulai merasakan panas menjalar ditangannya hingga akhirnya ia membulatkan matanya menatap sengit pada Feri, seolah bertanya apa maksud dari pukulannya itu

14 senjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang