Rundungan Lokawigna

48 10 6
                                    

Setiap baitnya diisi oleh ramuan sarkais. Diseduh menggunakan tatanan retorika, lantas disesap perlahan oleh lidah tak bertulang. Kepulan asap sang Fatatam menusuk sinus hingga pangkalnya. Selepas itu, menyemburlah lumpur lapindo dari kerongkongannya yang sesak.

Tembakan itu lantas melubangi tepat pada dahinya. Bukan cairan merah yang menetes pada wajahnya, melainkan cairan hitam—pencampuran ekstasi, kafein, serta dosa pada aliran darahnya. Bermanifestasilah para eritrosit itu, menjadi hitam legam bak kedua pupilnya yang melebar. Kedua astanya bergemetar, hingga cangkir berisi reminisensi akan kebejatannya tumpah ruah di atas pahanya.

“Apa arti keadilan menurutmu?” Paradigma mendatarkan intonasinya, lantas menatap tajam sosok manusia di hadapannya. Seperti biasa, ia dirasuki Fatatam.

“Kejahatan yang membutakan malaikat.”

◐◇﹂I'm Not Okay﹁◇◑

I Am (Not) OkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang