💀4💀

2.1K 199 15
                                    






________________________________________
____👻____








Lisa terus menerus memegangi kalung dilehernya. Aksesoris dengan batu permata biru itu selalu jadi penenang untuknya.

Ia sendiri mengernyitkan dahinya bingung, ada apa sebenarnya ditempat itu. Aura disana benar benar berbeda.

Sayup sayup lisa mendengar yg begitu lirih hampir berbisik tepat pada telinganya. "...lisaaa..".

Bulu kuduk- nya sudah berdiri tak karuan. Otot jantungnya kembali memompa lebih kuat lagi.

Kini ia tengah menahan tubuhnya yg gemetar untuk tetap rileks dan tenang, karena ia melihat pantulan mahluk lain di belakangnya lewat kaca toilet.

Lisa menggeram tertahan. Ia berdecih kecil." Ck, sudah tau wajahmu buruk rupa. Masih saja berkaca."

"...lisaaa..."

" Kucolok matamu jika terus memandangiku begitu ". desisnya, berharap mahluk itu sedikit merasa terancam.

Ia pun mendekatkan wajahnya ke arah kaca. Tangan kiri nya ia gunakan untuk menarik kantung mata nya. Lantas ia arahkan jari telunjuk kanan pada pupil matanya berniat melepas benda elastis hitam pekat disana.

Dilepasnya softlent hitam itu. Menampilkan warna keunguan dengan cahaya yg terpancar dari maniknya."...setelah sekian lama...kenapa terjadi lagi?."

Sebentar saja. Lalu ia memakai kembali soflent itu dan memastikan posisinya sudah sesuai.

Ia mengerjapakan matanya beberapa kali. Lalu menghela nafas lega ketika sosok perempuan tadi tak lagi didapatinya.











Cahaya oranye dari matahari telah menunjukkan bahwa waktu malam sudah hampir tiba.

praannggg....

Dentingan suara pisau membelah sepi suasana sore menjelang malam di sebuah sekolah.

Pemuda itu tak peduli dengan pisau mahal miliknya yg tergeletak bermandikan darah disana, disamping tubuh seseorang. Ralat. Lebih tepatnya mayat seseorang.

Nafasnya yg berat berhembus
secara teratur. Mata elangnya menatap lamat mayat di depannya dengan pandangan arrogant.

Salah satu sudut bibirnya tertarik menampilkan smirk andalannya."...kita lihat apa yg akan dilakukan si bajingan itu mengetahui putri kesayangannya sudah mati."














lisa...

lisa...?


LALISA KIM!!!

" oh astaga." Lisa terperanjat ditempat. Teriakan dengan suara cempreng itu berhasil merenggutnya kembali dari alam lamunannya.

" Hey semenarik apa hal yg kau lamunkan sehingga kau mengabaikan panggilanku huh?."

Lisa tertawa canggung. Ia merasa tidak enak membuat gadis berambut blonde itu kesal terhadapnya.

" Maaf... aku sedang tidak enak badan." ujarnya sembari membungkuk.

" H-hey, tidak perlu sampai membungkuk begitu. Aku kan bukan bos mu." ucapnya karena tak enak atas perlakuan sopan lisa. Berbanding sekali dengan perilaku bar-bar nya.

" Tetap saja, aku lebih muda darimu." jawab lisa.

" Ohh jadi kau secara tidak langsung mengatai aku tua. Begitu huh?." sarkasnya tak terima.

Lisa merutuki kebodohannya sendiri. Seharusnya dia tak bicara begitu mengingat gadis bernama Park Chaeyoug itu orang yg sangat sensitif.

" B-bukan begitu...aku tidak bermaksud begitu..maaf." ucap lisa lagi seraya membungkukan badannya.

" Huh, sudahlah. Aku tidak terlalu mempermasalahkan hal itu. Lagian kita kan hanya beda 5 tahun lisa. Apa aku sudah terlihat tua?." tanyanya dengan kalimat yg bertubi tubi membuat kepala lisa serasa akan pecah.

Melihat lisa yg meringis sembari memegangi kepalanya membuat gadis yg bekerja sebagai pelayan itu merasa khawatir.

" Haisshh tidak biasanya kau terlihat sakit begini. Kalau begitu kau harus pulang bersamaku naik motor. Dan tak ada kata penolakan disini." jelasnya panjang lebar. Ia tau lisa akan menolak ajakannya dan dia tak akan membiarkan itu terjadi.











" Terimakasih ya.... umm chaeyoung." ucap lisa canggung. Tentu saja karena dia dan chaeyoung tidak begitu dekat sebelumnya, walaupun mereka bekerja ditempat yg sama.

" Its ok. Tapi aku rasa nama itu terlalu formal. Kau bisa memanggil aku dengan sebutan rosé."

Lisa tersenyum kikuk." Padahal chaeyoung dan rose berbeda jauh sekali?."

" Baiklah rosé terimakasih."

" Youre welcome. Oh iya. Aku hampir lupa. Ini." ucapnya sembari menyodorkan amplop coklat.

Lisa menerima amplop itu dengan senang hati. Akhirnya kerja keras nya selama sebulan ini berbuah hasil. " Terimakasih."

" Haishh...jangan berterimakasih padaku. Katakan itu pada si Boss tua bangka itu."

Lisa hanya menggelengkan kepalanya menanggapi tingkah bar bar rosé. Gadis itu memang selalu mengumpati pemilik toko tempat mereka bekerja.

" Kalau begitu aku pulang dulu ya lisa. Kau sebaiknya istirahat. Supaya sakit kepalamu itu cepat sembuh. Dan hilangkan kebiasaan melamun mu itu, mengerti? Aku pergi. Bye."

Lisa hanya tersenyum dan kembali menggeleng. Bagaimana bisa dia mengucapkan itu semua dengan satu tarikan napas. Sungguh luar biasa pikirnya.










»»»»»»»»»»»💀💀💀««««««««««

your votment
💖💀💖



silahkan baca juga story terbaruku. Cast utama pastinya lizkook.
pay pay💜

💀X MYSTERY in SCHOOL X💀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang