💀5💀

1.8K 197 18
                                    

_______________________________________
_____👽_____








Sembari berjalan, sesekali lisa mengeratkan sweaternya. Tak seperti biasanya cuaca pagi ini begitu dingin. Padahal jika dipikir musim dingin masih cukup lama untuk datang.

Semilir angin tak henti menerpa wajahnya, menjadikannya terlihat sedikit pucat pasi. Ia juga mulai merasa kaku pada sekujur tubuhnya. Dan mungkin ia akan segera membeku jika saja ia tidak benar benar sampai ke sekolahnya.

Lisa mengernyit bingung kala melihat segerombol siswa berlari tergesa melewatinya. Belum lagi wajah mereka yg seperti sedang merasa ketakutan.

Bukan lalisa namanya jika tidak memiliki rasa penasaran yg besar. Alhasil ia pun akhirnya mengikuti gerombolan orang tadi yg arah jalannya menuju belakang sekolah.

Lisa terdiam dengan alisnya yg menukik. Disana tepatnya di depan gudang mereka berkumpul mengerubungi sesuatu.


" bagaimana ini bisa terjadi hiks..."

" dia itu gadis yg baik hiks.."

" aku tak sanggup melihatnya hikss eomma.."

" siapa yg tega membuat tzuyu begini..."

Tunggu. Apa?. Tzuyu?
Lisa sudah tak bisa membendung rasa penasarannya lagi. Mendengar nama siswi itu membuat rasa khawatirnya mencuat.

Ia tak peduli dengan teriakan mereka yg ditubruk dan didesaknya. Yg paling penting ia harus melihat apa yg ada di dalam gudang sana.

Tepat pada langkah ke enam ia berhenti.

Dan disinilah dirinya berada. Beridiri didepan pusat perhatian para siswa.

Mendadak lisa merasa tubuhnya begitu kaku. Rasa iba, marah, terkejut sudah menyeruak dalam dirinya."....b-bagaimana bisa?." lirihnya.

Tubuh lisa sudah bergetar tak karuan. Lututnya mulai melemas. Ia hampir menghamburkan diri pada jenazah tzuyu jika saja dua pasang lengan tak menariknya.

" tenangkan dirimu ini memang sulit diterima." ucap salah satu dari dua orang itu.

Lisa terdiam dengan mata tertutup. Nafasnya memburu. Kedua tangannya mengepal menahan gejolak amarah yg tiba tiba membakar dirinya.

Ini menyakitkan baginya. Tzuyu adalah teman pertamanya disekolah ini. Bagaimanapun juga gadis itu terlihat sangat ramah dan juga baik. Tapi kenapa. Siapa yg tega membunuhnya sampai begini.

Tubuh tzuyu dibanjiri darah yg sudah mengering. Puluhan bekas luka sayatan memenuhi tubuh tak berdayanya. Ia juga mendapati lebam lebam biru  menghiasi tubuh gadis malang itu yg tak tertutupi barang sebenang pun kain tipis.

Apa apaan ini? Siapa yg melakukannya?

Satu tarikan nafas di dapatnya dan mulai membuka mata. Netranya menajam kala menangkap satu sosok yg dirasa ada hubungannya dengan kematian tzuyu.

" pria itu~."

Dari jarak 4 meter lisa menatap pria itu yg juga menatapnya tak kalah tajam. Tak ada yg bisa menjelaskan bagaimana spesifik nya arti dari cara pandang antar keduanya. Namun, tatapan keduanya bak menyiratkan sesuatu yg tak lagi harus disampaikan secara lisan.

Pria itu memutuskan kontak mata mereka lalu pergi begitu saja. Sedang lisa terus menatapnya. Maniknya bergerak mengikuti kemana pria itu pergi.

" kau baik baik saja?." Ucapan gadis tadi memecah lamunan lisa. Ia segera berdiri lalu menyambar belasan helai koran yg selanjutnya ia gunakan untuk menyelimuti jenazah tzuyu.

" terimakasih." ucapnya sembari melenggang pergi.

" kau tau siapa dia."

" dia murid pindahan dari Daegu. Namanya Lalisa kim."













" Yak! Tunggu. kau. Jeon jungkook."

Lisa bersusah payah menghampiri jungkook. Kaki jenjang nya tak henti berlari menggapai presensi jungkook yg sekarang berada kurang lebih 5 meter darinya.

Jungkook sendiri tak mengindahkan teriakan lisa dibelakangnya. Ia terus melangkah lebar dengan pandangan angkuh seperti biasanya.

" Yak! Kau berhenti jungkook.!"

Lisa mempercepat larinya dan berhasil menggapai lengan jungkook yg lalu ditariknya paksa menghadapnya.

Jungkook memandangi wajah lisa yg merah padam. Gadis itu terlihat kelelahan. Nafas nya tersenggal dengan keringat yg membanjiri sekitaran lehernya.

" Kau.....kau pasti tau apa yg terjadi pada tzuyu. Benarkan!!!"

Jungkook nampak tak berminat menjawab pertanyaan lisa. Ia hanya menatap lisa dengan tatapan yg menyepelekan.

" kau... apa kau tuli hah?!!! Kemarin apa yg kau lakukan terhadapnya?!! Jawab aku kenapa kau diam saja?!!." Lisa benar benar geram melihat jungkook yg tetap bungkam. Dihadapannya, pria itu bersidekap dengan wajah santainya. Bagaimana bisa ada orang seperti ini.

" Baiklah. kalau kau tak mau bicara, biar aku saja yg melaporkanmu pada kepala sekolah."

Setelahnya, lisa berjalan pergi meninggalkan jungkook. Masa bodo mau kepala sekolah itu percaya atau tidak. Yang penting kasus ini terbukti ada sangkut pautnya dengan pria bernama Jeon Jungkook itu.

Sedang jungkook. Sepeninggalan lisa pria itu sedikit mengeraskan rahangnya. Ia mendongak menatap langit langit koridor sekolah. Menghela nafas kasar lalu melangkah pergi. " merepotkan."





















" BAPAK KEPALA SEKOLAH!!!."

Teriakan seorang lalisa menggema di sepanjang koridor lantai 1, membuat 'Lee saeum' yg notabe nya seorang kepala sekolah pun mau tak mau melirik ke arahnya.

" Kenapa kau berteriak seperti itu?" tanyanya dengan wajah masam. Oh tentu, saat ini ia sedang pusing pusingnya mengurusi kasus tzuyu yg ditemukan tewas di lingkungan sekolahnya.

" Begini pak. Maaf atas tindakan saya tadi yg kurang sopan. Saya tahu bahwa saat ini bapak sedang sangat sibuk mengurusi kasus kematian tzuyu. Karena itu aku~mpphhh."

Lee saeum mengernyit, dengan salah satu alis terangkat melihat kedatangan jungkook yg langsung membekap mulut lisa.

" Karena itu kami akan membantu anda. Dan kami akan kembali setelah membawa hal yg dapat membantu anda. Permisi." tegas jungkook yg lalu pergi menyeret lisa yg masih dibekapnya.

Sementara lisa masih berusaha melepas tangan jungkook dari mulutnya, juga kakinya yg sengaja ia tekankan untuk menahan pergerakan jungkook terhadapnya.

Namun apa daya.

Tenaga jungkook tidak main main kuatnya. Pria itu masih terus menyeretnya tanpa menghiraukan tatapan tatapan penuh tanya dari siswa yg dilewatinya.


















»»»»»»»»»»»»»💀💀💀««««««««««««

your votement

💖💀💖

💀X MYSTERY in SCHOOL X💀 Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang