Menghidupkan Tokoh Dalam Suatu Cerita
Sekarang yang mau aku bawakan tentang bagaimana sih membuat tokoh lebih hidup dengan karakter yang bersesuaian?
1. Tulis ciri fisik secara rinci (bentuk wajah, rambut, bibir, warna kulit, dan lain-lain) hal itu mencegah tokoh satu dan lainnya tertukar ketika kita mendeskripsikan.
2. Jabarkan sifat masing-masing tokoh. Supaya lebih realistis, sekalipun dia tokoh utama usahakan tetap memiliki sisi yang kekurangan karena enggak ada manusia yang sempurna, 'kan? Untuk tokoh novel sekalipun. Misalnya, dari segi fisik dia nyaris sempurna tapi dia memiliki sifat yang tempramen, posesif, egois, kekanakan, dan lain-lain.
3. Beri keunikan atau kebiasaan unik pada masing-masing tokoh, atau paling tidak cukup tokoh utamanya aja. Misalkan: si tokoh utama itu punya kebiasaan setiap nonton bola dan tim kesayangannya mencetak gol dia pasti mukul-mukul orang. Bukan yang keras yang baku hantam, kalau bahasa Belandanya itu main geplak.
Dari mana sih kita mencari sesuatu yang unik? Gunakan panca Indra kalian, terutama telinga, mata, dan hati itu bisa membentuk atau menangkap sesuatu yang unik dari apa yang terjadi di sekitar kita.
4. Sembari menulis, bayangkan setiap adegan. Kira-kira masuk akal enggak kalau si A melakukan ini. Si B begini. Lebih mudah dibayangkan kalau visualisasinya orang-orang di sekitar kita.
5. Dialog pembeda. Pastikan antara tokoh satu dan lainnya memiliki gaya bicara yang berbeda. Itu penting banget sih menurutku karena terkadang dari cara mereka bicara/berdialog kita bisa membedakan satu dan lainnya. Atau bisa kasih ciri khas juga, misalkan si A kental logat jawanya. Satu Betawinya kuat. Atau si B setiap bicara itu suaranya pelan. Preman kalau bicara begini, dokter begitu, dan lain sebagainya. Pintar-pintar kita membuat narasi.
Saranku, jangan menjabarkan ciri fisik tokoh secara rinci di awal karena jatuhnya monoton. Si tokoh itu enggak akan lagi menarik karena orang-orang langsung tau dia seperti apa. Memaparkan perlahan di bagian-bagian tertentu.
Poin satu sama dua menurutku membantu banget supaya tokoh kita enggak tertukar dan keluar dari karakternya.
Itu beberapa yang biasa aku terapkan ketika aku membentuk satu tokoh. Sebenarnya sekarang bisa menggunakan artis sebagai visualisasi supaya lebih mudah dibayangkan, tapi dengan bermain di narasi dan membiarkan pembaca berimajinasi sendiri juga lebih menantang. Dan itu beberapa tipsnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
MoLiteracy
Non-FictionMateri kepenulisan dari mentoring yang Moccachino adakan.