Tidak ada satu katapun yang terucap dari bibir keduanya sejak lima belas yang lalu. Perjalan itu terasa membosankan. Tidak ada lagi yang lain selain mereka. Langkah kaki mereka bisa terdengar dengan jelas meskipun mereka berada di tengah kota. Suasana sunyi itulah yang membuatnya. Namun semua itu tidak membuat mereka takut ataupun bagaimana.
Iora terus menundukkan kepalanya seraya berjalan. Isi kepalannya melayang entah kemana perginya. Ia pun menghentikan langkahnya saat menyadari bahwa gadis yang berjalan di depannya sudah terlebih dahulu menghentikan langkah. Pandangannya terangkat bersamaan dengan pergerakan gadis itu yang membalikkan tubuhnya mengarah pada Iora.
"Kau masih menyembunyikan sebuah rahasia bukan?" tembak Cayna.
"Aku akan memberitahumu jika memang aku ingat semuanya,"
"Masalah planet itu, kau tidak mengada-ada, 'kan?"
"Tidak!"
Cayna bisa melihat kesungguhan di wajah gadis yang berada di depannya. Sepertinya semua yang dikatakan olehnya adalah sebuah kebenaran. Lagi-lagi, perasaan Cayna saling berkecamuk di dalam dada. Ia ingin sepenuhnya percaya terhadap semua yang diucapkan Iora, tetapi rasa ragu masih cukup terasa dengan jelas.
Ia ingin mempercayai tanpa harus memiliki alasan. Terlebih selama ini, masalah ini selalu mengaitkan namanya disetiap petunjuknya. Namun rasanya masih kurang. Ada petunjuk yang masih belum ditemukan. Tetapi apa? Apa masih berkaitan dengan dirinya? Jika memang benar berkaitan dengan dirinya, ia harap bahwa setelah petunjuk itu ditemukan, ia bisa sepenuhnya mempercayai gadis itu.
"Berbicara tentang planet, apa kau tahu apa planet yang memang sedang diincar oleh monster-monster itu?" tanya Cayna dengan sedikit lebih santai dari sebelumnya.
"Aku tidak tahu apa planet yang sedang diincar oleh Waruzakuma," ucap Iora dengan sedikit menundukkan kepalanya.
Pandangan mata Cayna mengintip ke arah Iora. Ia bisa melihat dari sudut matanya wajah gadis itu. Meskipun tidak terlalu jelas, ia tahu bahwa gadis itu kini sedang sedih. Entah karena Iora tidak bisa menjawab dengan pasti pertanyaan Cayna, atau karena gadis itu sedih karena hanya sedikit hal yang ia tahu dengan pasti.
Helaan nafas panjang benar-benar keluar dari mulut Cayna dengan sedikit gusar. Sebenarnya ia bingung dengan tindakan apa yang harus ia lakukan saat ini. Ada banyak hal yang ingin Cayna sampaikan pada Iora. Terlalu banyak hingga akhirnya ia bingung harus mengatakan apa dulu. Namun pada akhirnya, ia tetap tidak bisa mengucapkan satu katapun pada Iora.
Lagi-lagi, untuk beberapa saat, mereka masuk dalam dunia yang sunyi. Tidak ada satupun kata yang terucap dari keduanya. Jangankan berbicara, saling bertatap pun tidak sama sekali. Seakan keduanya sedang sibuk dengan pikiran masing-masing yang melayang entah mengapa. Rasanya canggung sekali untuk keduannya.
Sudut mata Cayna berhasil menangkap bayangan sesosok makhluk asing yang ia lihat meskipun tidak jelas. Ia menggerakkan pandangannya ke arah makhluk itu hingga ia bisa melihat dengan lebih jelas. Dan benar saja! Ia bisa melihat dengan jelas makhluk itu. Terlebih sekarang makhluk itu sedang berlari mengarah padanya. Tidak hanya satu, melainkan lima makhluk yang disebut monster.
Dengan cepat Cayna meraih tangan Iora dan memaksa gadis itu masuk dalam pergerakannya yang mengarah ke arah lain. Tentu saja gadis itu sedikit terkejut dengan gerakan yang super tiba-tiba itu. Namun sayangnya, langkah mereka berhenti begitu saja. Dan saat itu juga, Iora tersadar dengan apa yang terjadi. Monster-monster itu kembali datang di hadapan mereka.
Iora membalikkan arah tubuhnya dan melihat beberapa monster muncul dari arah yang berbeda. Mereka terkepung. Tidak ada jalan keluar lain selain melalui sebuah pertarungan. Dan itulah yang kini dilakukan keduanya. Mereka berdua dengan cepat masuk ke dalam pertarungan yang tidak seimbang itu.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate in Time
FanfictionThird Book (Last) of "Adventure of Important Thing" Trilogy Pertemuan Cayna dengan seorang gadis asing membuatnya kembali masuk dalam masalah baru. Masalah yang lebih rumit dari sebelumnya. Perhitungan waktu membuatnya sadar tentang gadis asing itu...