Sudah berapa ratus ribu detik yang Iora habiskan di tempat ini. Bukan keinginannya, tetapi suatu keadaan yang tidak menyenangkan hingga akhirnya ia berada di sini. Kembali berada di situasi yang sama seperti bertahun-tahun sebelumnya. Ia sudah sangat muak dengan keadaannya yang lemah seperti ini. Terlebih dengan semua monster yang kini menatapnya dengan sangat tajam.
Berkali-kali ia memberontak dan terus berusaha dalam keadaannya. Berharap ada sebuah keajaiban yang membuatnya terlepas dan dapat melarikan diri dari tempat itu. Namun sayangnya, kenyataan tidak semanis apa yang ia pikirkan. Kedua tangan dan kakinya kini terikat oleh rantai yang lebih kuat dari sebelumnya. Ia benar-benar terjebak. Tidak ada gunanya ia mencoba untuk melarikan diri saat ini.
Helaan nafas yang bercampur antara amarah dan juga rasa lelah terus ia lakukan berulang kali. Jika ia bisa menangis, mungkin saat ini juga ia akan menangis. Namun, bahkan air matanya saja tidak bisa berkompromi dengan baik dengan dirinya saat ini.
Sebuah suara langkah kaki terdengar samar di telinga Iora. Semakin lama semakin jelas suara itu. Tidak perlu bertanya siapa pemilik langkah tersebut. Dengan menutup mata saja Iora sudah tahu siapa pemiliknya. Pandangan mata Iora menatap sinis sosok monster yang kini tepat berada di depannya sesaat setelah suara langkah itu menghilang sempurna di udara.
Ia benar-benar benci dengan senyuman miring yang diperlihatkan monster itu. Meskipun tidak terlihat secara jelas karena wujut sang monster, tapi Iora tahu benar ekspresi yang dilihatkan oleh monster itu.
"Apa yang sebenarnya kau rencanakan?" tanya Iora dengan sarkas.
"Sepertinya kau itu gadis yang bodoh ya? Kau terperangkap selama lima belas tahun. Tapi sampai sekarang kau tidak tahu apa yang kuinginkan?"
Seketika tawa Waruzakuma menggelar ke seluruh penjuru ruangan itu. Menyebalkan sekali memang membiarkan suara seperti itu masuk ke telinga Iora tanpa permisi. Jika pergerakannya tidak terkunci seperti ini, sudah bisa dipastikan, Iora pasti sudah membungkam mulut monster itu bagaimanapun caranya.
"Kau tidak akan pernah bisa mendapatkan apa yang kau inginkan! Mereka pasti juga akan menghentikanmu!'
"Kau yakin? Bahkan mereka semuanya sangat payah! Dan sekrang pun aku sudah menguasai planet ini!!! -"
Waruzakuma memutar tubuhnya seraya membuka tangannya lebar seakan ia sedang menyombongkan segala yang ia miliki sekarang. Dan saat pandangannya kembali mengarah ke gadis tersebut, ia kembali memasang senyuman miring tersebut. Namun itu hanya sekilas, karena sekarang ia membalikkan tubuhnya dan mulai berjalan keluar dari ruangan itu.
" - Nikmatilah masa-masa terakhirmu! Karena sebentar lagi, baik kau maupun alam semesta ini, akan aku hancurkan!!" ucap Waruzakuma seraya berjalan terus tanpa menoleh sekalipun.
"Kau salah! Bukan alam semesta ini yang akan hancur. Tapi kau sendirilah yang akan hancur! -" ucap Iora dengan sangat tegas.
Langkah kaki Waruzakuma terhenti begitu saja saat mendengar kalimat itu. Dengan menahan amarah, ia menoleh kembali dengan gusar. Ia kini bisa melihat dengan jelas wajah gadis itu yang menatap sinis kepadanya. Bahkan ia bisa melihat sedikit senyuman miring di wajah sang gadis. Sepertinya ia sudah mulai dipermainkan oleh gadis itu.
" - Ada apa? Apa kau takut karena kau akan terpojok? Biar kuberitahu! Mereka akan datang untuk menghancurkanmu dan kau tidak akan bisa lari lagi. Kau, harus membayar semua kesalahan yang sudah kau perbuat!"
"DIAM!!"
Monster itu berlari dengan gusar kembali ke gadis itu. Ia langsung mencengkram kedua pipi gadis itu dengan satu tangannya dan memaksa sang gadis menatap ke arah matanya. Seluruh amarah kini mengambil alih dirinya. Ia benar-benar marah pada gadis di hadapannya itu. Bahkan sekarang ia nanar sang gadis dengan bengis.
KAMU SEDANG MEMBACA
Fate in Time
FanfictionThird Book (Last) of "Adventure of Important Thing" Trilogy Pertemuan Cayna dengan seorang gadis asing membuatnya kembali masuk dalam masalah baru. Masalah yang lebih rumit dari sebelumnya. Perhitungan waktu membuatnya sadar tentang gadis asing itu...