[07] Izin

548 70 34
                                    

Ctak.

Ctak.

Jean dengan terburu-buru memasak sarapan untuk Jaehyun, tadi pagi ia dan Jaehyun bangun terlambat. Itu pun berkat Hyuna.

"Buna kenapa ayah lari-lari ?" Tanya Hyuna yang sejak tadi duduk di pantry melihat Jean memasak.

Jean menoleh ke arah yang Hyuna tunjuk dengan pandangannya.

Jaehyun berlari ke Ruang pakaian hanya memakai celana pendek dengan rambut yang masih basah, tak lama Jaehyun berlari ke Kamarnya sambil membawa kemeja dan dasi.

"Ayah lucu," Hyuna terkekeh melihat kepanikan Jaehyun.

Jean tersenyum tipis kemudian kembali memasak.

"Bun, liat laptop ayah gak ?" Tanya Jaehyun

"Ada di meja kerja."

"Gak ada Bun," Sekarang Jaehyun terlihat seperti anak kecil yang kesulitan mencari barangnya.

Jean segera melepas celemeknya dan mematikan kompor kemudian berjalan menuju Kamar.

"Ini ada," Ucap Jean sambil mengangkat laptop yang tertutup lembaran kertas, Jaehyun tersenyum malu sampai lesung pipinya terlihat.

Sebelum kembali ke Dapur Jean menyiapkan tas kerja Jaehyun dan sedikirapihinpihkan meja kerjanya, sedangkan Jaehyun sibuk merapihkan setelan kerjanya.

"Sini aku pasangin, mas rapihin rambut aja," Ucap Jean sambil berdiri di depan Jaehyun yang sedang menghadap ke cermin.

"Makasih ya."

"Mas nunduk dikit," Ucap Jaehyun yang kesulitan mengalungkan dasi pada Jaehyun.

Jaehyun menunduk, setelah dasi berhasil dikalungkan Jaehyun mengecup pipi Jean sekilas.

Cup.

Jean yang tidak mau ambil pusing lebih memilih melanjutkan memasang dasi Jaehyun.

Setelah selesai memasang dasi Jean mendongak untuk melihat apakah Jaehyun sudah selesai menata rambutnya, untung saja Jaehyun sudah selesai jadi Jean bisa kembali ke Dapur.

Grep.

Jaehyun menahan tangan Jean kemudian menarik tubuh Jean ke dalam pelukannya.

"Aku harus masak mas."

"Sebentar aja," Gumam Jaehyun sambil menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Jean.

"Mas sayang banget sama kamu sama Hyuna, jangan pernah tinggalin mas ya ?"

Jean mengernyit bingung, kenapa Jaehyun tiba-tiba mengucapkan hal tersebut pikirnya.

"Apapun yang terjadi nanti, mas bakal tetep sayang sama kamu, mas bakal terus ada buat kamu sama Hyuna."

Ini tahun ke 6 pernikahan Jaehyun dan Jean, setahun terakhir kehidupan keduanya diisi banyak kejadian tak terduga yang menguras air mata tapi tuhan maha adil memunculkan seberkas kebahagiaan setelah duka melanda.

Buktinya Jaehyun dan Jean sudah lebih saling mengerti sekarang, benar kata pepatah

'Masalah datang mendewasakan seseorang.'

Tapi orang dewasa tetap manusia yang bisa melakukan kesalahan bukan ?

---

Jaehyun menggendong Rayn menuju basement diikuti Rose di belakangnya, hari ini Jaehyun akan membuat keputusan paling nekat dalam hidupnya.

Mempertemukan Rose dengan Jean.

"Assalamualaikum," Ucap Jaehyun sambil membuka pintu rumah lumayan lebar.

"Ayah !" Pekik Hyuna yang langsung berlari memeluk Jaehyun, kebiasaan lama Jean yang sekarang diwariskan pada Hyuna karena Jean terlalu malu untuk melakukannya sekarang.

"Salamnya mana ?" Tanya Jaehyun setelah menyetarakan tingginya dengan Hyuna dan membalas pelukannya.

"Waalaikumussalam...eh ayah itu siapa ?" Hyuna melepas pelukannya dan menarap heran Ryan yang berdiri di belakang Jaehyun.

"Ini Rayn, mulai sekarang Rayn jadi abangnya Hyuna."

Hyuna yang polos hanya mengangguk karena dalam pikirannya sekarang ia mendapat teman main baru, semenjak Hyunjae pergi Hyuna benar-benar kesepian.

"Bang Yen, main yuk," Ajak Hyuna.

"Rayn, ini adik kamu namanya Hyuna," Jaehyun mengusap puncak kepala Rayn, setelah itu Rayn mengangguk sambil tersenyum.

"Yuk," Rayn menerima uluran tangan Hyuna dan mengikutinya menuju halaman belakang untuk bermain.

Tak lama Jean muncul sambil membawa nampan berisi teh karena mendengar dari Bibi Tuti bahwa ada tamu di depan.

"Eh Mas kenapa tamunya gak diajak masuk ?" Tanya Jean sambil menaruh beberapa gelas di meja Ruang tamu.

Setelah itu Rose masuk mengikuti Jaehyun dan duduk di depan Jean, tentunya berbeda sofa dengan Jaehyun.

"Je, kenalin ini temen Mas sewaktu kuliah di Jerman."

"Rose Adriana," Ucap Rose ramah sambil mengulurkan tangannya sopan.

"Jean Mareska," Jean menerima jabat tangan dari Rose sambil tersenyum.

"Mas ada permintaan sama kamu Je, tapi janji denger penjelasan mas dulu sampe selesai ya ?"

Jaehyun menghela nafasnya panjang sebelum mulai menjelaskan pada Jean, baru setengah jalan Jaehyun menjelaskan Jean sudah menampakan ekspresi herannya.

Di pikirannya sekarang berputar pertanyaan-pertanyaan yang menggoyahkan kepercayaannya pada Jaehyun yang susah payah ia bangun kembali setahun terakhir ini.

'Jadi selama ini mas sering nginep di unitnya kak Rose ?'
'Gue lahiran mas Jae jagain Rayn sampe babak belur ?'
'Oh luka lebam ternyata gara-gara itu.'
'Ucapan sayang waktu itu buat apaan ?'

Satu persatu teka-teki yang tersimpan dalam pikiran Jean ada yang terpecahkan tapi juga ada yang bertambah.

"Mas mau minta izin buat jadiin Rose istri kedua dek."

Hati Jean rasanya kembali hancur padahal luka sebelumnya belum sepenuhnya sembuh, perempuan mana yang rela cintanya harus dibagi ?

"Jean, maaf ya aku janji ini cuma sampe Rayn aman dari June seudah gitu aku pisah sama Jaehyun," Rose pindah dan bersimpuh di hadapan Jean.

Tangisan Rose terdengar sangat menyedihkan, sebagai sesama ibu Jean tahu betul bagaimana khawatir yang Rose rasakan.

Bagaimana rasanya takut kehilangan sampai apapun rela dilakukan, Jean sangat mengerti itu.

"Kasih aku waktu, insyaAllah secepatnya aku kasih jawaban," Jean susah payah menahan rasa sesak di dadanya.

Jean bimbang, haruskah ia egois untuk kali ini saja ? Atau membiarkan Jaehyun terbagi untuk menyelamatkan nyawa seorang anak ?

'Jadi rekan yang namanya Sayang itu Rose ? Atau siapa ?'

Tbc

---

Ayo ajak mutual kalian mampir kesini biar rame~

Menurut kalian Rose ini gimana gaes ? Kita latihan menebak-nebak kepribadian cast🌚

-byyaann

We Lost It ¬ Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang