Aaron Fusia

23 3 0
                                    

Pockland city,
16 Februari 1984.

Sebuah benda menimpaku dan dengan cepat membuat kesadaranku kembali.

"sial sepertinya kita telah terjebak Aaron!".

Dengan nafas yang tertambat dikarenakan asap di ruangan ini yang semakin tebal, aku pun menjawab suara itu

"Ya, ekhhh dan lebih parahnya mungkin kita akan mati disini, Fred."

Sebuah kalimat pasrah yang mungkin akan menjadi kenyataan dalam beberapa menit kedepan.

Aku melihat Freddy sudah diambang kematian dengan kaki yang terjepit oleh retuntuhan tembok dan oksigen di ruangan ini yang semakin menipis.

Dan nasibku pun tidak jauh berbeda dengan apa yang Freddy alami.

Akhirnya pun aku menutup mataku dan mulai mengingat hal hal indah yang terjadi 1 tahun kebelakang.

Dengan menahan sakit aku bergumam."Aku akan mati disini, Aku akan menyusul kalian. tunggu aku!".

Pyaaarrr!!! Semenit kemudian tiba-tiba muncul cahaya terang yang amat menyilaukan.

apakah ini yang dinamakan gerbang surga?.









































-Aaron Fusia-





















































Wetsir city,
2 Januari 1983.

Namaku Aaron Fusia, nama yang bagus bukan? Setelah orang tuaku berkelahi dengan hebat siang tadi aku sangat depresi dan memutuskan kabur dari rumah.

Siang tadi aku sudah menghubungi Reinhard Chalton temanku semasa smp dahulu untuk menjemputku. Dia bilang bahwa dia mempunyai tempat untukku selama aku kabur dari rumah.

Jalanan di daerah rumahku ini sangat lengang, mungkin sebagian warga masih larut dalam kehangatan liburan awal tahun bersama keluarga masing-masing. Yahh~ hal itu sangat berbanding terbalik dengan keluarga bodohku ini yang malah seru berkelahi disaat begini.

Setelah 15 menit aku berjalan kaki akhirnya aku sampai di stasiun bawah tanah wetsir city, tempatku dan Reinhard bertemu.

"WOY,Aaroooonnn!!!". Yah suara yang kukenal itu memanggilku sangat lantang sampai sampai beberapa penumpang yang sedang menunggu kereta di peron ini ikut menengok.

"Hoy jangan bikin malu begitu!."
Aku menjawab dengan sambil menahan malu.

"Hahaha lama gak jumpa biasalah" dia menjawab dengan nada tidak bersalah.

Sebenarnya Reinhard kawanku ini juga bernasib mirip sepertiku, 2 tahun yang lalu ayahnya meninggal dan ibunya pun memutuskan untuk menikah lagi. Dia pun tidak bisa menerima hal itu, akhirnya dia memutuskan kabur dari rumah dan tidak pernah memberi kabar.

Akhirnya pun kami memesan tiket kereta, kali ini Rei (panggilan akrab Reinhard Chalton) berjanji membayariku perjalanan ini. "Bisa berikan kami 2 tiket kereta menuju onhalo city?" Rei bertanya kepada penjaga loket. Sang penjaga loket pun dengan cekatan memeriksa ketersediaan tiket yang ada "Yak 2 tiket onhalo city menggunakan kereta gruel express seharga 100 deur. Tidak sekalian tiket untuk kembalinya mas?". "Tidak" jawab Rei dengan datar, ya memang kawanku ini sangat pelit ekspresi jika bertemu dengan orang asing.

Selama menunggu kereta ini Rei sangat aktif menanyaiku beberapa hal, dan akupun menjawabnya dengan sabar.

Akhirnya akupun melontarkan satu pertanyaan penting kepada Rei yang mungkin akan menjadi nasib hidup dan matiku dalam 1 tahun kedepan,

"Oy Rei emang mau kau bawa kemana aku ini? Semoga kau tidak menculikku sih".

Lalu Rei pun tertawa "hahahaha pertanyaanmu aneh sekali, lagian jika memang aku ingin menculikmu aku tidak akan mengaku bukan?"

Ya betul juga sih aku tanya seperti itu juga dia tidak akan mengaku jika dia ingin menculikku. Gumamku dalam hati.

Rei pun melanjutkan perkatannya "Apakah kau tahu kehidupan geng jalanan Aaron? Aku akan membawamu kesalah satu geng di daerah onhalo city."

Aku pun langsung teringat dengan beberapa geng yang sering terekspos di koran akibat ulah kriminalnya seperti merampok,memperkosa,dan membunuh.

Akupun menjawab "Ya aku mengetahui sebatas dari koran saja sih".

Rei lalu menepuk pundakku dan berkata "ya, itulah kehidupan yang akan kau jalani setelah ini, namun ada jutaan bahkan miliaran fakta geng jalanan yang tidak diketauhi publik pada umumnya. Mereka hanya mengetahui bahwa kerjaan kami geng jalanan hanya sebagai penganggu masyarakat. mereka tidak mengetahui kami sebenarnya."

Tiba tiba pemberitahuan di stasiun menyala dan memberitahu bahwa kereta kami sudah sampai.

Aku masih penasaran dengan apa yang dikatakan Rei tentang fakta geng jalanan. Selama ini koran maupun media lainnya hanya sering memberitakan bahwa geng jalanan sering merampok dan membunuh satu sama lain. Dan mungkin hanya itu yang publik ketauhi tentang permasalahan geng jalanan.

Setelah menaiki kereta aku pun langsung bergegas duduk dengan tenang. Berdasarkan data, sang penjaga loket mengatakan bahwa perjalanan kami akan memakan waktu kira kira selama 1 jam. Jadi aku memutuskan untuk tidur.

Terimakasih Wetsir City atas segala kebaikanmu selama ini. Next stop, Onhalo City.












FlamingoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang