1

32 7 3
                                        


                                  V O T E

Bel sekolah telah berbunyi. Gadis itu mempercepat langkahnya menuju gerbang sekolah. Berharap dia tidak akan terlambat.

"Hei! Kau terlihat buru-buru. Ada apa?" Tanya lelaki jangkung yang kini menarik  Hoodie  gadis manis itu.

"Aku harus bekerja paruh waktu"

"Apa? Bukankah, hari ini kau libur?" Lelaki itu mengerutkan keningnya.

"Aku memiliki tempat bekerja paruh waktu yang banyak. Jadi, tidak ada waktu untuk libur"

"Apa kau tidak lelah? Setidaknya berhentilah sebentar. Nanti akan aku antarkan ketempat tujuan mu"

Micha tampak menimbang-nimbang.

"Sepertinya tidak bisa Jisung. Aku harus bekerja di swalayan"

Jisung memutar bola matanya.

"Baiklah-baiklah" lalu Jisung dan Micha kembali melanjutkan langkah mereka yang tadi sempat terhenti.

"Sudah berapa banyak tempat mu bekerja?" Jisung memulai pembicaraan dengan Micha. Saat ini mereka sudah berada didalam mobil. Dan terlihat Micha tampak sedikit khawatir. Khawatir dia akan terlambat.

" Tidak banyak. Hanya tiga"

"Bukankah tadi kau berkata tempat bekerja mu banyak? Lalu mengapa sekarang berubah?" Jisung tampak jengkel pada Micha.

"Em.. aku harus berbohong. Jika tidak kau akan memaksa ku untuk berhenti berjalan"

"Alasanmu sangat aneh"

Micha mengerutkan keningnya.

"Aneh?"

"Ya?"

"Bagaimana bisa?"

"Entahlah"

"Kau selalu tidak jelas Jisung. Kau selalu membuat ku bingung dengan perkataan mu"

"Bukan aku yang tidak jelas. Tetapi kau yang bodoh"

"Terserah padamu"

Jisung hanya menoleh sebentar dan kembali fokus menyetir.

"Oh ya. Bagaimana keadaan keluargamu?" Tanya Jisung tetap fokus pada jalanan

"Seperti biasa. Tidak ada yang berubah"

"Apa bibi masih suka mengomel tidak jelas?"

"Ya. Dia tetap seperti dulu"

"Aku ingin mengunjungi bibi. Apa dia tidak keberatan?"

Secara otomatis Micha menoleh dan menatap Jisung dengan tajam. "Menurut mu?"

"Haha... Aku hanya bercanda Mik. Tidak perlu menatap ku seperti itu" Jisung tertawa. Sedangkan Micha menatap Jisung tajam.

"Sudah sampai" Jisung menepikan mobilnya didepan toko swalayan yang berada di daerah terpencil Seoul. "Oh ya, ngomong-ngomong kenapa kau mau bertahan untuk bekerja disini?" Tanya Jisung sambil melepaskan seatbelt nya

"Memangnya kenapa?"

"Bukankah kau bilang, bos mu cerewet?"

Micha tersenyum tipis. "Aku membutuhkan uangnya. Dan sikap cerewet nya tidak masalah padaku" Micha ikut melepaskan seatbelt nya.

"Baiklah. Terimakasih atas tumpangannya Jisung" Micha bersiap untuk membuka pintu mobil.

"Hmm...  Oh ya? Setelah selesai hubungi aku. Aku akan menjemputmu"

Let's Love For A Long TimeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang