Prolog

36 1 0
                                    

Kreeeeek
Suara terbukanya dua daun pintu kembar bangunan, terlihat seorang wanita yang berjalan anggun berhadapan dengan lukisan dalam kaca besar yang berlukiskan Dua merpati yang terbang mengelilingi seorang dewi bersayap putih.

Tempat itu sangat terang oleh sinar dari dari 12 jendela kaca besar hexagonal di sebelah kiri kanan bangunan, serta 8 lampu kaca dengan membentuk 2 persegi yang saling berhadapan. Semua orang yang ada disana telah menduduki setiap kursi dengan rapi dalam ruangan yang sangat besar tersebut, suara bisik terdengar pelan dalam suasana hening saat itu

Suara piano mengisi keheningan dengan nada lembut yang terdengar harmonis dalam suasan sakral tersebut

Wanita itu mulai berjalan pelan sambil menundukkan kepala dalam iringan beberapa orang. Semua orang terpaku oleh penampilan wanita itu. Kulit putih, rambut hitam yang terikat dalam tudung putih, riasan wajah berwarna natural, bibir merah muda, dan tubuh proporsional itu dibalut gaun merah panjang sampai kelantai

Wanita itu sedikit menatap kedepan dan dilihatnya 2 pria yang tengah menunggunya diatas panggung setinggi setengah meter, salah satunya memakai setelan hitam rapi dengan mawar merah disakunya

Wanita itu sembari memijakkan kakinya untuk terus melangkah, pikirannya mulai terguncang sana-sini dan mulai berpikir akan banyak hal

"Apakah ini benang merahku ? Dia kah pria yang akan menjadi jalanku ? Benarkah aku berdiri dijalan yang hatiku kehendaki ?" isi hatinya terus bergumam seolah penuh keraguan

Tak sadar wanita itu telah berapa tepat di bawah tangga pendek panggung itu, saat ia naik keatas dan di angkatnya tudung kepalanya, terlihat betapa cantiknya wanita itu dengan mata biru yang kian menambah elok rupanya

"Arthur... " ucap wanita itu sambil menatap pria dihadapannya

"Namy... siapkah kau menjalani hidup setelah ini bersamaku ?" tanya pria bermata hijau terang menatap wanita itu

Kalimat itu membuat mata wanita itu berbinar, tapi itu bukanlah kilauan kebahagiaan, itu berasal dari embun tipis yang mulai mencair dan menetes jatuh kepipi, linangan air mata itu memperlihatkan kerapuhan wanita itu. Hanya dengan mendengar suatu kata ia telah meneteskan air matanya

Wanita itu hanya terdiam menunduk dan tak menjawab, suasana hening yang hanya terdengar lantunan nada dari tut piano mulai bercampur dengan suara orang-orang yang berbisik setelah melihat ekspesi dari wanita bergaun merah tersebut

Ssrrrrrttt Ctaaaaaarrrrrr
Semua lampu dan semua kaca diruangan tersebut pecah bersamaan, kecuali kaca berlukis dewi dan merpati yang berada diatas sepasang manusia di panggung tersebut. Cahaya yang awalnya begitu terang berubah karena munculnya Aura hitam pekat yang muncul ditengah ruangan tersebut, semua orang mulai panik akan kejadian tersebut

Kwaaaaak Kwaak Kwaaak
Dan gagak - gagak muncul secara misterius dari aura hitam, banyaknya gagak yang beterbangan merusak keadaan disana. Suasanya yang harusnya hening berubah histeris jeritan para tamu yang berlarian keluar karena burung hitam itu

Hanya tersisa sepasang pria wanita diatas mimbar, dan pianis yang tengah menekan pianonya. Disaat itu terjadi, puluhan para penjaga yang berjaga diluar langsung masuk dan menghunuskan senjata mereka ke arah tengah ruangan tempat aura hitam itu berkumpul

Lalu terlihatlah seorang pria yang memakai kain putih yang dikalungkan dileher selaras dengan kemeja putih dibalik baju hitamnya dengan rakun jingga di pundak. Berdiri tegak dengan mengepal tangan, mengertak gigi dan alisnya yang tertekuk

" MYNAMIIII !!! Setelah berpisah lumayan lama, aku kembali harap akan sambutmu tapi kenapa harus ditempat ini aku menemuimu ! Mengapa kau berdiri di mimbar itu dengannya ? Aku masih hidup, kenapa kabar akan hari ini tak sampai kepadaku ? " Suara penuh marah dan kecewa terdengar menggema sekilas dalam ruangan, matanya yang hitam menyorot lurus ke mata biru wanita itu

_SIRIUS_Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang