"ZIVANAAAAAA." Teriak Dria.
"Eh jangan teriak teriak monyet, ntar banyak yang liat." Marah Alsya.
Mereka sekarang ada di lapangan, karena mereka sekarang akan mengikuti pelajaran yang tentu sangat Zivana suka.
Pelajaran Volly, yap dia dulunya adalah seorang atlet Volly, tapi hengkang karena dulu fokus untuk UN."AWASSSS PAKYUUUU." Teriak Zivana.
Bukk
"Anjing, siapa yang ngalung nih bola hah?!" Teriak Deva.
Yap, sekarang yang terkena bola itu adalah seorang Devanio. Sepertinya dia marah, dan sebentar lagi orang yang melempar akan kena masalah dengannya.
"Ups, sorry gue gak sengaja bro." Ujar Zivana. Lalu mengambil bola.
"Eitss, mau kemana lo mulut mercon? Tanggung jawab dulu nih. Kepala gue yang sangat glowing." Ucapnya sambil mencekal tangan Zivana.
"Apaan sih lo! Bencong banget dah. Cuman kena timpuk bola doang kaya orang kelindes truk." Ketusnya.
Devanio menyerihai, ia menatap seluruh murid yang menatapnya. Ada yang berbisik, ada yang menatapnya sinis, dan takut.
"Yaudin. Bay bebep." Pamitnya lalu melengos pergi.
"Gila tuh cowok, ckck. Pede amat tu bocah. Emaknya ngidam apaan coba." Gumamnya.
Zivana bergegas pergi ke lapangan dan mulai berolah raga lagi. Tanpa memperdulikan ucapan dan bisikan buruk tentangnya.
Kringgg
"Nana, gue sama Dria duluan ya? Udah dijemput sopir nih." Pamitnya. Zivana memgangguk dan melambaikan tangannya.
Zivana mengemas barangnya lalu pergi ke gerbang untuk menunggu jemputan.
Ia mengambil ponselnya di dalam tas, lalu ia menunggu di depan pas satpam.Tit tit
Zivana menoleh ke asal suara. Ternyata itu adalah si cowok yang membuat mood nya turun dari tadi.
"Heh, nunggu jemputan? Awas nih ada cewe gombel nyulik lu hahaha." Ejeknya. Devan langsung menancap gas dan meninggalkan Zivana yang sedari tadi menahan amukannya.
"Gila banget sih tu cowok. Udah ngatain, marah marah. Gapunya sopan santun, sok ganteng. Gila banget." Celetuknya.
Zivana segera bergegas kedalam mobil, karena hari ini ayahnya yang akan menjemputnya. Seperti akan ada pembicaraan antara keluarga.
"Pah, tumben nih ngejemput. Kenapa?" Tanya Zivana.
"Ada sesuatu yang papah mau bicarakan sama kamu. Nanti dirumah ya." Bujuknya.
Zivana mengangguk, lalu masuk kedalam mobil.
Zivana dan keluarga nya tengah berkumpul di rumah. Ada hal yang sepertinya akan dibicarakan.
"Kenapa nih pah?" Tanya Zelda, kakak pertamanya.
"Oke gini ya. Zelda, Zivana kalian papah jodohkan dengan teman papah." Jelas sang papah.
"Hah?!" Teriak keduanya.
"Gini sayang, jadi kalau Zelda dijodohkan karena wasiat dari enin kamu. Ada temannya, kalau kamu udah umur 20 tahun dan cucu temen enin kamu laki laki, dia akan dijodohkan. Kalau Zivana, papah dan mamah jodohkan kamu, karena ini yang terbaik buat kamu. Mamah sama papah gamau kalau kamu jadi pergaulan bebas, gapapa kamu balapan. Tapi inget waktu, jadi papah sama mama mau menjodohkan kamu sama sahabat kita." Jelas mamahnya.
"Yaudah kalau itu udah keputusannya. Kalau Zelda setuju aja mah, tergantung dia yang mau atau ngga."
"Nana juga mah, gapapa. Asal mamah bahagia dan ini juga demi kebaikan aku." Jawabnya dengan senyum.
![](https://img.wattpad.com/cover/230043023-288-k645680.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
DEVANIO
Teen FictionDILARANG KERAS MEN COPY PASTE, DAN MENJIPLAK HASIL KARYA AKU. INI HASIL PEMIKIRAN AKU SENDIRI. [Belum Revisi] Kalau ada salah kata atau typo mohon maaf. Karena belum revisi:) Seorang cewek anak dari pengusaha besar, dan sudah pasti hidupnya penuh d...