6

64 20 21
                                    

Sudah satu minggu berlalu atas kejadian antara Sena dan Manu di festival band. Tidak ada yang memulai obrolan diantara mereka. Setiap kali berpapasan Sena memilih untuk berbelok kearah yang bukan sekali arah tujuannya.
Manu yang tau seperti apa sifat Sena lebih memilih untuk mendiami nya, karena percuma menyapa duluan tidak akan merubah kondisi menjadi lebih baik.

Sena tetap lah Sena yang tidak akan menegur Manu duluan kalo bukan keadaan genting. Karena bagi dia harga diri seorang perempuan tetap nomor satu.

Dan sudah satu minggu juga, satu fakultas Teknik dan Ekonomi di gemparkan oleh berita gunjang ganjing antara Manu dan Susan yang berkencan atau bahasa lainnya pacaran. Gila Sena hampir kehabisan napas seketika mendengar berita itu. Bagaimana tidak, dia sangat tau Manu yang tidak menyukai cewek menor seperti Susan yang kalo berpakaian suka terbuka, membuat mata para buaya menjadi berkilau.

Sena pernah mendengar kata-kata kalau sang Pencipta maha membolak balik kan hati manusia. Sangat tepat, Manu yang sedari awal menjadi maba tidak menyukai kehadiran Susan malah di semester akhir ini, seperti perangko dimana ada Manu selalu ada Susan yang bergelantungan di bahunya Manu.

Seperti biasa, kampus tidak pernah sepi, kecuali dengan hati nya Sena. Dia merasakan serpihan jiwa nya hilang.

"Na... hei Sena?! Lo kesambet?!!" Ucap Ajeng yang menggoyangkan tubuh mungil seorang Sena.

"Astaga, anjengg.. kaget gue"

"Lagian, baru juga jam 11 lo udah ngelamun, eh btw lo udah dengar gosip?"

"Gosip apaan sih? Lo sama Rapip?"

"Piwww, sok gatau gosip yang sedang trending. Bilang kalo sebenarnyo lo udah tau dan pura-pura gatau karena lo mau nutupi kedok lo yang sekarang itu sedang cemburu kan"

Sena melirik malas kearah Ajeng.. "iss ngomong apaan? Panjang bener kek buwung poyoh."

"Hahaha la anjir buwung poyoh." Jawab Ajeng

"Jeng danau yuk? Gatau kenapa bete banget gue seharian."

Ajeng memincingkan penglihatannya ke Sena, sorot mata Ajeng memperlihatkan kecurigaan.

"Jangan bilang kalo lo beneran cemburu?"

"Lo mau ikut ga? Sekalian kalo tu danau udah surut jadi siring gue mau terjun kedalamnya"

Sena melangkahkan kaki nya pergi meninggalkan Ajeng yang masih cengo melihat sifat langkah seorang Sena.

Di danau selalu ramai, banyak mahasiswa yang sedang mengobrol asik sama temannya, ada yang mengerjakan laporan atau tugas dari tiap fakultas ditemani dengan laptop masing-masing, ada yang main kejar-kejaran kayak film india, dan yang pasti tidak lupa selalu ada sepasang kekasih memadu kasih berdua tanpa menghiraukan orang lain yang melihatnya menganggap danau ini seperti kolam berenang milik pribadi di rumah.

Bagaimana tidak, setiap sudut dipinggir danau ada sepasang kekasih saling bertatapan ada yang mengelus rambut kepalanya, behhh gila.

Sena duduk di pinggir kolam tepat di bawah pohon besar sendirian, dia meraba isi tas nya, mencari handphone dan headset untuk mendengarkan lagu... i like you so much, you'll know it.

Setiap nada menghantarkan kepada momen yang entah bagaimana bagi Sena sangat beharga.

Sena terhanyut dalam setiap lirik.

Tiba-tiba ada yang datang dengan memberikan sebuah botol air mineral dingin ke depan mukanya.

"Ckkkk... ngapain lo pada?"

"Yaampun dengerin lagu apasih na?"

Viko mengambil sebelah headset Sena... "Etdah lagu nye.."

Tian dan Momo bergelut memperebutkan cemilan yang rasanya dipastikan sangat asin itu.

SENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang