5

89 32 38
                                    

Seorang Sena berdiri di barisan paling belakang menonton Festival Band antar Fakultasnya.

Sena bukannya tidak suka menonton Festival Band, tapi dia membenci Manu yang mengganggu ritual pagi Sena.
Pagi yang cerah di hari minggu yang biasanya seperti hari-hari lain di habiskan Sena untuk menunggu ketoprak langganan dia lewat. Sekarang hilang sudah harapan itu.

Jam 08.00 dia sudah di jemput Manu untuk menghadiri Festival Band di kampus mereka, acara ini setiap tahun di laksanakan.

Sesekali Sena merasakan bosan, karena di depannya sudah berdiri Ajeng dan Rapip yang memperlihatkan kemesraan mereka berdua.

"Yaela kalian kek bulan madu, main rangkulan aja. Ga liat ada gue di belakang kalian?".

"Makanya na cari pacar dong."

"Apaan lo kata mudah." Sena tidak setuju dengan ucapan Rapip.

"Wkwkwk. Baper banget astaga Na"

"Kalian ga mau nyuruh gue buat berdiri di depan kalian aja gitu?"

"Kenapa lo alergi liat keuwuan kita berdua ya Na?" Ajeng menaikan sebelah alisnya.

"Yeeyy.. kaga ini gue gak keliatan woii"

"Percuma Na, lagian di depan pada kek gitu juga berpasangan nohhh" Rapip dan Ajeng mengasih cela untuk gue ngelihat di barisan depan mereka berdua.

Fix ini bukan ajang menonton ke uwuan orang lain, kiri kanan depan belakang semuanya berdiri sama pasangan mereka. Sena mendengus kesal. d
Dia memutuskan untuk pergi berjalan ke arah belakang panggung.

Dari jauh Sena melihat lelaki jangkung yang sedang bersantai di temani susu stroberi kesukaan dia, Sena langsung menghampiri nya.

"Eitsss bocil nya gue, sini sini duduk dong maniez" Manu menepuk-nepuk kursi di sebelahnya.

"Kenapadeh lo? Bukannya kasih semangat sama gue, lo malah manyun gini"

Sena masih berdiri diam, dia menutup hidungnya. Manu yang paham situasi itu, akhirnya dia menjauhkan susu yang dia minum tadi.

"Udah gue jauhin kok, sini"

"Hehe.. sorry ya Nuk, lo gamau kan sahabat lo ini muntah tiba-tiba, takutnya di sangka gue mengandung anak lo"

"Astaga Na, kan tebakan gue bener.. lo tu beneran masih suka sama gue? Yaudah ayok balikan"

Sena menjitak kening Manu.

"Sekali lagi lo bilang gitu, gue jambak jambul lo ni ya" Sena menunjuk rambutnya Manu.

"Kasar banget sih lo, serius ni gue"

"Eh Nuk, gue ngobrol sama sih Evan kemaren siang"

"Serius? Lo gak boong? Boong tambah kecil ya lo."

"Ngapain sih gue boong, dia ngajakin gue jalan btw."

Sena menghalu doang kok....hehehe

Manu menampakan wajahnya yang tidak percaya akan kata-kata Sena barusan, Manu memeriksa suhu tubuh Sena, dengan menempalkan tangannya di kening Sena.

Sena menepisnya..."hello gue gak sakit ya."

"Gak yakin gue."

"Whatever."

Lalu, Sena berdiri melangkah kan kakinya ke arah kursi tempat Momo yang sedang merokok.

Momo yang kaget kedatangan Sena langsung membuang dan menginjak rokoknya.

"Astaga ngapain lo bocil kesini, lo mau gue mati babak belur disini?!"

SENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang