Simpan Sendiri

5 2 0
                                    

Pagi ini merpati mengepakkan sayapnya menuju jendela yang sudah lama terbuka. Mengamati sang gadis yang tenang melamun, entah memikirkan apa. Mungkin, memikirkan sang tuan yang telah lama menghilang, atau mungkin pikirannya sedang kosong melompong.

Untuk urusan membaca pikiran seseorang, merpati tidak diberi kelebihan. Namun, dilihat dari diamnya gadis itu, pikirannya bersarang berbagai asumsi. Merpati mengepakkan sayapnya membuyarkan lamunan sang gadis. Sedang sang gadis yang merasa terganggu, menoleh kepalanya pelan dan beranjak menghampiri burung berwarna putih itu.

"Merpati, kapan ya dia bisa menerimaku atau seenggaknya menjadi teman. Apa mungkin karena wajahku gak secantik kebanyakan orang, dia enggan berbalas perasaan. Aku tahu perasaan gak bisa dipaksa, tapi kenapa sih dia segitunya sampe gak mau aku jadi temennya?"

Pertanyaan-pertanyaan yang selalu ia simpan. Bukannya ia tidak bersyukur, hanya saja ia ingin menikmati kebahagiaan. Sebab bahagia sulit berbaik hati padanya.

Patah hati sering kali menghampirinya. Beberapa perasaan harus ia rasakan sendirian. Terkadang ia lelah, mencintai sendiri dan ketika memutuskan untuk mengungkapkan, balasan menyakitkan yang ia dapatkan.

Mungkin perasaan harus ia simpan sendirian. Cukup ia yang merasakan.

Melisarahma,
Kuningan, 21 Juni 2020.

JejasTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang