FRIENDSWEET | DUA PULUH TIGA

66 9 2
                                    

Pagi hari Bayu bangun lebih awal dari biasanya. Seperti yang ia rencanakan semalam, hari ini ia akan menjemput Bella ke rumahnya. Sejak tadi Bayu sudah merapal doa semoga Bella tidak mengusirnya, dan mau berangkat ke sekolah bersamanya.

Bahkan tadi Bayu sempat mampir ke minimarket untuk membeli lima kotak susu rasa Vanilla dan Strawberry. Anggap saja sebagai sogokan supaya Bella mau berdamai dengannya.

Motor Bayu terparkir di teras rumah Bella. Setelah merapikan rambut, Bayu melangkah menuju pintu. Bayu menarik napas panjang sebelum mengetuk pintu.

Pintu terbuka, terlihat Bella yang sudah rapi dengan seragam sekolahnya. Bella terkejut dengan kedatangan Bayu di rumahnya pagi ini. Bukankah mereka masih bermusuhan? Eh, emang aku sama Bayu musuhan ya?

Bella semakin terkejut begitu Bayu menyodorkan kantong plastik ke hadapan mukanya. Namun begitu menyadari isinya, Bella langsung merampas kantong plastik itu. Ia lupa kalau sebelumnya dirinya dan Bayu sedang dalam mode tidak akur.

"Eh, bentar." Bella teringat sesuatu. "Ngapain lo ke sini pagi-pagi, pake ngasih susu segala? Kenapa gak ke rumah Melati atau Cempaka aja terus bawain mereka susu juga?"

"Tadinya mau gitu. Tapi inget mereka gak suka susu ya udah gue kasih ke lo aja."

Mata Bella melotot tajam. "Jadi ini bekas mereka? Gak mau gue!" Bella kembali menyerahkan kantong plastik itu, memaksa tangan Bayu untuk menerimanya. Enak aja gue dikasih bekas, mana bekas mereka berdua lagi!

Bayu terkekeh. "Ya enggak lah. Emangnya mereka siapa harus gue datengin pagi-pagi sambil bawain susu? Ngerepotin aja," tukas Bayu membuat kening Bella mengernyit.

"Lah, mereka kan cewek-cewek lo," sengit Bella.

"Emangnya kenapa kalau mereka cewek-cewek gue? Lo cemburu?"

Bella mengerjap berkali-kali. "Ngapain juga cemburu?"

"Udah ini terima aja, pamali nolak rejeki," ujar Bayu, "masukin kulkas dulu sana. Gue tunggu di sini, berangkat bareng gue."

Ini masih pagi kenapa Bayu sudah membuat Bella terkejut berkali-kali, sih? Apa jangan-jangan Bayu kepentok tembok kepalanya waktu mau berangkat sekolah? Jadinya nyasar ke rumah Bella.

Dengan sedikit heran Bella masuk ke rumahnya seraya menenteng kantong plastik dari Bayu. Ia meletakkan di kulkas, lalu menuju ruang makan. Berpamitan ke kedua orangtuanya.

"Loh, gak bawa motor, Bell?" tanya Asri menyadari Bella meninggalkan kunci motornya.

"Enggak, Buk. Bareng temen."

"Siapa?"

Bella diam sejenak. Kalau Bella bilang berangkat bareng Bayu, bisa-bisa heboh ibuknya. Dari kemarin-kemarin saja sudah menanyakan Bayu kenapa enggak pernah ke rumah.

Tetapi Bella paling tidak bisa berbohong ke ibuk. "Bayu."

"Kenapa gak masuk dulu? Gak mau sarapan dulu apa? Udah lupa ya sama Ibuk, sampai gak pernah main ke sini," tukas Asri.

Bella hanya menunjukkan cengiran lebarnya. Kan, benar. Emang udah kaya anak Ibuk aja tuh si Bayu!

"Enggak, Buk. Bayu sibuk, sekarang juga buru-buru. Jadi, Bella berangkat dulu ya. Dapat salam juga dari Bayu." Bella bergegas keluar sebelum Asri bertanya lagi. Bisa-bisa telat nanti.

"Jadi berangkat bareng gak?"

Bayu yang tadi memainkan ponselnya sontak memasukkan ponsel ke saku seragamnya, lalu berdiri. "Jadi, dong. Gue pamit ke Ibuk sama Bapak dulu, ya."

Bella menarik kerah seragam Bayu saat cowok itu hampir melewati pintu rumahnya. "Udah gue pamitin. Keburu telat," kata Bella datar, ia melepaskan tangannya dari kerah seragam Bayu lalu melangkah menuju motor.

Friendsweet (SELESAI)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang