Naruto yang seusai melaksanakan misi duduk di salah satu bangku bar ditemani oleh sajian minuman keras dihadapannya. Sejenak pikirannya melayang ke beberapa waktu yang lalu dimana ia berhadapan dengan seorang Uchiha Fugaku, sang Letnan Jendral Polisi.
"Kamu sudah melakukan segala kemampuanmu. Bukan salahmu jika mereka mati di medan pertempuran," ucap Fugaku ketika keduanya sedang berdiri berhadapan.
Naruto yang mendengar hal itu seketika mengepalkan kedua tangannya.
"Saya ingin mengundurkan diri," ucap Naruto dengan mimik kesal.
Fugaku memicing galak. "... Dan menambah semakin banyaknya korban?" ketusnya.
Naruto menurunkan tatapannya, hatinya kembali teriris kala mengingat sebagian dari anggota pasukannya kini hanya tersisa-kan nama.
"Lalu apa yang harus saya lakukan?" tanyanya putus asa. Air mata satu-persatu mulai menuruni pipi Naruto.
Fugaku nampak menghela nafas sebelum menjawab. "Jadilah semakin kuat! Buktikan padaku kalau kamu memang pantas!"
Naruto terbelalak seketika mendengar ucapan itu. Dalam hatinya bersumpah demi apapun nantinya ia akan terus dan terus bangkit meski kematian teman-temannya akan selalu menghantuinya setiap hari. Tapi, jalan hidupnya masih panjang. Masih banyak orang yang lebih membutuhkan pertolongan dan perlindungan di luar sana. Sudah menjadi tugas dan tanggung jawabnya sebagai seorang anggota kepolisian untuk mati di medan perang dan di cap sebagai seorang pahlawan.
"Siap, Jendral!"
Seteguk demi seteguk minuman Naruto tuangkan ke dalam kerongkongannya yang mulai berteriak kepanasan. Pikirannya kembali kacau akibat meninggalnya 2 prajurit dalam tugas khusus malam 4 bulan yang lalu.
Ia tak dapat berfikir jernih semenjak kedua bawahannya itu hanya meninggalkan kenangan penuh arti baginya. Naruto tak dapat menenangkan diri dan inilah pelariannya dengan mabuk-mabukan dan bangun dengan pikiran yang lepas esok hari.
"Tidakkah ini terlalu berlebihan?" sebuah suara datang diiringi tangan yang mencekal tangan Naruto yang hendak meminum Vodka dari botolnya.
Naruto memicing tajam. "Bukan urusanmu!" Balasnya dingin. Ia menggunakan sebelah tangannya yang lepas dengan meraih sebotol whisky dengan kadar alkohol tinggi.
"Sudah cukup Namikaze Naruto!" ucap pria itu dengan nada yang agak tinggi. Kembali mencekal tangan yang satunya.
Naruto melirik sinis. "Apa aku mengenalmu?" Decak-nya dengan kasar kembali menarik kedua tangannya.
Pria itu menghela nafas. Ia kemudian duduk di samping Naruto dengan tenang sembari memperhatikan gerak-geriknya. Beruntung setidaknya Naruto tak lagi terbawa suasana dan menjeda acara minumnya.
"Kenapa? Kenapa ini terjadi padaku?" Naruto mulai bicara melantur kesana-kemari.
"..."
"Siapa sebenarnya aku? Kenapa mereka mau mati untukku?"
"..."
"Katakan?! Siapa yang menyuruhmu mati untukku, ha?!"
"..."
"Dasar bodoh, hahaha."
Pria yang duduk di samping Naruto hanya diam mendengarkan segala unek-unek wanita itu. Ia tak berniat menanggapi ataupun menasihatinya. Ia hanya ingin tahu seberat apa beban wanita itu hingga memutuskan minum sebagai pelarian.
⚜️ ⚜️ ⚜️
CHOICE
Disclaimer :
Naruto © Masashi Kishimoto
Written by naverschecaniah
KAMU SEDANG MEMBACA
CHOICE [ FanFict ] - HIATUS
RomanceApa jadinya ketika Uzumaki Naruto yang usianya sudah memasuki angka 32 tahun tetapi belum juga memiliki seorang kekasih? Tentu saja kedua orangtuanya mendesaknya untuk cepat-cepat menikah. Namun, dia juga harus menjadi anggota polisi yang teladan. D...