Bagian 3

623 76 9
                                    

Naruto keluar dari ruangan atasannya selepas melaporkan kegiatannya hari itu. Ia kemudian berjalan tak tentu arah hingga langkah kakinya menuntunnya ke tempat dimana para Pasukan Serigala Hantu tengah melakukan pelatihan ekslusif seperti hari-hari biasanya.

Naruto tak mengerti, mengapa ia bisa berjalan ke arah itu. Ia hanya mampu menatap kosong pintu besi yang menjulang di depannya tanpa tahu tujuannya datang ke sana.

Tak ingin berpikir banyak, ia pun menekan tombol sidik jadi di pintu itu dan dengan akses khusus miliknya pintu itu pun terbuka.

Sementara itu, di dalamnya para pasukan elit itu terdiam melihat kedatangan seseorang yang tidak pernah mereka sangka. Awalnya mereka berhenti berlatih karena audio yang terpasang di samping pintu mengatakan bahwa Namikaze Naruto memasuki ruangan. Suara otomatis jika seseorang yang memiliki akses memasuki ruang pelatihan. Namun, ketika mereka melihat orangnya secara langsung mereka menjadi semakin terkejut.

Naruto berjalan lambat memasuki ruangan, ia terlihat memperhatikan ruangan itu beserta isinya. Seakan ia baru pertama kali memasuki ruangan elit itu. Langkah kakinya kemudian terhenti ketika dia melihat tiga pria sedang makan mi di dekat panggung dan lima orang pria lainnya yang memegangi senjata.

Naruto memperhatikan mereka secara intens, namun ia sama sekali tak mengingat satu pun di antara mereka. Ia kemudian bertanya dengan tenang, "Apa yang kalian lakukan di sini?"

Klontang!

Sebuah suara sumpit mekanik jatuh ketika pemiliknya syok melihat keberadaan Naruto. Ia adalah Killer Bee, seseorang yang sangat menghormati dan mengagumi Naruto. Sang atasan yang kini mengalami amnesia.

Seorang pria berambut jingga mendekat setelah menaruh bom yang semula ia pegang. Takut-takut kalau ia ikut syok dan menjatuhkan bom itu tanpa sengaja dan membuat keributan yang tidak diinginkan.

Melihat kedatangan Naruto seolah melihat orang mati yang bangkit dari kubur, mereka secara kompak memandangi wajah Naruto dengan tatapan yang sama.

Kemudian salah satu dari mereka, seorang pria berambut merah mengangkat tangannya dan dengan cepat mengambil sesuatu dari bawah meja kayu... Itu adalah pistol. Pistol unik yang telah disempurnakan.

Dari tempatnya, Naruto melirik sekilas. Kedelapan pria itu mengenakan alas kaki yang tidak akan pernah dipakai orang biasa. Sepatu bot militer khusus yang berbahan Vibrarium.

Postur mereka saat duduk tegak seperti cara tumbuh pohon poplar.

Juga, mereka memiliki rambut yang sangat beranekaragam, satu-satunya gaya rambut yang diperbolehkan bagi anggota elit khusus di kepolisian.

Kedelapan orang ini bukan pasukan polisi biasa itulah yang otak Naruto simpulkan setelah melihat mereka.

Ketiga pria yang sebelumnya memakan mi buru-buru berdiri dan dua pria yang tersisa menghampiri Naruto. Dengan senyum ramah mereka berkata, "Jendral, jangan takut! Kami bukan orang jahat."

Mereka bukan orang jahat, tentu saja Naruto tahu itu.

Selain itu, orang jahat macam apa yang belum pernah Naruto lihat sebelumnya?

Takut? Dia bahkan tidak takut sedikit pun.

Bahkan ketika Naruto melihat mereka memberikan hormat padanya, membuat ia menyunggingkan senyum sombongnya bahwa orang-orang inilah yang sepantasnya takut padanya, bukan sebaliknya.

"Apa aku pernah mengenal kalian? Bekerja bersama? Sayang sekali aku tak mengingat kalian sama sekali!" desah Naruto. Ia kemudian memberi balasan hormat sehingga mereka bisa menurunkan tangan mereka.

CHOICE [ FanFict ] - HIATUSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang