𝐅 𝐥 𝐨 𝐰 𝐞 𝐫
“Sebanyak apapun terjadi, walau udah terbiasa dengan sakit ini, tapi tetap aja masih terasa sakit.”
. . .
"Nonna,anda tidak papa?""Iya, tidak apa apa kok"
"Tapi liatlah kaki dan lenganmu sepertinya terluka, sini sebaiknya saya obatin"
"Tidak perlu. Ini hanyalah luka kecil,nanti bakal baik sendiri kok"
Youra. Gadis manis nan mungil itu berdiri dari tempat ia terjatuh. Melangkahkan kakinya menuju kakinya menuju ke kamarnya yang berada tepat dilantai dua. Sesampai sana, Youra mengunci pintu kamarnya dan langsung terduduk memeluk lututnya, menahan semua sakit yang selama ini ia tahan, bukan hanya sakit fisik melainkan juga mentalnya.
Tak lama kemudian ia bangkit,menuju ke nakas guna mengambil kotak obat, sebenarnya ia tidak ingin mengobatinya cuman ia hanya takut jika Jiwon yaitu Ommanya harus datang dengan marah-marah hanya karena kecerobohan kecilnya saja yang bisa mengakibatkan hal fatal terjadi.
Perlahan - lahan Youra membuka kotak obat dan mengambil plester serta obat merah di dalamnya, dan mulai mengobati lengan dan kakinya.
Youra meringis saat obat merah menyentuh kakinya yang memberikan sensasi dingin dan perih, obat tersebut menjadi saksi untuk keberapa kalinya atas kecerobohan yang ia lakukan.
Setelah usai Youra pun menutupinya dengan plester lalu menutup kotaknya, dan menaruhnya kembali ke nakas.
Youra pun melangkahkan kakinya ke arah jendela yang memperlihatkan taman bunga belakang rumahnya yang begitu indah dan sejuk tapi tidak dimata Youra itu terlihat sangat menyeramkan, karena ia membenci bunga.
"Nonna, maaf menganggu, tapi saya kesini untuk membawakan makan siang untuk Nonna" Youra menoleh kearah pintu, berjalan kearah tersebut dan membukanya, yang memperlihatkan seorang maid yang sedang membawa nampan berisi segelas susu dan sepiring nasi goreng.
"Terima kasih" ucap Youra langsung mengambil nampan tersebut dan mengunci pintu kamarnya lagi, maid itu hanya tersenyum kecil melihatnya, betapa menderitanya gadis tersebut yang harus ia alami selama ini.
"Hey!" Ujar seorang pemuda yang sedang duduk di jendala kamar Youra, yang membuat Youra mengembangkan senyumnya, dia adalah alasan mengapa sampai sekarang ia masih bertahan hidup, jika dia tidak ada mungkin Youra sudah tidak tahan menjalankan kehidupannya sendiri, yang harus dikekang, dikurung di tempat seperti ini yang membuatnya tidak mengenal dunia luar, padahal Youra sangat ingin tahu bagaimana dunia luar itu, ia hanya bisa membanyangkannya jika pemuda ini menceritakannya
"Ahhh kau, kenapa kau selalu mengangetkanku?" Ujar Youra sembari berjalan ke arah pemuda.
"Entahlah, kau sering melamun, makanya setiap aku panggil kau terkejut kkkk"
"Bukan kah kau yang selalu datang tiba-tiba tanpa memberitahuku?" Tanya Youra yang membuat pemuda itu terkekeh pelan dan mengacak rambut Youra.
"Yaak! kau menghancurkan rambutku!" Ucap Youra kesal sembari menyodorkan nampannya kepada pemuda itu dan merapikan rambutnya.
"Hshshshs, kau tetap lucu kok,walau rambutmu berantakan" Youra mendengar itu membuat pipinya memerah
"Berhentilah menggodaku" ucap Youra setelah merapikan rambutnya dan berjalan ke arah ranjangnya diikuti pemuda tersebut.
"Tapi kau benaran lucu Youra."
"Sudah ku bilang berhentilah dan makan ini" Youra mengambil nampan tersebut dan menyodorkan sesendok nasi goreng kepada pemuda itu dan pemuda itu langsung memakannya yang membuat Youra tersenyum karenanya.
"Apakah enak?" Tanya Youra menatap pemuda itu yang sedang mengunyah, pemuda itu hanya mengangguk sebagai jawabannya.
Setelah usai makan, pemuda itu merebahkan tubuhnya di kasur Youra menatap langit-langit kamar tersebut.
"Youra" panggil pemuda itu membuat Youra menoleh kearahnya yang sedang menaruh nampan di nakas.
"Apa kau tahu arti kata namamu?" Tanya pemuda tersebut
"Tidak."
"Youra artinya adalah teratai, dan ya.. memang kau seperti teratai"
"Aku manusia bukan bunga, jangan menyamakan ku dengan bunga."
"Tap─"
"Cukup. Kau kan tahu aku membenci bunga"
"Makanya dari itu, Aku ingin kau menyukai bunga biar tidak membencinya lagi"
"Untuk apa?"
"Tidak ada alasan khusus. Aku hanya ingin memperlihatkan bahwa bunga tak semenyeramkan pemikiranmu ra."
"Nah aku mempunyai sesuatu untuk mu" lanjut perkataan pemuda itu. Youra pun langsung berjalan ke arah pemuda itu dan melihat pemuda itu mengeluarkan sebuah kotak merah.
"Ini." pemuda itu memberikan kotak tersebut kearah Youra,Youra yang mendapatkan itu ia langsung menerimanya dan membuka kotak tersebut, di dalamnya terdapat kalung berwarna perak dengan buah bunga teratai yang begitu indah, yang membuat Youra tersenyum entah ke berapakalinya, benar katanya. Bunga tidak semenyeramkan itu, tapi dia masih membenci bunga..
"Maukah aku pakai kan?" Tawar pemuda itu, Youra mendongak menatap pemuda itu dengan tersenyum, pemuda itu pun mengambil kalung tersebut dan memasangkan di leher Youra.
"Makasih"
"Iya ra"
"Oh iy─"
"Youra! Apa kau didalam!?, buka lah pintu mu Omma mau masuk" Youra menoleh ke arah pintu, ia cemas bagaimana jika Jiwon tau jika ia bersama pemuda ini, saat Youra menoleh ke pemuda itu, pemuda tersebut hilang, Youra pun berlari kecil ke arah jendela yang terbuka lebar, sepertinya ia kabur lagi.
Youra pun bergegas membuka pintu kamarnya
"Yah! Mengapa kau lama sekali membukanya?"
"Maaf Omma,Youra dari kamar mandi.." lirih Youra pelan
"Yaudah. Omma hanya ingin melihat keadaanmu, kalau begitu Omma pergi dulu" Jiwon langsung pergi tanpa menunggu Ucapan Youra, Youra hanya menatapnya dengan tatapan kosong dan hampa, ia beruntung karena Jiwon tidak memukulinya hari ini tidak tau dengan esok hari.
Setelah tersadar Youra pun langsung memasuki kamarnya dan berjalan ke arah jendela, pemuda itu hilang sekejap dengan sendirinya tapi Youra tidak memikirkan itu, ia hanya tidak sabar bertemu lagi dengan pemuda itu di esok hari.
𝐓𝐁𝐂

KAMU SEDANG MEMBACA
FLOWER
Roman pour Adolescentsft Lee Jihoon Tentang seorang gadis Im, yang harus bertemu lagi dengan pemuda di masa lalunya dengan dunia yang sudah berubah begitu pun juga dengan diri mereka. start : June, 22th 2020 finish : - [ written by nrlyptrr, please don't copy! ]