Persembahan 2

302 22 0
                                    


                      🍁🍁🍁🍁🍁🍁

'Tutt..'tutt..

Tangan putih itu mulai meraba-raba nakas disebelah kasur Queen size nya,mencari asal bunyi yang berhasil menyadarkannya dari alam mimpi.

Perlahan iris onix kelam itu mulai menampakan keindahannya yang sebelumnya bersembunyi dibalik kelopak mata seorang gadis cantik.

Entah sudah berapa lama onix itu memandang kosong atap putih bersih diatasnya,hingga untuk kedua kalinya tangan putih itu terangkat disertai gerakan menggeliat dari tubuh rampingnya.

"Huuaammmmmmm..."setelah dirasa nyawanya sudah kembali terkumpul,gadis itu mulai beranjak dari tidurnya duduk beberapa detik dan melangkahkan kakinya turun dari ranjang.

Tangannya terulur menggapai sebuah handuk putih dan melangkah memasuki ruangan dengan pintu putih,tak lama terdengar suara gemericik air dari dalam ruangan tersebut.

Beberapa menit kemudian pintu putih itu mulai terbuka dan menampakan seorang gadis bersurai raven dengan tubuh yang masih dibalut handuk putih bersih.

Tak butuh waktu lama baginya untuk bersiap-siap,20 menit berlalu gadis itu mulai melangkahkan kaki jenjangnya keluar pekarangan mansion megah yang memiliki logo kipas dibagian tembok depannya.

Berjalan tenang menyusuri jalanan yang biasa ia lewati setiap harinya dan berhenti disebuah cafe tempat ia biasa bekerja banting tulang untuk membayar hutang-hutang orang tua angkatnya.

Sarada pov

Disinilah aku sekarang,berdiri di depan sebuah pintu bertuliskan Yamanaka cafe,cafe milik teman mendiang orang tuaku.

Entah berapa kali aku menarik nafas,menghirup aroma yang setiap harinya ku hirup hingga sebuah suara menghentikan aktivitasku dan membuatku refleks menoleh ke asal suara tersebut.

"Selamat pagi nona Uchiha"seorang pemuda tampan berkulit pucat dan surai pirangnya tengah berdiri menatapku dengan tangan yang melambai dan tak lupa senyum mengerikan yang selalu menghiasi wajah kelewat tampannya itu.

"Pagi Yamanaka-san"jawabku membalas sapaannya.

"Panggil aku Inojin Sara,kau membuatku merasa seperti orang asing saja"jawabnya sambil menggaruk belakang kepalanya-aku yakin itu bukan karena gatal,mana mungkin pria kelewat tampan seperti dia tidak memperhatikan kebersihan rambutnya-dan tak lupa senyum mengerikan nya juga.

'apa dia tidak pernah lelah tersenyum seperti itu?'
Aku selalu membatin melihat wajah pucat tanpa dosanya yang selalu tersenyum mengerikan seperti itu setiap saat.

"Baiklah maafkan aku Inojin"jawabku dengan senyum yang kubuat semanis mungkin sebagai tanda kalau aku menyesal telah membuatnya tersinggung,meski sebenarnya aku tak peduli tapi bagaimanapun dia anak bos ku dan aku harus bersikap baik padanya jika aku masih ingin bekerja disini.

"Tidak apa-apa.ayo masuk"

Aku pun mengangguk dan melangkahkan kakiku masuk membuntuti Inojin yang berjalan di depanku.

                          ----------

Suasana cafe berjalan seperti biasanya,tidak ramai juga tidak sepi,membuatku sedikit bosan dan hanya duduk memperhatikan pelanggan dari meja kasir sambil sesekali meratapi nasib ku yang malang ini.

Terkadang aku sering iri melihat pelanggan yang asyik bercanda gurau dengan keluarga dan teman mereka.Tentu saja aku iri,aku tak pernah merasakan hal itu,tapi aku bersyukur Mama Karin dan papa Suigetsu membesarkan ku meskipun mereka selalu kasar padaku, aku juga sangat bersyukur memilik teman yang baik seperti Boruto,si rambut pisang kuning menyebalkan itu selalu ada disaat aku butuh sandaran.

Oiya,ngomong-ngomong sudah lama aku tidak bicara dengan Boruto,aku merindukannya.

Aku mulai tersenyum geli saat tiba-tiba memori masa kecilku dan Boruto berputar di kepalaku bagaikan sebuah film.

'huhh..aku benar-benar merindukannya'

Sarada pov end

Sementara ditempat lain

Kediaman Uchiha

"Bagaimana caranya kita membujuk Sarada agar mau ikut dengan kita ke gua di perbatasan itu?pasti dia akan curiga bukan?"

Raut wajah bingung wanita paruh baya bersurai merah itu semakin terlihat jelas hingga mencetak kerutan di dahinya.

"Aku juga tidak tau,tidak mungkin dia mau menurut dan ikut begitu saja tanpa bertanya"jawab seorang pria paruh baya dengan surai putihnya sambil mundar mandir tak jelas di depan wanita yang diketahui istrinya itu.

"Huh..sepertinya ini tidak akan mudah"gumam si istri dengan nada kesal sambil menghempaskan tubuhnya pada kursi di belakangnya.

Keheningan itu menjadi semakin mencekam saat pasangan pasutri tersebut hanya duduk dan sibuk dengan pikiran mereka masing-masing,tak ada lagi suara langkah kaki yang mundar mandir ataupun dengusan kesal si istri karena tak kunjung mendapatkan solusi dari masalah yang mereka hadapi, hingga..

"Sui..."wanita itu beranjak dari duduknya dengan mata yang berbinar-binar dan telunjuk yang terangkat sejajar dengan wajahnya seperti seseorang yang baru saja mendapat sebuah ide.

"Apa?"tanya si suami penuh intimidasi

"Aku punya sebuah ide..."

                        🍀🍀🍀🍀

Hallo semuanya..Zee balik lagi dengan cerita gaje ini..

Kemarin-kemarin Zee lama banget gak up soalnya Zee sibuk banget..sebenarnya Zee pengen banget up lanjutannya,tapi gak ada waktu senggang dan disaat ada waktu ide nya ngilang gitu ajj..

Jdi sebenarnya lanjutan ceritanya juga gak sesuai sama yang udah Zee rencanain jadi maaf klo ceritanya makin gaje🙏🙏

Otak Zee benar2 lgi blank banget🤦🤦

Terus makasih buat yang udah baca,meskipun baru berapa orang..tapi kalian dah bikin Zee tambah semangat..

Makasih😊😊🙏🙏

A Tribut LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang