A tribut love

457 32 22
                                    

Kediaman Uzumaki

Boruto pov

Aku sedang berdiri di kamarku sambil memandang bayangan pemuda tampan di hadapanku,pemuda yang sangat tak asing buatku,ya tentu saja bayangan itu tak asing karena bayangan itu bayanganku sendiri.

Setelah merasa puas dengan penampilanku,aku melangkahkan kakiku ke ruang makan dan menyapa  dua bidadari bersurai indigo yang sedang sibuk menyiapkan sarapan.

"Ohayou ibu,hime"

"Ohayou Boruto/kakak"

"Ayah belum bangun Bu?"

"Ah,ya tolong bangunkan ayahmu ya Boruto"katanya dengan senyum menawan dan selalu berhasil membuat hatiku menghangat.

"Sudah jadi hokage masih saja merepotkan"

Ya ayahku memang payah,bangun pagi saja harus selalu dibangunkan.

Tok..tok..

"Ayah cepat bangun,ini sudah siang,kau akan terlambat kerja nanti"
Dasar hokage payah..

Tak kunjung mendapat jawaban,aku membuka pintu dan melangkahkan kakiku masuk ke dalam kamar orang tuaku saat ku dapati ayah sedang mengeringkan rambutnya dengan handuk d tangannya.tumben sekali.

"Eh..ayah sudah bangun?cepatlah turun dan sarapan,ibu dan hime menunggumu"dasar ayah payah.

Tanpa menunggu jawabannya aku langsung keluar dari kamarnya.

Dan beberapa menit kemudian kami memulai sarapan kami dengan hidmat dan tenang.

"Aku sudah selesai,terimakasih atas makanannya".

"Bu,hari ini aku akan menemui Sarada,apa boleh?"
Tanya ku langsung tanpa basa basi

"Tentu,bukankah biasanya kau juga selalu menemuinya Boruto?"jawabnya dengan seulas senyum menawan di bibirnya.

"Memangnya ada apa dengan Sarada?"kini giliran ayahku yang bertanya

"Tidak,aku hanya merasa khawatir saja padanya,mungkin karena sudah beberapa hari kami tidak bertemu"
Jawabku seadanya

"Baiklah,sampaikan salam ibu dan ayah padanya ya!"

"Iya.."

"Aku juga ya kak"

"Iya hime"

Ya keluarga ku memang sudah tak asing lagi dengan Sarada,aku senang mereka menyayangi Sarada seperti anak mereka sendiri.

"Baiklah kalau begitu aku berangkat dulu"

"Hati-hati dijalan"

Boruto pov end

Sementara di tempat lain,
Kediaman Uchiha

"Apa dia sudah sadar?"tanya sebuah suara pada wanita bersurai merah yang sedang sibuk melahap sarapannya di depannya

"Sepertinya belum"

"Biarkan saja,lagipula tak lama lagi dia juga akan membuat kita kaya raya" lanjutnya

Keheningan kembali tercipta hingga sebuah suara menarik perhatian mereka.

Ting tong (anggap suara bel rumah)

Tak menunggu lama wanita bersurai merah yang akrab di panggil Karin beranjak dari duduknya dan melangkahkan kakinya menuju asal suara dengan beberapa Omelan yang meluncur dari bibirnya.

"Pagi- pagi sudah bertamu,merepotkan saja,awas saja kalau tidak penting"begitulah kira-kira Omelan wanita merah tersebut kemudian membuka pintunya dan tertegun dengan apa yang ada di hadapannya

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 01, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

A Tribut LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang