REF:Rain - 3

20 2 0
                                    

Setibanya di sekolah, para murid menyimpan sepatunya di loker sepatu dan menggantinya dengan sepatu khusus yang digunakan di ruang kelas. Setelah itu, Refa dan Takahashi berdiri bersandar di dinding jendela koridor depan kelas mereka.

Mata Refa melirik ke arah segerombolan gadis-gadis cantik di depan kelas tak jauh dari kelas Refa berada. 2-B. Tempat di mana Hana berada dan ia pun berada di 2-D. Jarak yang tak begitu jauh juga tidak terlalu dekat. Sudut matanya meneteskan air mata, entah kenapa melihat Hana, kenangannya ketika ia bersama Hana terputar kembali di dalam ingatannya. Ah sial, ingin segera Refa melupakan Hana, namun kenapa terasa sangat sulit.

Tiga tahun mereka pacaran adalah salah satu ikatan yang cukup kuat bila untuk urusan asmara. Namun, nasibnya berkata lain, semuanya tak sama yang ia harapkan. Semua hancur begitu saja. Hati Refa sakit, Hana mempermainkan hatinya begitu saja. Tiga tahun lamanya, ia sangat mencintai Hana. Akan tetapi gadis tersebut tidak ada rasa sedikit pun padanya. Aneh.

Takahashi melirik ke arah Refa tepat di sisi kirinya. Matanya pun ia arahkan kemana arah mata Refa tertuju. Hana. Sedari tadi, ia berbicara tanpa di sahuti oleh Refa ternyata pria ini masih saja melirik gadis ular itu. Takahashi menghembuskan napas lelah sembari menggeleng pelan. Jujur, ia ingin sekali sahabatnya ini cepat melupakan sosok Hana dalam hatinya. Tapi ... Bagaimana?

"Hei, secinta itu ya sama, Hana?" celetuk Takahashi membuat Refa terkejut.
Ia berpura-pura memalingkan wajah menjadi menatap lurus ke depan. Dan bingo! Mata mereka bertemu, Tanaka tepat berada di ambang pintu kelas. Mata hitam serta cokelat saling bertatap. Keduanya belum melepaskan tatapan mereka masing-masing, namun Takahashi mengacaukan itu semua dengan menggoyangkan tubuh Refa pelan.

"Kaget ya, tiba-tiba ada gadis imut keluar dari kelas?" tanya Takahashi sembari terkekeh.
Refa menyikut perut kempes Takahashi, "Minta di tonjok, ya?" tanya Refa sembari mengacungkan kepalan tangan ke wajah Takahashi.

"Haha duh iya-iya maaf deh." ucapnya sembari menurunkan kepalan tangan Refa.

"Oh ya, Tanaka-san, mau ke mana?" tanya Takahashi basa-basi.

Tanaka menghampiri dua pria tampan ini, ia membetulkan buku yang ia dekap, lalu berkata.

"Hm, aku mau ke perpustakaan. Mau memulangkan buku, sudah dua minggu soalnya."
Takahashi mengangguk-angguk mengerti, Refa masih diam tak bersuara. Takahashi menyenggol lengan Refa, sang empu pun mengibas siku sembari mencebikkan bibir.

"Sapa lah dia, Refa." ucap Takahashi berbisik pelan.

"Ah ribet banget." katanya lalu menjulurkan kedua tangannya ke Tanaka.

Tanaka merasa bingung apa maksud dari juluran tangan itu, begitupun Takahashi mereka berdua sama-sama tidak paham apa maksud Refa ini.

"Ngapain?" tanya Takahashi.

"Minta buku kamu, sini aku bawain. Berat pasti, kan?" Tanaka akhirnya paham, ternyata buku yang ia maksud. Ia sedikit mengangguk malu, tersenyum kecil lalu memberikan 3 buku pada Refa.

Ngomong dong minta buku. Dan wah ... Ga nyangka biasanya dia pake kata 'aku-kamu'. Ada kemajuan nih. Batin Takahashi.

"Gua mau taruh buku ini bareng Tanaka, lu tunggu sini." ucap Refa lalu meminta Tanaka untuk jalan duluan.

Alis Takahashi bertautan, bingung kenapa ia harus tetap berada di sini. Lebih baik ia ke kantin, makan mumpung masih belum jam masuk kelas.

©

Refa berjalan bersisian dengan Tanaka, melirik wajah imut Tanaka sesekali. Ah Refa, segitu imutnya kah gadis ini?

Dan ketika mereka sampai di perpustakaan sekolah, mereka memasuki perpustakaan ini dengan gontai. Orang-orang di dalam perpustakaan ini begitu terkejut ketika melihat Refa yang tak biasanya datang ke tempat sakral alias perpustakaan. Dan tak luput juga, mereka melihat siswi cantik di sisi  Refa. Mereka terpukau, terutama untuk siswa cowok yang mengagumi anak pindahan ini.

REF:RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang