REF:Rain 8

7 1 0
                                    

Hari ini adalah hari yang di nanti-nanti Vira yaitu Liburan Musim Panas, dia pun tak berhenti benyanyi-nyanyi kecil di sela-sela aktifitas nya di rumah. Refa yang melihat cerianya Vira, ia pun hanya tersenyum sembari memperhatikan Adiknya itu.

Tanpa di sadari Refa, Takahashi menatap Refa dengan serius, "Jadi siscon, sekarang?" Refa kaget dan tanpa sengaja ia menyenggol pot bunga yang berada di meja di dekatnya.

"Ngomong apaan coba? Ga jelas." Ucap Refa lalu berjalan menuju tempat ia menaruh sepatunya dan di ikuti Takahashi tentunya.

"Mau ke mana? Aku baru saja sampai." Takahashi menanyakan ke mana sahabatnya ini ingin pergi.

"Aku - gua mau ... " Refa menjeda ucapannya, Takahashi menautkan kedua alis, ia masih menanti lanjutan ucapan Refa.

, - gua mau ke rumah, Tanaka." Lanjutnya lalu berdiri setelah selesai mengikat tali sepatunya.

'Setidaknya pakai 'san' dong.' Takahashi membatin sembari menggeleng kecil.

Detik berikutnya Takahashi mengembangkan senyum lalu merangkul bahu sahabatnya sembari berbisik pelan, "Daebak! Tidak ku sangka kau sudah berkencan dengannya. Selamat ya."

Bletak!

"Lu orang mana bilang 'daebak' segala. Inget lu tinggal di Jepang bukan Korea." Oceh Refa sembari menyentil dahi temannya cukup keras.

'Sendirinya sama aja perasaan deh.'

"Dan kau bilang apa? Berkencan? Mikir dulu kalo ngomong." Ucap Refa sembari menurunkan tangan Takahashi dari bahunya.

"Terus apa dong? Teman saja tidak mungkin."

Refa memutar kedua bola mata sembari menghembuskan napas, "sudahlah, aku mau pergi. Kau di sini saja dan jangan ikuti aku. Paham?"

"Ah ... Baiklah." Refa membuka pintu rumah lalu menutupnya pelan. Melihat kepergian Refa - sahabatnya, ia merasakan ada keanehan.

"Aku rasa dia berbohong."

Pagi yang indah ini memang cocok untuk di nikmati. Niat awal dia akan berolahraga untuk melatih tubuhnya agar tidak kaku, namun entah kenapa perasan ia berubah begitu saja ketika Takahashi datang ke rumahnya. Ia merasakan kalau Takahashi masih menginginkan dia untuk menjalin hubungan lagi dengan Hana.

Dalam perasaan terdalamnya, ia tak mau itu terjadi lagi, ia sudah cukup di permainkan, tidak ada kata kembali untuknya. Cukup sudah berkencan dengan Hana selama Empat tahun lamanya, namun hasil akhir ia memutuskan untuk melepaskan Hana dan tak berniat untuk mencampuri segala urusan mengenai Hana lagi.

Ingatannya bersama Hana tidak begitu jelas hingga ia pusing untuk memikirkannya, yang hanya ia ingat dengan jelas belakangan ini adalah ketika perubahan Hana yang mulai bersikap dingin kepadanya. Ia hanya ingat ketika Hana memaki, membuat ia malu dan lainnya. Ia benar-benar tidak mengingat adakah kenangan 'manis'nya bersama Hana selama Empat tahun lamanya menjalin hubungan.

"Hei, kenapa aku harus memikirkan Hana lagi?" Refa tertawa kecil lalu tawa itu hilang dalam sekejap, telapak tangannya ia kepal kuat.

Mengingat Hana hanya menimbulkan rasa kesal dan amarah yang memuncak di dalam dirinya. Tanpa sadar ia sudah berada di sekitar taman yang tak jauh dari rumah.

"Sialan." Astaga, kenapa kakinya harus berjalan ke daerah ini. Di sinilah perdebatan antar kekasih  di mulai.

Mood dia hari ini benar-benar hancur berantakan, berniat untuk berolahraga sembari menghirup udara segar agar perasaan kesal kepada Takahashi hilang.

REF:RainTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang