Babak 3 : Lipan

16 1 0
                                    

"Jadi gitu ceritanya, bantu Gua dong Wil ajarin die! Gua juga ada nomor telponnya nih, bisa gua panggil kesini buat lu ajarin, ntar kelar gua lap in figurin lu dah ampe kinclong." Reyhan melirik ke arah sahabatnya sambil menggerak gerakan stik ps nya, "Hah? Ngapain anjir gw bantuin temen baru lu, deket aja kagak, kenal juga baru kemarin waktu perkenalan, eh, kiri lo ada dua tuh." "Sip gan, ntar lu bukain pintu yak, duit lu paling banyak soalnya." Reyhan menembaki dua zombi di kirinya dengan senjatanya. Wildan, Wildan Kristoff nama lengkapnya, ia adalah sahabat Reyhan sejak kecil, yang menemani Reyhan dan mengajaknya bermain setelah kepergian Ibu Reyhan, juga yang selalu menjemput Reyhan dengan mobil nya tiap kali berangkat sekolah. "EH REVIVE DAN! REVIVE! W UDAH MERAH MERAH NI !" Muka Reyhan panik karena karakternya sekarat. "Tai lah, ngerepotin baat lu, iyee tunggu bentar entar w turun kalo roundnya selesai" Wildan tersenyum sinis melihat muka Reyhan yang menyedihkan baginya.

"Lu kejam ya Dan." Reyhan memandang kesal Wildan, game yang mereka mainkan sudah selesai, keduanya sudah kalah , karakter Reyhan mati karena sekarat dan dibiarkan Wildan mati, dan Wildan mati konyol lari lari dan berakhir dikeroyok . Wildan merapikan PS3nya dan menarik napas panjang
" Oke, serius dah, emangnya harus banget apa? Emang Maiesty ga bisa belajar sendiri apa? Kok lu yang disuruh ... Tukang remed kok ngajarin orang " Wildan tertawa . "Dih, emang elu ya, gatau anjir Dan, lu tau sendiri w ga suka terlibat urusan, apalagi acara ajarin anak orang belajar, lu pikir gw kesini buat apa, hah? " jari Reyhan menunjuk ke etalase yang berisi piagam , dan piala milik Wildan.

Suasana menjadi hening, keduanya berpikir keras , Wildan tidak mau mengajar orang yang tidak ia kenal , begitu juga Reyhan yang tidak mau merusak ekspetasi teman barunya itu, ia ingin bisa dipercaya untuk sesekali . Suasana yang hening itu justru membantu Reyhan berpikir,  ide cerdas melintas di otaknya. "Dan, w pinjem toilet lu yak, kebelet gw, udah nahan sebelum main tadi." "Jangan lama lama ye, gue juga mulai kebelet soalnya." Reyhan mengantongi hp nya lalu berjalan ke toilet, ia duduk di toilet, merogoh sakunya dan mengeluarkan hp nya. "Plis bisa, plis bisa." Mukanya penuh dengan harapan.  5 menit berlalu , Reyhan akhirnya keluar dari Toilet,  "Woi, lama baat lu, w udah nu-" Belum selesai Wildan menyelesaikan kalimatnya bel pintu rumahnya berbunyi, berjalan lah dia ke arah pintu untuk membuka kan pintu dan disambut oleh kedatangan seorang perempuan. "Permisi, ini rumah nya Wildan kan? " Maiesty berdiri di depan pintu sambil tersenyum.
"Oalah sianj*ng."

Kupu Kupu Dan Kecoak AfrikaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang