Chapter 1

8.3K 566 41
                                    

Halo lagi ^^ jadi cerita ini sebenernya remake dr fanfic lama aku, ga gt panjang sih dan akan ku upload per minggu kayak sebelumnya, selamat membaca ❤️

*tulisan di italic berati flashback ya

Chapter 1

Badannya yang kecil itu terus bergetar tak terkendali , air mata sudah turun membasahi pipinya, badanya terus meringkuk di salah satu sudut kamar, herharap dirinya tidak akan ditemukan oleh orang itu.

Badanya semakin bergetar saat mendengar suara langkah kaki yang semakin lama semakin mendekat, air matanya terus dan terus keluar seiring dengan suara langkah kaki yang semakin mendekat, matanya tertutup rapat tidak mau melihat apa yang terjadi.

"Gulf sayang" terdengar seorang pria berbicara dengan lembut serta seulas senyum yang menghampiri wajah laki laki paruh baya itu.

"Kenapa kau lari?" ucap pria itu sambil mencengkram lembut tangan Gulf. Ia hanya dapat mengeluarkan isakan pelan dari mulut mungilnya, takut. Ia sangat takut.

"M-maaf" hanya kata itu yang keluar dari mulut kecil Gulf

"Maaf katamu?" Ucap pria itu dengan suara yang meninggi, tongkat baseball di tanganya terangkat tinggi membuat Gulf air mata Gulf kembali tumpah, ia berusaha memejamkan matanya, tidak ingin melihat benda itu menghantam tubuh kecilnya.

***

Gulf membuka matanya perlahan, mimpi itu lagi.. ah.. seketika saja potongan masa lalu menyeruak masuk kedalam memorinya. Membuat badannya bergetar tak terkendali.

Takut, mual, pusing.

Mengatur nafasnya, ia berusaha untuk menenangkan dirinya, setelah merasa tenang, lelaki berparas manis itu mulai melakukan kegiatan sehari harinya, mandi - memasak - sarapan, serta menyiapkan barang barang yang akan dibawa hari ini.

Setelah mengunci pintu, Gulf berjalan cepat menuju universitasnya, sebisa mungkin ia meniadakan kontak fisik dengan orang, terimakasih kepada ayahnya, bajingan keji yang membuat Gulf tidak bisa bersosialisasi seperti orang orang kebanyakan, terima kasih juga menjadikan masa kecilnya sangat menyedihkan.

~~~~~~~

Gulf mendudukan tubuhnya di kursinya, menanti dang dosen yang sebentar lagi akan masuk, sambil menyiapkan buku buku, Gulf memandang sekeliling, lelaki berparas manis itu merasa cukup beruntung bahwa temannya tidak terlalu sering melakukan kontak (terutama fisik) pada dirinya, memang dia termasuk anak pendiam dan tidak terlalu memiliki banyak teman.

Pelajaran terasa sangat cepat, tidak terasa sudah menunjukan pukul 7 malam, waktu untuk semua mahasiswa pulang, banyak dari mereka yang bersorak gembira, tidak sabar untuk melakukan pesta, terlebih lagi ini malam natal.

"Gulf.." seru suara dari belakang Gulf, menoleh kebelakang, ia melihat sesosok mungil dengan kulit yang putih serta bibirnyang merah ranum.

Ah, Mild teman sekelasnya, yang kini sedang tersenyum dan mendekat padanya.

"Mild? ada apa?" ucap Gulf sembari tersenyum pada teman sekelasnya.

"Hei.. kau tau kan kalau ini malam natal, aku dan yang lainya berencana untuk mrnghabiskan makan malam di karokean kemudian kita akan ke bar apakah kau mau ikut?" Ucap Mild riang.

Gulf berfikir sejenak, membayangkan tempat tempat yang Mild sebutkan barusan, ... yang kemungkinan terkena kontak fisik lebih mudah dari seharusnya, jujur itu membuatnya aga sedikit ngeri, memberikan wajah penyesalan ia menggelengkan kepalanya perlahan .

"Maaf, tapi aku harus pulang ke rumah" ucap Gulf lembut yang dibalas dengan mulut 'manyun' Mild.

"Ayolahhh Gulf kau kan tidak pernah ikut, sekali sekali saja naaaa " ucap Mild sedikit merajuk sambil menggenggam tangan Gulf.

Mendadak Gulf berubah pucat, matanya mengeluarkan air mata, lututnya lemas, ia jatuh terduduk, siluet masa lalunya tergambar jelas di matanya sekarang. Nafasnya berubah menjadi cepat dan tak beraturan.

Mild yang sedari tadi melihatnya menjadi khawatir, mencoba membantu Gulf berdiri, namun Gulf menolaknya dengan halus.

"Maaf aku.. aku harus pulang" ucap Gulf melangkahkan kakinya cepat tanpa mendengarkan seruan Mild yang memanggilnya.

Sial.. kenapa susah sekali Gulf?

***
Gulf menegak air mineral dengan cepat, ketegangan masih ada pada dirinya, ia takut, ia tak bisa, sama sekali tak bisa melakukan kontak fisik dengan orang lain. setiap orang lain menyentuhnya ia akan selalu teringat kejadian masa lalunya.

Tak mau ambil pusing, ia menuju dapur rumahnya, perutnya sudah berbunyi.

Gulf membuka kulkasnya yang kebetulan kosong, ah dia lupa membeli bahan makanan!

Berjalan ke lemari, setidaknya ia memiliki ramen instan yang bisa di makanya hari ini, lagi pula itu mudah, tinggal memasukan mi dan menunggu sampai matang saja.

Gulf mengambil panci dan segera memasak makanan instan itu, harum bumbu pada mi instan tersebut berbaur dengan udara, membuat perut Gulf semakin berbunyi.

"Gulf sayang kau manis sekali"

"Gulf, papa sayang kamu"

"Kau merasa nikmat kan?"

Walau sedang memasak makan malam pikiran Gulf tak tentu arah, entah kenapa memori memori sial itu kembali berputar di otaknya, membuat badanya bergetar, ia takut, takut jika orang itu kembali lagi, dan menghancurkan hidupnya sekali lagi.

Sialnya, sekarang Gulf dapat merasakan orang itu menyentuhnya dengan kasar, dan jika saja Gulf menolak, ... ah bahkan Gulf sendiri heran kenapa ia masih bisa hidup dulu.

Ting tong

Lamunanya terhenti, Gulf mendelik mendengar bunyi bel rumahnya, melepas celemeknya ia bergegas menuju pintu rumahnya, membukanya perlahan.

Matanya dapat melihat sesosok pria tampan dengan sebuket bunga serta sebotol wine tersenyum padanya, senyuman yang dapat membuat jantung Gulf berdetak lebih cepat dari biasanya.

To be contiuned

Halo semuaaa ketemu lagi sama aya 😂😂bagaimana ceritanya? Bisa tulis komentar kalian di coment ya !

My guardian angel [complete]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang