#Inlander

82 11 1
                                    

Tony menatap pantulan dirinya di cermin, hari ini dia terlihat sangatlah tampan. Dia memakai setelan tuxedo, dengan bunga tulip disaku kanannya. "I hate my life."

"Kau akan menikah dengan gadis paling cantik di dunia, bersyukurlah."

Tony tidak sadar, bahwa James sudah berdiri di belakangnya. "I don't love her James."

"Iyasudah, nanti aku saja yang menggantikan malam pertama-mu."

Tony mengerutkan alisnya, "Sialan."

Pengawal kerajaan datang menghampiri Tony, sudah saatnya dia harus ke hall pernikahan.

Dengan formasi Tony di kawal menuju hall, semua petinggi kerajaan, bahkan raja dari negara lain pun hadir mengisi acara pernikahannya. Pintu hall terbuka, dengan rasa gugup Tony berjalan di atas karpet merah.

Semua mata menatap calon penerus tahta Belanda, dia berhenti tepat di depan singgasana ratu. Sekarang saatnya menunggu calon mempelai wanita.

"Rosemary Elizabeth Monroe." ketika namanya di panggil, pintu hall terbuka.

Menampilkan gadis cantik dengan balutan gaun pernikahan yang indah, Tony tersenyum melihat wajah cantik calon isterinya.

"You look beautiful." puji Tony.

Ke-duanya saling mengikrarkan janji suci,

Tony menyentuh wajah isterinya, kemudian mengunci bibir milik Rose menggunakan bibirnya.

Para tamu undangan-pun, bersorak bahagia. Tony menahan rasa ingin menangis, dadanya sangat sesak. Dia menikah dengan gadis yang sama sekali tidak ia cintai.

Dia memutuskan untuk meninggalkan hall pernikahan, menuju balkon kamarnya. Dengan wine di tangannya, dia merasa lebih tenang.

Dari balkonnya terlihat laut lepas, Tony berfikir apakah di sebrang samudera sana, ada gadis yang sedang menunggunya?

"Anthony Edward Stark." bisik suara gadis.

Tony menoleh ke gadis yang memanggilnya, kemudian dengan cepat dia mengalihkan pandangannya ke laut lagi.

Rose memeluk tubuh Tony dari belakang,
"Aku mencintaimu." bisiknya. Perlahan Rose membuka kancing kemeja Tony.

Tony yang merasa bergairah, dia membalikkan badannya kemudian melumat bibir Rose. Tony membuka kancing gaun Rose, kemudian membelai wajahnya.

Tony menggendong tubuh Rose lalu meletakkannya di atas kasur, "Kiss me." desah Rose.

Tony menyium leher Rose yang membuatnya mendesah kenikmatan, "Do you love me?" desah Rose di telinga Tony. Tapi Tony menghiraukan pertanyaan Rose, dan lanjut melakukan aksinya.




Hari keberangkatannya menuju tanah Nusantara telah tiba,
"Jaga nama baik Belanda." kata ibunya.

Tony hanya mengangguk saja, kemudian dia di jemput oleh kereta kuda menuju dermaga.

"Tony?" panggil Rose.

"Hm." balasnya singkat.

"Berjanjilah padaku, saat kau kembali kita akan melanjutkan keturunan." pinta Rose, dia mengaitkan lengannya di lengan Tony.

"Lihat nanti." Tony mengecup kening Rose, kemudian menyium bibirnya dengan lembut.

Dengan berat hati, Tony melangkahkan kakinya menaiki tangga kapal. Dia bisa melihat Rose yang masih setia menunggunya.

Rantai kapal-pun dilepas bertanda, kapal sudah siap berlabuh.
********************************************

"Saya akan membaktikan hidup saya guna kepentingan perikemanusiaan. Saya akan menjalankan tugas saya dengan cara terhormat dan bersusila, sesuai dengan martabat pekerjaan saya. Saya akan memelihara dengan sekuat tenaga martabat dan tradisi luhur jabatan kedokteran." lafal gadis ini dengan lantang.

Hari ini dia sudah resmi menjadi dokter, gadis ini bernama Kirana Van Agatha, alumni STOVIA. "Kirana." ayahnya langsung memeluk tubuh anak gadisnya.

Dia membelai rambut Kirana, "Ibu." sapa Kirana kepada ibunya.

"Sejak kecil ibu sudah tahu, bahwa kau akan tumbuh menjadi gadis yang berpendidikan." kata ibu Kirana. Suasananya sangatlah haru, Kirana merupakan satu-satunya wanita yang bisa lulus untuk menjadi dokter.

Falling In Love with An InlanderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang