Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"heh, cewek!"
"woi, cewek!"
"Tara!"
teriak gue ketiga kalinya, gak tahu ini orang fungsi telinga untuk apa, dari tadi gue panggilin gak noleh juga, di panggil namanya aja baru menoleh.
"REIIII" heboh Tara yang berlari menghampiri gue duduk di gedung BP3, sekarang lagi hujan, lumayan deras, makannya gue lagi meneduh, meneduh dengan orang-orang yang gak gue kenal dari departemen lain. ya intinya gue sendirian
"elo ngapain? udah tahu hujan" tanya gue yang bersandar pada tembok gedung BP3, Tara lagi mengusap baju kuning neonnya yang kebahasan, kalau pakai baju terang kan kelihatan
"mau jalan-jalan dong sama Dito!" sambarnya senang, tapi gue gak senang, bukan gak senang karena Tara mau pergi dengan Dito, itu sih terserah mereka, ada kucing yang mendekati gue
"elah, kenapa sih,"
"dia mau ikut berteduh juga, Rei" Tara yang peka, coba kalau gue berkumpul dengan anak himpunan, udah dimaki-maki gue karena takut sama kucing, memangnya orang kayak gue gak boleh takut dengan sesuatu? itu kan suatu hal yang manusiawi
"ya, kan bisa gak dekat gue, masih lega gini kok!" gerutu gue yang gak nyaman di dekatin oleh kucing, akhirnya Tara menjauhkan kucing itu dari gue, dia membawa ke pojok gedung BP3, disana kucing itu gak terkena hujan kok, gak tega juga sih, tapi kan gue takut kucing
"udah ya, sayang, gak usah panik lagi" celetuk Tara sambil membersihkan tangan dengan tissu basah yang ada di tas kecilnya, gak tahu gue itu jenis tas apa, yang gue tahu cuman backpack dan totebag
"main mulu lo, evaluasi Teknik Cup!" celetuk gue ke Tara yang asik memegang handphone, mungkin lagi bertukar pesan dengan Dito
"kapan sih?" tanya Tara yang memasukkan handphonenya kedalam tas kecilnya itu, lalu sambil menggosokan kedua tangannya
"nanti sore, di Kantek dalem," jawab gue cepat, "mau pakai jaket gue?" tawar gue ke Tara, malas juga sebenarnya orang habis ini dia mau pergi dengan Dito, ya tapi kan gue kasihan melihat Tara kedinginan
"gue kan cuman anggota danus, gak perlu ikut kan?," tanya Tara yang ngeselin, ketua acara dengar pasti udah dikasih konsekuensi ini orang berbicara seenaknya, "mau banget, dinginnnnnnnn" jawabnya yang masih menggosokkan kedua tangannya, gak usah di tawarin juga pasti orang ini akan minta sendiri, kasihan aja gue, jadi gue tawarin
Depok sekalinya panas, panas banget. dingin, dingin banget. gak ngeluh gue, cuman, ya memang itu yang gue rasain selama mencari ilmu di Kota ini, yaelah, lebay banget gue.
gue langsung melepas jaket abu-abu yang gue pakai dan menyisakan kaus lengan pendek berwarna hitam bertuliskan IMS 2017, gak ada baju lagi gue sumpah, malu banget sebenarnya, mungkin teman-teman gue yang sesama IMS baju yang kayak gini udah di jadiin kain lap, sedangkan gue masih memakainya. gak apa-apa, berarti gue masih menghargai. belum ambil ke laundry, dan belum dibalikin sama Tara, kemarin pulang kerumah gue gak bawa baju juga sih, cuman naruh baju kotor aja, yaudah lah nasib gue gak ada baju.