3. Film Favorit

108 12 0
                                    

Rei

sama seperti di film favoritmusemua cara akan kucobawalau peran yang aku mainkanbukan pemeran utamanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

sama seperti di film favoritmu
semua cara akan kucoba
walau peran yang aku mainkan
bukan pemeran utamanya

"REIIII, ELO UDAH BANGUN?," teriak Tara sambil mengetuk pintu kostan gue, sebelum membuka pintunya, gue mematikan lagu yang terputar di Ipod jadul gue, "REIIIII, BUKAAAA" teriaknya lagi, bisa kena tegur tetangga sebelah lagi nih gue

gue langsung membuka pintu kamar kostan yang udah gue tempati selama hampir lima bulan ini, by the way, gue ngekost di Kutek, gak jauh lah buat ke FT. jalan kaki juga sampai.

"Tar, jangan berisik. ini anak FEB sebelah gue, kemarin negur gue karena lo teriak memanggil nama gue kemarin" celetuk gue pelan, takut orang yang gue omongin masih di dalam kamar kostnya

"ish, lebay tuh dia, suruh ngekost di kuburan aja kalau mau yang sepi" jawab Tara sambil melepas sepatunya dan mau masuk ke kamar kost milik gue, tapi gue tahan, kali ini gue pernah di tegur Ibu pemilik kost gara-gara Tara masuk ke dalam kamar gue. memang jelas peraturan disini gak ngebolehin perempuan masuk ke dalam kamar, hanya sebatas ruang tamu di depan aja. begitupun, kostan yang Tara tinggali, jadi gue hanya bisa duduk di ruang tamu yang disediakan disana.

"Tar, ini asli gue gak bohong, elo gak boleh masuk kamar gue, Tar," terang gue, Tara gak mendengar, dia malah dorong badan gue juga biar masuk lagi di kamar, "ini, Tar, elo baca nih" kata gue yang menunjukkan tata tertib kostan yang gue tinggali yang berada di tembok samping kanan pintu kamar gue

"ih, ribet!," kesalnya, "terus gue tunggu di bawah gitu, Rei?" tanyanya sambil menunjukkan ruang tamu kost yang berada di lantai bawah

gue mengangguk, "iya, udah sana tungguin. gue mau mandi" jawab gue sambil menutup pintu kamar kost sebelum Tara menyangkal jawaban gue

-

"lo ada matkul apa sih? rapih banget?," komentar Tara melihat gue memakai kemeja, "wangi banget lagi? ini lo pakai parfum yang gue kasih tahu itu?" tanya Tara lagi

"Mekanika Tanah," jawab gue, ada aturan dari dosen mata kuliah Mekanika Tanah untuk mahasiswanya memakai kemeja biar rapih, gue pernah kelupaan gak pakai kemeja, berakhir gue gak boleh masuk kelas, karena memang diharuskan banget buat mahasiswanya memakai kemeja, "iya, Tar, pilihan lo gak pernah salah" jawab gue lagi

Tara mengangguk mengerti, "Teknik Cup, Sipil masuk final ya?" tanyanya dia lagi sama gue

"IYA LAH," teriak gue dengan bangganya, "lawan anak Arsi, lemah semua" celetuknya gue lagi sampai dipukul sama Tara

"sombong lo!," kesalnya sambil memutar bola matanya malas ke arah gue, "kapan final?" tanya Tara, masa sih dia gak tahu

"nanti sore, jam empat. nonton ya lo? gue tunggu pokoknya!" suruh gue ke Tara

Eternally YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang