Once We Come Across Love

Chapter 7: This Time, Ling Chao's Face Is Coming Closer And Closer...

Sejak saat itu, Ling Chao mulai belajar mandiri pada malam hari. Dengan cara ini, setelah belajar mandiri berakhir, dia bisa menjemput Xiao Tu di sekolah seni bela dirinya. Tentu saja, jika Anda bertanya kepadanya, dia akan mengatakan dia tidak akan keluar untuk Xiao Tu, tetapi dia sedang dalam perjalanan pulang.

Sikap "dalam perjalanan" Ling Chao membuat Xiao Tu bahagia tanpa henti. Tiga jam latihan sudah membuatnya sangat lelah, dan dia masih harus bersepeda ke rumah. Itu hanya siksaan. Ling Chao membuat semuanya menjadi sederhana. Dia tidak perlu khawatir melewati lorong gelap atau harus bersepeda sejauh itu ke rumah. Itu sangat baik sehingga dia bahkan bisa bersandar padanya dan tidur sebentar, ini jelas perawatan VIP.

Seperti ini, satu bulan telah berlalu dan kompetisi seni bela diri junior akan segera dimulai.

Akhir pekan terakhir sebelum kompetisi, guru Wu memilih anggota yang akan berpartisipasi dalam kompetisi. Ada juga Xiao Tu yang awalnya merupakan pengganti di antara yang terpilih.

Setelah latihan malam itu, Xiao Tu berjalan ke bawah sambil bersenandung. Di lantai bawah, dia melihat Ling Chao di sepedanya, satu kaki di atas pedal dan satu di tanah, menunggunya.

Xiao Tu dengan cepat berlari, dan dengan semangat berkata sebelum berhenti, "Biarkan aku memberitahumu kabar baik."

"Apa itu?"

"Kakak magang seniorku di kelas menderita radang usus buntu, dan dia dirawat di rumah sakit."

Ling Chao menatapnya, "Bagaimana ini kabar baik?"

"Tidak, biarkan aku selesai!" Xiao Tu melanjutkan tanpa menghirup udara, "Saudari magang senior ini adalah salah satu anggota utama untuk kompetisi ini, karena dia tidak bisa pergi lagi, guru menyuruhku menggantikannya."

"Kau berpartisipasi dalam kompetisi?" Alis Ling Chao sedikit terangkat.

"Ya!" Xiao Tu mengangguk dengan gembira. "Kali ini, sebagian besar peserta adalah siswa sekolah menengah, dan satu-satunya siswa sekolah menengah adalah aku. Guru berkata bahwa aku memiliki potensi. Siapa tahu kalau aku akan mendapat penempatan yang bagus! Beberapa hari yang lalu, ibuku mengatakan bahwa jika aku membawa hadiah kembali, maka selama ujian masuk sekolah menengah aku mungkin mendapatkan poin tambahan ... "

Sementara Xiao Tu berbicara tanpa henti, ekspresi Ling Chao semakin tenggelam. Ketika dia selesai, dia bertanya, "Kapan pertandinganmu?"

"Rabu depan, aku pikir mereka mengatakan itu selama tiga hari."

"Rabu depan, aku akan ke A-High." [1]

A High? Ketika dia tiba-tiba mengatakan ini, Xiao Tu sedikit bingung. "Apa yang akan kau lakukan di A-High?" Berbicara tentang A-High, itu adalah sekolah menengah terbaik di kota. Dilaporkan bahwa jumlah orang dari sekolah itu yang diterima di universitas nasional bergengsi setiap tahun sangat mencengangkan. Banyak selebritas yang lulus dari sekolah menengah ini. Ling Chao mengatakan dia ingin pergi ke A-High, mungkinkah ...

Xiao Tu mengguncang dirinya dan kembali ke dunia nyata. "Sekolah tidak mengirimmu untuk belajar di A-High, kan?"

Ling Chao melirik penuh arti padanya dan mengangguk.

"Itu hebat!" Xiao Tu sangat bersemangat sehingga dia melompat. "Ibu baptis pasti akan senang bahwa kau ingin pergi ke A-High. Beberapa hari yang lalu dia mengatakan kepada aku bahwa A-High adalah sekolah yang sangat bagus ... "

"Bagaimana denganmu? Ling Chao tiba-tiba bertanya.

Xiao Tu tidak mengerti. "Aku? Bagaimana denganku?"

"Apakah kau ingin aku pergi ke A-High?"

Xiao Tu tidak mengerti mengapa dia menanyakan hal ini. Berhenti sejenak, lalu berkata, "Tentu saja, aku harap kau pergi! A-High adalah sekolah yang sangat terkenal. Di masa depan ketika aku memberi tahu orang lain bahwa adik lelaki dewaku sedang belajar di A-High, betapa mengesankannya kau ... "Berbicara tentang itu, ia merasa sangat puas diri. Setelah selesai dan kembali ke kenyataan, barulah ia menyadari bahwa ekspresi Ling Chao tidak benar.